Friday, December 31, 2010

Akemashite Omedetou

Minna,,
ga kerasa udah 2011.
rasanya baru kemarin single Hitomi no Screen di buat..
Sekarang udah ganti tahun.

fuhh...
dari pada gitu,
aku cuma mau bilang buat semua (terutama Hey!Say!JUMP)
Akemashite Omedetou ^^

[fanfics] akhir tahun bagi Hey!Say!7

Suasana siang itu begitu sepi, cuaca sangatlah dingin menembus ke kulit. Yuto dan Yama hanya bermalas-malasan di rumah berdua, bersama dengan penghangat ruangan mereka.
Chinen dan Ryuu sedang jalan-jalan keluar berdua, menikmati hari terakhir tahun 2010 ini. Sedangkan Keito sedang berkumpul dengan Hey!say!BEST entah kemana.
"BOSEN!!" teriak Yama tiba-tiba, membuat Yuto hampir terjatuh dari kasurnya yang empuk.
Yuto memegang kepalanya yang barusan kejedug di lantai. "apa Yama? Ngagetin aja"
"bosen! Amat bosen!" protes Yama, Yuto hanya mendengarkan keluhan Yama.
"kenapa kamu tidak ikut Chinen dan Ryuu saja? Atau Keito?"
"malas" hanya itu jawaban Yama. Yuto hanya menatap temannya yang satu itu.
Yama mencoba menyalakan TV mencari siaran yang bagus. Beberapa saat kemudian dimatikannya kembali.
"kenapa?" tanya Yuto bingung. Yuto yang sejak tadi sibuk dengan komiknya sama sekali tidak merasa bosan. "tak ada film bagus! Semuanya tentang tahun baru." sejenak semua diam, lalu tiba-tiba Yuto tertawa keras.
"ya iyalah! Bagaimana sih? Kan besok udah tahun baru? Masa mau di setel film kuno! Ga zaman kali" kata Yuto lalu bangkit berdiri menaruh komik yang sejak tadi di bacanya di meja, sudah selesai.
Yama menggembungkan mulutnya sebel, dasar Yuto, ga ngerti perasaan orang aja. Yama melihat Yuto mengenakan jaket tebalnya dan berjalan keluar, "mau kemana?" tanya Yama.
"mau ke depan, mau menikmati hari terakhir. Masa mau dilewati begitu saja? Mau ikut?" ajak Yuto.
"IKUT!!" Yama segera berlari menghampiri Yuto, Yuto hanya tersenyum melihat tingkah Yama. "ayo cepat! Sudah jam 3 nih!" Yama segera berlari mengambil jaket tebalnya dan ikut Yuto keluar.

Tak terasa hari sudah malam, Chinen dan Ryuu sudah pulang, sekarang hanya mereka lah yang berdua dirumah. Tadi sebelum pulang, Chinen dan Ryuu mampir ke supermarket untuk belanja cemilan untuk merayakan malam tahun baru. Makanan tersebut sekarang masih di simpan. "ahh, kemana yang lain?" tanya Chii. Ryuu hanya mengangkat bahu. Dilihatnya jam di dinding, sudah pukul 8 malam.

Jam 10 lewat 10, Keito baru pulang, dilihatnya dirumah hanya ada Chinen dan Ryuu berduaan. "yang lain kemana?" tanya Keito, entah pada siapa. "maksudmu Yuto-kun dan Yama-chan?" tanya Ryuu. Keito mengangguk membenarkan, "entahlah, ketika kami pulang juga mereka sudah tak ada. Padahal tadi mereka tidak mau ikut" Keito hanya manggut-manggut.
"Kamu bawa apa?" tanya Chinen ketika melihat Keito pulang dengan bawaan yang banyak. "oo, ini. Tadi aku lihat penjual kembang api, jadi ku beli saja. Entar malem kita nyalakan bersama oke?". "YEE!!" kata Chii senang, Chii melompat-lompat kegirangan Segera merapikan. Lalu mereka bertiga kembali ngumpul di ruang tengan dengan TV yang masih menyala.

Waktu kembali berlalu, sekitar jam setengah 12 kurang dikit akhirnya Yuto dan Yama pulang. Yuto dan Yama hanya nyengir ketika dilihatnya Chinen, Ryutaro, dan Keito menatap mereka berdua dengan tatapan sinis.
"gomen minna-san, kami berdua ga nyadar sudah malam, jadi ya... Hehe" kata Yama sambil nyengir kuda. Yuto juga nyengir.
"Ini nih, aku bawakan terompet buat bersama. Untuk memeriahkan tahun baru" kata Yama, sedikit mengalihkan pembicaraan. Semua mengangguk.

Mereka sibuk menonton di depan TV, menyaksikan Hey!say!BEST di TV sedang menghitung mundur selama 1 menit. Hey!say!7 yang hanya bisa menyaksikan lewat TV malam itu, segeralah mereka berlima, dan lagi-lagi hanya bisa berlima ikutan Hey!say!BEST menghitung mundur. Kegiatan makan pun dihentikan, secara serempak, penonton, Hey!say!BEST, hey!say!7, serta anak JE lainnya menghitung mundur dari 10.
"JUU! KYUU! HACHI! NANA! ROKU! GO! YON! SAN! NI! ICHI! ZERO!! YEEEEYYYY!!!!" teriak semua orang. Suasana riuh. Dari TV dapat dilihat semua orang berpeluk-pelukan lompat-lompat, teriak-teriak, bertepuk tangan, menyanyi. Tak kalah riuhnya dengan Hey!say!7 yang hanya di rumah. Mereka saling berteriak bahagia. Terompet pun di tiup secara bersaut-sautan, tak ada jeda sama sekali. Lompat kesana-kemari.
Malam gelap berubah menjadi terang akibat kembang api terus diluncurkan. "AKEMASHITE OMEDETOU MINNA-SAN!!! AKEMASITE OMEDETOU!!" teriak Hey!say!BEST kepada para penonton, dilanjutkan oleh JE lainnya. Semua bersorak.
Dari arah Hey!say!7, tak kalah Chinen, Ryuu, Keito, Yama, dan tak lupa Yuto juga menyebutkan selamat tahun baru kepada satu sama lain.
"akemashite omedetou, selamat tahun baru" ucap mereka serempak.
Ahhh, tahun baru yang menyenangkan!! Pikir Yama senang, menatap temannya yang saling berpelukan.



Gomen, ceritanya aneh.
Soalnya yang lagi kebosenan itu aku, bukan Yama. hehe...
jadi ini FF apa adanya..

Wednesday, December 29, 2010

Yuto ada dua?

Bingung kenapa Yuto ada dua?
sebenernya itu mimpi-ku semalam.
Mimpi cukup aneh..

Jadi gini,
Siang itu (ga tau kenapa aku bisa di Tokyo) lagi jalan-jalan.
niatnya mau beli oleh-oleh buat bawa pulang..
Terus aku nemu satu toko. Ga tau kenapa aku pengen banget dateng ke sana..

Entah beberapa lama aku diam disana tanpa ngapa-ngapain
Harusnya ditendang sama pemilik toko tuh tiba-tiba anak pemilik tokonya dateng..
dan aku SHOCK banget!!
soalnya yang dateng tuh CHIBI YUTO.
Dia ga di bolehin masuk gara-gara pulang telat. akhirnya di hukum ga boleh masuk
*pengen ku seret ke rumahku deh*
Beberapa saat kemudian, dateng lagi satu cowo tinggi nan KAKOII
>///<
pas aku liet,,
YUTO!! asli kakoii banget..
Yuto yang udah gede, bukan masih kecil kayak yang satunya.

Tapi.....
Chibi Yuto : Niichan pulang telat! pasti ga di bolehin masuk juga
Yuto : Ga mungkin! lied ini..
*Okaasan-nya Yuto keluar*
Okaasan : *aku lupa dia ngomong apa, tapi intinya sama kayak Chibi Yuto*
Yuto : Aku abis ngerjain tugas bareng temen. beneran!!
padahal abis main

Akhirnya Yuto ga jadi di hukum, Yuto melet ke Chibi-nya..
dan entah apa yang ku lakukan,
aku hanya berdiri ngelietin percakapan mereka tadi..
Dan aku aja aku mendekati Yuto,,,

*domo Chinen Yuri desu ....*
Ada SMS masuk, dan akhirnya kebangun..

AHHH..... NYEBELIN!!!
padahal lagi asyik-asyik mimpiin Yuto.
:(

Akhirnya ya aku ga bisa ngobrol sama Yuto di mimpi itu :'(
*gigit sapu tangan*

Yaa, jadi gitu deh mimpi-ku yang CUKUP AJAIB itu..
cukup melihat dari jauh aja dan dalam mimpi itu aja udah bikin aku seneng banget..
ahhh...
XD

Monday, December 27, 2010

Download : Making + PV Arigatou Sekai no Doko ni Itemo

Minna,
ini aku punya link buat download Making Arigatou sekai no doko ni itemo.
Tapi aku sebel banget,
soalnya di sini sama sekali ga ada favoritku..
si YamaJima itu lohh...

Entah kenapa Yuto sama sekali ga mau deket-deket sama Yama..
atau perasaanku doang?
Semoga sih perasaan doangg..
*amin*

Download Making :
#Making :Making PV

Download PV :
#AVI : PV Arigatou sekai no doko ni itemo
#MP4 : PV Arigatou sekai no doko ni itemo

Download : Making Ultra Music Power

Konbawa minna-san,,
>.<

Minna, Bagi yag mau, aku ada Making Ultra Music Power..
Tapii..
*selalu ada tapi*
Ga ada Sub-nya, alias masih bersih sih sih sih,,,

Tapi lumayan lah buat yang kangen-kangen sama mereka pas masih Chibi,
pengen lied tampang mereka,,
hehe...

Making Ultra Music Power :
#Part 1: Making part-1
#Part 2: Making part-2
#Part 3: Making part-3

Wednesday, December 22, 2010

Kangen YamaJima...

YamaJima? Kemana kalian berdua?
I miss you two so much..

Udah lama aku ga lied YamaJima berduaan,,
setau ku Yama sekarang lebih sering bareng sama Chii..
Kenapa??

1) mungkin Yama udah bosen males sama Yuto *di tendang Yuto*
2) Yuto cemburu sama Chii *ga mungkin lah..*
3) Lagi berantem. *lebih masuk akal*
4) Lupa ingatan kalo mereka BFF *jiahaha.... 100% ga mungkin*

Yang pasti aku kangen berat sama mereka berdua..
kapan mereka mau mesra-mesraan lagi?
*hehe, emangnya pacaran*

Yama, jangan ke Chii melulu..
Yuto juga! deketin Yama dong,,

Huee... T.T *nangis makin deres*
Chii... *lari ke pelukan Chii*

Chii : "Doushita no?" *tatap mata Chiya lekat-lekat*
Chiya : "YamaJima udah ga akur" *nangis lagi*
Chii : "cup.. cup.. cup.." *meluk Chiya*
>///<
UAA... Hayalan ga guna! Fiuuhh... *di tiup*

Pokoknya, kalo aku bisa ketemu YamaJima,
I just wanna say
I MISS YOU, chu chu chu *kissu YamaJima*
>.<9

#plakk *di tampar fansu lainnya*
>w<



Download : Niini no Koto Wasurenaide

Minna...
aku baru dapet ini link..
aku belom nonton sih film nya kea apa..
jadi ga bisa ngasih tau isinya kayak apa..

Tapi menurut perkiraanku, ni film lumayan seru,,
soalnya Yama ikut main *jiahhh....*

Tapi ga da salahnya kan kalau coba di tonton?
hehe,,,

Demo,,,,
*krikk.. krikk..*
Aku belum dapet hardsubs nya..
jadi tolong ya,
kalau yang tau, minta di share di comment aja,,
pleasee,,,
*puppies eyes versi Chinen Yuri*

Download : Niini No Koto Wasurenaide


 Ada Yamada Ryosuke-nya lohh... >///<

Tuesday, December 21, 2010

Making PV Hey!Say!

Hikss...
Aku kangen saat-saat mereka masih kecil..
kangen pas mereka masih ber-5.

Ada banyak hal yang udah ngga ada sama mereka sekarang...
...

*sedang mengenang masa dulu* *bengong sendiri*
=> YamaJima masih akrab banget
=> Chii manja banget sama Yuya (paling ngegemesin deh)
=> Yama iseng banget sama Dai-chan
=> Gaya Yuto juga banyak yang aneh-aneh *ngatain suami sendiri*
=> Yama kawaii banget *kea sekarang ngga aj*
=> Chii suka di pangku sama Yuya dan Dai-chan
*haduhh, Chii. sini aku pangku*

Banyak deh hal yak tak terlupakan saat masih berlima,,
huhuhu... T^T *banjir makin deres*









Monday, December 20, 2010

Download : lagu-lagu single ke-6

Udah pada punya lagu Hey!Say!JUMP yang di single ke-6 belom?
kalo belom, kalian bisa download di sini... 

Download : Futari kage no basho

Download : Arigatou sekai no doko ni itemo

Download : Fly

Donload : Snow Song

Lagunya enak-enak banget dehh...
ga kalah bagus sama lagu yang sebelum nyaa...
Romantis bangett >.<

Favoritku tuh yang Futari kage no basho,,
.... *ngebayangin Yuto nyanyiin buatku*
uaaaa.... *langsung pingsan*
XD

Jadi, Aku jamin kalian ga bakal nyesel deh kalo denger lagu mereka yang satu ini...

Lirik : Arigatou Sekai no Doko ni Itemo



Lirik bahasa Jepang :

We say Oh arigatou
Hey! Sekai wa ichi? Ni?
Sankyuu to na kimi wo nosete
Hey! Sekai no ashita?
Asatte shiasette ni tsudzuku yo

wandamuru wandafuru
terenaide TEREMAKASHI (TERIMA KASIH)
So bokura wa ningen Jin-Say! everyday obrigado
Dankensen
Now dandan kansha ga
gracias
Sekai ni afuredasu Come on

Arigatou thank you for Sekaijuu e no hagu (ha ha)
xie xie sha- yonsennen
Shake it! (Yeah!!)
Odorou (oh!)
exciting!

spasibo! spy movie wonderful de ano fashon
Guratto kite mou grazie grazie chekerau yo
Wow Wow Wow Wow
I LOVE YOU “arigatou”

Hey! Sekai wo dakishimeTAI
KHOB KHUN KRUP de Clap your hands!
Hey! Sekai wo mezase meda wo ase mazu ippo salamat po
oide yo come on
the? BEACH kyoukansha TOSIAH kansha (kansha)

So bokura wa isshou show me gamushara ga MU TASHÁKKIR
MERCI BEAUCOUP
Now dondon kansha ga
komawoyo
chikyuu wo tsutsumidasu Come on

Arigatou thank you for
Seikajuu to kissu (ha ha)
shout shout choujou kara
Doumo xie xie (Yeah!!)
Sakebou (oh!)

BAIKARUko ni SPASIBO wo
chirigamete SPANGLE de
roma no kyuujitsu wo sugoshite
grazie grazie charge shiyou yo
Wow Wow Wow Wow
I LOVE YOU „arigatou“

Ari ari ari Thank you you!
Just Gato Gato Gato Arigatu
Sanrokugo days
Yo yo yoroshiku hitori ja nai yo
HAPPINESS

„We are JUMP!!!“

Saa kansha wo tsutaeyou sou sa
Kimochi wo arawasu no sa
Yorokobi au toki mo (Yeah)
Hagemashiau toki mo (Oh)
Itsumo utau you ni So aikotoba „Thanks“

lirik bahasa Indonesia :

We say oh, arigatou
Hey! Dunia adalah satu? dua? tiga dengan mu dimana aku mau katakan terima kasih
Hey! Dunia esok hari? masih berlanjut lusa dan dua hari setelah besok
Vandane wonderful
Jangan malu-malu, terima kasih (terima kasih)
Jadi kami dan semua, Jin-Say! (dimana kita tinggal) setiap hari, obrigado

Danke schön
sekarang, terimah kasih dari kami
Gracias
mengalir ke dunia, Come on

Terima kasih, thank you for…!
sebuah peluk untuk seluruh dunia
Xiexie, sha-, untuk empat tahun
Shake it!
Ayo menari!
Exciting!
Spasibo, mode keren di film mata-mata
ini sudah seperti itu, grazie, grazie
Wow, wow, wow, wow
I love you “arigatou”

Hey! aku mau memeluk seluruh dunia (Thai)
dengan khob khun krup, tepuk tangan-mu!
Hey! maju untuk dunia dengan meda wo ase, dengan langkah pertama, salamat po
Come here, ayo (ayo)
The? Beach, dengan simpati dari kita, tooshaa, terima kasih
Jadi kita semua satu waktunya pertunjukan hidup, reckless mu tashàkkir
Merci beaucoup
sekarang terima kasih dari kami
Komawoyo
Menelan seluruh bumi Come on

Arigatou, thank you for…!
sebuah ciuman untuk seluruh dunia
Shout, shout, dari tembok besar Cina
Hello, xiexie
Ayo berteriak!
Spasibo di danau Baikal
Setting the spangles, menghabiskan liburan di Roma
Ini sudah seperti itu, grazie, grazie, ayo mulai
Wow, wow, wow, wow I love you “arigatou”

Ari ari ari, thank you you!
Just gatou, gatou, arigatou
365 days
Yo, yo, yoroshiku, kamu tidak sendirian
kebahagiaan

“We are JUMP!”

ayo perlihatan rasa terima kasih kami, seperti itu
kami akan memperlihatkan perasaan kami
untuk kebahagiaan
untuk suatu dorongan
itu seperti kami akan menyanyikan ini selalu, jadi kodenya “thanks”

Download : Nobuta wo Produce

Minna...
*nada manja*
coba tebak apa yang ku punya?
Link-nya Nobuta wo Produce lohh...
#gubrak
hehehe...


Tanpa sengaja loh dapetnya (lagi)...
Bagi yang belom pernah nonton, silakan di tonton.
tapi jangan lupa download dulu..
hehehe,,,

Ini dari episode 1 sampe selesei,,
btw, di sono ada suamiku tercinta lohh...
hoho,, *ketawa genit*
*di kejer massa*

dozo,,,

Download : Nobuta wo Produce

Tantei Gakuen Q



Tantei Gakuen Q..
Salah satu film yang bikin aku tergila-gila sama Hey!Say!JUMP
gara-gara lied Yama main di film ini.
tapi kok bisa ya,
aku nontonnya Yama tapi malah jatuh cinta sama Yuto? >///<
Yuto, kamu apain aku?
*di tendang fansu Yuto*

Pas aku pertama kali nonton video ini..
aku langsung suka sama lagunya.
Ga tau kenapa, rasanya pas banget sama video nya..
nyentuh bangett gitu,, *cie elahh*

Pas liet Amakusa Ryuu (Yamada Ryosuke) pas yang ketawa sama senyum,,
haduhh... meleleh aku *lebay m.o*
beda aja gitu kalau pas biasa.
mungkin karena pengaruh peran kali ya?
Yama jadi keliatan makin cakep,,
<3 . <3 *emang udah dasarnya cakep juga*
jiahhh,,,

Pacarku emang oke banget!
walau suamiku lebih oke,,
yo iyoo lahh, wong namanya juga suami..
klo ga suka kenapa di jadi jadiin suami?

Ya udah, pokoknya di film ini Yama bener-bener beda banget sama yang sifat aslinya..
sumpah, Yama jago akting!!!

Download : Nanako to Nanao

Minna, udah pada nonton Nanako to Nanao?
film yang di mainkan oleh chibi chii..

di film ini, Chii-nya kawaii banget.
apa lagi pas adegan nangis lagi makan kue..
aku ga tau pengen nangis atau ketawa..
*ngakak guling-guling di lantai*

Tampang Chii, aduh ga nahan dehh...





Tapi di situ ada adegan yang aku ga suka sama Chii.
yaitu pas Nanao (Chinen Yuri) di kissu sama Nanako..

itu artinya Chii udah dapet first kiss..
huhu.. T^T
*nangis 2 hari 1 malem*





Kalau kalian belom pada nonton ni film..
mending nonton dehh..
ga bakal nyesel.
apa lagi buat para istrinya Chii...
(walau kalian harus patah hati)

kalau mau download, ini aku ada link nyaa..

http://www.indowebster.com/Nanako_to_Nanao_2004_DVDRipavi.html

trus, ini hardsubs-nya. tapi masih pakai bahasa inggris..

http://www.ziddu.com/download/9775134/NanakotoNanao2004DVDRip-Eng.rar.html


silakan nonton bagi yang belum pernahh...

Single baru Hey!Say!JUMP

Minna..
pasti udh pada tau kan tentang single barunya HSJ yang ke 6?
yang ada bahasa Indonesianya itu lohh...
TEREMAKASHI

Dari single nya yang baru itu,
aku berharap banyak pada mereka semoga mereka mau mencantumkan lebih banyak bahasa Indonesia *amin*
jangan cuma satu kata..
kalau bisa satu LAGU,,

haha,
Semoga adanya lagu itu,
Hey!Say!JUMP makin di kenal anak muda Indonesia..
makin trekenal..
akhirnya mereka datang ke Indo..
*loh?? ada maunya*

ya udah, segitu aj deh permohonan ku...
dari pada ntar makin ngawur..
hehe...
XD

Friday, December 10, 2010

Part 17

"Yayoi, bagaimana kau tau bahwa Kira akan melakukan sesuatu pada Chii?" tanya Shida ketika mereka berada di perjalanan pulang. Kira berada di bus lain dan tidak sebus dengan Yuto, Yama, Chinen, Daiki, Yura, Shida, Ryuu, dan Yayoi.
"waktu itu, aku sedang mau kerumah Kira. Seperti biasa aku langsung masuk ke kamar Kira lewat pintu samping. Tapi ketika aku melewati jendela kamar Kira no niichan aku denger sesuatu. Suara Kira sama niichan lumayan jelas. Aku denger Kira bilang gini 'oke Niichan, dari semua ciri-ciri yang niichan katakan, kayaknya Chinen Yuri orangnya. Karena dia satu-satunya orang di group Hey!say!JUMP yang seperti itu. Tingginya sekitar 162an, wajahnya lumayan imut, suaranya rada tinggi. Ngg,, yang ini kan?' lalu niichan bilang 'iya, yang itu. jangan lupa saat kalian kemah buat dia seperti temanmu yang waktu itu. orang ini. Ini temannya kan?' karena kaget, aku batal ke rumah Kira dan pulang. Keesokannya baru aku kasih tau Chii, tapi dia gak boleh tau itu aku. Nanti dia nggak percaya." jelas Yayoi panjang lebar.
Shida yang mendengar hanya manggut-manggut tanda mengerti.
Emang masuk akal, kalau niichannya Kira sudah bilang benar Chii orangnya, salah satu temannya yang jadi korban hanyalah Yuto dan Yura.
"lalu kenapa kamu nggak kasih tau aku?"
"gomen, aku takut salah. Jadi aku peringati saja"
"ngg.. Oke. Lalu apa yang mau kamu lakukan pada Kira?" tanya Shida.
"mungkin aku gak mau temenan lagi sama dia, lebih baik menjauh dari pada jadi korban selanjutnya."
"menurutku jangan, kasian dia. Harusnya kamu deketin dan beri pengertian. Jangan sampai dia ketularan seperti niichannya itu. Ngomong-ngomong, niichannya itu yakuza ya?" tanya Shida buat memastikan perkiraanya.
"ia, udah lumayan lama. Aku tau tempat persembunyiannya mereka. Aku juga pernah melihat bos mereka sekali, cuma aku nggak tau siapa namanya."
"hah? Dimana?" tanya Shida semangat ingin tau.
"di belakang kantor polisi"
"ehh??" tanya Shida kaget. Gak mungkin disana, pikir Shida.
"haha, nggak percaya kan. Sudah kuduga. Pertama juga aku nggak percaya. Katanya itu buat mengelabui polisi. Polisi kira disana tak akan di jadikan tempat yakuza, jadi mereka jarang patroli disana. Lagian tempatnya seperti rumah biasa dari depan. Tak akan ada yang curiga."
pintar sekali mereka, pikir Shida. Pasti bos mereka orang pintar yang salah pergaulan.
"lalu, seperti apa ciri-ciri bosnya itu?" tanya Shida kembali.
"ngg... tinggi, putih, tak terlihat seperti yakuza dari luar. Tapi suaranya bisa bikin orang merinding, tatapannya juga tajam dan dalam"
seperti apa bosnya? Yang bisa mengelabui polisi sekali pun? Pikir Shida lagi.
"oke, arigattou atas info nya" kata Shida.
"oh ya, satu lagi" kata Yayoi tiba-tiba, mengagetkan Shida. "nani?"
"waktu itu aku melihat ia mengenakan cincin perak yang atasnya berbentuk kepala singa kecil"
degg... Sekujur tubuh Shida langsung merinding.

"niichan, gomene" kata Kira saat tiba dirumah. Niichan yang sedang tiduran di kamar langsung duduk dengan bingung.
"doushite?" tanyanya.
"kinou... Ngg..." kata Kira. Niichan terus mndengarkan.
"ano, kemaren aku coba bunuh Chii. Demo..."
"demo?" ulangnya. "tapi gagal gara-gara temannya yang bernama Yama ikut" kata Kira takut-takut.
BRAKKK... Suara meja dipukul dengan keras.
"BAKA!! Gitu aja ga bisa!!" teriak niichan. Kira langsung menunduk takut.
"gomen ne" ujar Kira lirih. Kira melirik niichannya, dilihatnya wajah niichan memerah karena marah.
Niichan Hanya menggeram menahan emosi.

Esoknya, Yama dan Shida mencoba mengecek tempat persembunyian yakuza itu.
"benar disini tempatnya?" tanya Yama untuk kesekian kalinya. Dengan cape Shida bilang, " Yama, sudah ku bilang emang disini. Ga cukup ya aku jelasin sekali aja? Aku udah capek nih. Kalo ga percaya, tanya Yayoi aja".
"tapi, tempatnya ga mirip tempat persembunyian yakuza. Malah menurutku ini seperti tempat berkumpulnya para bangsawan".
"bangsawan? Emang kamu tau bangsawan kayak gimana?" kata Shida.
"hehehe, nggak. Cuma tempatnya kayak di film-film gitu." kata Yamada Ryosuke sambil cengengesan. Shida geleng-geleng kepala. "Dasar kamu ini"
keduanya terdiam ketika melihat seseorang keluar dari rumah itu. Shida mengerutkan keningnya. sepertinya aku pernah melihat wajah itu, pikir Shida. Yama menatap Shida bingung. "kamu mikir apa?" tanya Yama. Shida hanya menggeleng pelan.
Tiba-tiba ia menahan napasnya membuat Yama kaget. "itu kann....." kata Shida pelan, ia menggantungkan kata-katanya.
"nani?" tanya Yama bingung.
"aitsu wa ken no imoto" bisik Shida.
Yama mengerutkan keningnya. "ken?? Dare desuka? Ahhh..... Jangan-jangan Ken yang..." kata Yama shock.
Shida mengangguk. Sekarang Yama semakin bingung. "kok bisa?" tanyanya.
Shida hanya mengangkat bahu.
"mungkin dia juga yakuza. Atau Ken juga?" kata Shida, lebih pada diri sendiri dari pada dengan Yama.
"entahlah, aku semakin tidak mengerti apa yang terjadi sekarang. Bisa-bisanya kita terlibat dengan segerombolan yakuza yang menyeramkan.
Keduanya pun terdiam seribu bahasa.

..BERSAMBUNG..

Tuesday, November 30, 2010

PART 16

Yama dengan santainya berjalan menuju toilet. Ia menyanyi-nyanyi pelan lagu solonya, Asia no Yoru.

Kimi wa maboroshi no lady
binetsu ga boku wo tsuzuikomu
warai kakeru akuma no joker
miwaku no koi ni oboreta

tiba-tiba ada sesuatu yang menimpuk kepala Yama, "siapa disana?" tanya Yama sambil memegangi kepalanya. Tidak ada siapa-siapa disana. "ahh, paling kejatuhan biji itu" kata Yama sendiri lalu melihat ke atas. Banyak biji berwarna coklat tepat di atasnya.
Lalu Yama berjalan lagi, kali ini terdengar suara langkah kaki. Tapi Yama tidak mau ambil pusing, ia tetap berjalan.
DUGHHH.... Suara hantaman terdengar keras. Seseorang melempar batu besar ke arah kepala Yama hingga pingsan. Yama pun tersungkur di tanah yang penuh dedaunan kering. Seorang cewe berlari menghampiri Yama dengan semangat. Bukannya menolong, ia malah merogoh-rogoh kantong celana Yama untuk mencari sesuatu. Yama hanya diam tak bergerak.
Dimana barangnya? Pikir cewe itu. Ia terus mencari dengan panik. ia melihat kanan-kiri. Sepi.
Lalu.... "HEYY!!!" teriak Dai-chan. Kira kaget setengah mati lalu berdiri kaku. Jantungnya berdegup sangat kencang. Kira melihat Dai-chan muncul dari balik pohon, lalu muncul Chii dari pohon lainnya, lalu Ryuu, Yuto, dan terakhir Shida.
"sedang apa kalian?" tanya Kira.
"harusnya aku yang bertanya, sedang apa kamu?" kata Shida galak.
"aku sedang nolong Yama, tadi aku melihat tiba-tiba dia jatuh, lalu aku berlari kesini untuk menolongnya. Kalau kalian? Kenapa diam saja? Tidak membantu Yama?" tanya Kira tenang, berbeda 180 derajat dengan jantungnya.
"ohh, kukira kamu yang membuat Yama pingsan" jawab Chii.
"hahaha, buat apa aku bikin dia pingsan?" kata Kira lalu menunduk lagi dan mencoba membangunkan Yama.
"mungkin.... Buat mendapatkan ini" kata Yuto. Lalu ia memperlihatkan jepit rambut berbentuk kepala singa di ujungnya. Kira langsung terdiam kaku.
"buat apa? Itu bukan punyaku"
"memang bukan punya kau, tetapi kau yang menghilangkannya. Benarkan?" kata Yuto, ia berlagak seperti detektif ternama.
"oke, misalnya kalau benar. Lalu mengapa aku harus memukul Yama? Kan aku tinggal bilang ke dia dan pasti Yama akan mengembalikannya"
"bukannya tak mau, tapi tak mampu. Keadaanmu terancam. Jadi tidak mungkin kau mengatakan pada Yama bahwa kamu pemiliknya. Benarkan Yama?" kata Shida.
"Yama? Hahaha... Diakan sedang pingsan" tawa Kira terdengar kaku. Begitu terkejutnya Kira melihat Yama bergerak pelan.
"aoww... Kepalaku sakit. Kamu jahat Kira" kata Yama pelan, ia mencoba duduk di bawah sambil mengelus kepalanya pelan-pelan.
"Yama!! Kok bisa..." kata Kira pelan, ia semakin bingung
"aku tidak pingsan, hanya berpura-pura. Yaa... Walau tadi nyaris pingsan. Kepalaku pusing, untung tidak kenapa-napa."
Kira menatap Yama, Yuto, Chii, Daiki, dan Shida bergiliran. Wajahnya sudah memucat.
"kau tidak menolongku, tapi dari awal emang membuntuti ku dan mencari waktu yang tepat untuk membuatku pingsan dan mengambil jepit itu. Benarkan, Kira-chan? Kau orang yang mendorong Chii semalam juga?"
"kaliannn....." kata Kira, suaranya bergetar karena marah karena sudah di tipu dan ketahuan.
"sudahlah, mengaku saja" kata Shida tak sabaran.
"AKAN KU BUNUH KALIAN SEMUAA!!!" teriak Kira tiba-tiba. Semua kaget.
"kau bertindak begitu bodoh!" kata Yama tenang.
"DIAM!! Atau ku akan mencelakakan kalian semua. Terutama kau CHII!!" teriaknya sambil menunjuk Chii. Chii kaget mendengarnya.
"emang apa salah ku?"tanya Chii tidak mengerti.
"jangan sok polos deh" kata Kira menyindir
"tapi benar. Aku tak mengerti. Kenapa kau membenciku?"
"apa kau ingat kejadian di toko buku?"
"toko buku?"
"atashi no niichan wa iku hon wo kaimashita" jelas Kira.
"wakaranai, Kira-chan. Gomen, wasureta"
"waktu itu kamu dengan seorang cewe" kata Kira mencoba mengingatkan Chinen.
"ahh... Jangan-jangan waktu sama Chiya!" teriak Chii tiba-tiba. "jangan-jangan cowo serem itu omae no niichan ya?"
"hai. Gara-gara kalian berdua berantem, niichan di bawa dan di tahan beberapa hari di kantor polisi. Okaasan to otoosan marah besar, lalu niichan di kurung selama beberapa minggu di kamar. Sekarang niichan menyuruhku untuk membunuhmu, atau paling tidak mencelakakanmu"
semua diam, tak menyangka bahwa masalah seperti itu bisa membawa dampak yang sangat besar.
"jadi, kamu juga yang meng SMS ku waktu itu?" tanya Chi. Ia ingin tau semua kebenaran.
"SMS?" tanya Kira, giliran dia yang bingung.
"are wa watashi" kata Yayoi, tiba-tiba muncul dari belakang.
"Yayoi? Kau bersengkongkol dengan mereka?" tanya Kira.
"tidak dan ia" jawab Yayoi. Semua bingung. "maksudku aku disini karena emang kebetulan, aku mau ke toilet dan mendengar kalian bicara. Tapi aku setuju dengan mereka. Bisa-bisanya kau menjahati mereka hanya alasan seperti itu. Aku sebenarnya suka sama barang pemberian niichan mu itu, tapi kalau ternyata digunakan untuk hal jahat, lebih baik gak usah ku simpen" ucap Yayoi.
Kira tak menyangka Yayoi akan bicara seperti itu. "awas kalian suatu saat nanti!" ancem Kira.
"kau berani? Kalau kau berani macem-macem, akan ku laporkan ini pada polisi dan keluargamu" kata Yama sambil memperlihatkan suatu kaset.
"kau merekamnya?" tanya Kira.
"ya.. Mulai dari aku jalan sendirian hingga ancemanmu barusan semua terekam disini. Ini sebenarnya buat jaga-jaga kalau-kalau kejadian seperti ini. Jadi, ingat itu!!" kata Yama dengan tegas.
Kira hanya dapat diam, tak melakukan apapun. ia tak mau seperti niichannya yang menjadi salah satu yakuza dan di kurung oleh orangtua seperti anak yang tak di pedulikan.
Lalu mereka semua pergi, Kira hanya diam sendirian di tengah hutan.

BERSAMBUNG

Part 15

Saat Shida sedang berada di tempat Yama, Yura sedang di tenda bersama Kira dan Yayoi.
"Doushite, Yayoi-chan? Dari tadi sibuk banget?" tanya Kira, yang dari tadi memperhatikan Yayoi sibuk dengan tasnya.
"mezurashi.." jawab Yayoi
"hah?" Yura menimpali.
"barangku ada yang ilang, padahal kemarin masih ada" kata Yayoi, ia sekarang mondar mandir di dalam, siapa tau terjatuh di sana.
"barang apaan?" tanya Kira lagi.
"mmm... Betsuni. Sudahlah, nanti aku beli lagi saja deh. Gak mahal kok"
"lohh, tadi kamu nyari-nyari. Sekarang mau aku bantuin malah pasrah" kata Yura.
Yayoi hanya nyengir.
"Kira-chan to Yayoi-chan, aku keluar dulu ya. Mau nyari Shida"
"hai, jaa ne"
"hei, emang barang apaan sih? Pake rahasia-rahasiaan segala?" tanya Kira.
"mm... Barang pemberian omae no Nichan"
"yang 'itu'?"
"yupp..." jawab Yayoi sambil mengangguk benar. "oooo..." kata Kira.

Tanpa sepengetahuan Yayoi dan Kira, ternyata Shida mendengar ucapan mereka berdua. Tadi Shida sempat bertemu Yura di depan, cuma tadi Shida minta tolong Yura sesuatu dahulu, makanya Yura tidak langsung balik.
Barang apa ya? Pikir Shida. Jangan-jangan... Lalu Shida menggelengkan kepala.
Tidak mungkin Yayoi pemiliknya.
Hmm.. Lebih baik nanti aku selidiki saja. Pikir Shida, lalu ia membalik badan tidak jadi masuk ke dalam tenda.

"Chii, temenin aku yuk" kata Dai-chan memohon.
Chii hanya menggeleng kepala. Sudah sejak tadi Daiki mengajak Chinen keliling hutan tapi Chii gak mau.
"emangnya kenapa sih? Takut sama aku?"
"hah?" Chii mengerutkan keningnya.
"takut kamu ngiri sama aku ya?" ledek Dai-chan.
"hah?? Aku gak ngerti deh" kata Chii bingung.
"yahh... Dari pada bingung mending ikut aku aja" kata Dai-chan lagi sambil menarik tangan Chii.
"aduh Dai-chan, kamu kenapa sih? Kayak anak kecil aja. Aku tuh gak mau, lagian masih ada Ryuu, Yama, sama Yuto kan? Ajak mereka aja. Aku mau disini aja" tolak Chii.
"ihh, aku udah nyari mereka bertiga tapi gak ketemu"
"sama cewek tuh. Kan ada Shida sama Yura"
"masa aku mesti berduaan sama cewek di hutan? Gak mau ahh..." kata Dai-chan tetap maksa.
"ya udah, gak usah pergi. Disini aja temenin aku" gantian Chii yang maksa.
"gak mau! Kita disini kan buat refreshing, bukan cuma di dalam tenda diem doang. Kalo gitu mending aku gak usah ikut deh, di rumah aja kalo gak ngapa-ngapain"
"uhh, aku tuh takut ada kejadian kayak semalem. Itu aja aku udah shock"
"jangan kuatir, kan ada Daiki Arioka yang menjagamu" kata Dai-chan membanggakan dirinya sendiri.
"uhh..." kata Chii dengan mulut manyun lalu memalingkan muka. "gayanya selangit. Ntar kalo kejadian lagi pasti kamu yang kabur duluan" lanjut Chii.
"enak aja" kata Dai-chan rada keras.
Baru saja Dai-chan membuka mulut hendak bicara lagi, tiba-tiba Yama, Yuto, dan Ryuu datang.
"hey, kalian kenapa? Suaranya kedengeran sampe luar tuh" tanya Yama.
"Tau tuh si Chii, di ajak keliling hutan dia gak mau. Ngg,, tunggu dulu. Kalian bertiga abis dari mana? Aku cariin gak ketemu" tanya Dai-chan penasaran.
"hehe, kami abis dari hutan buat jalan-jalan. Pisu (peace)" kata Yama sambil membentuk jarinya menjadi huruf V.
"yahhh.... Kenapa gak aja aku?" tanya Dai-chan setengah ngambek. "gomenasai, tadi kita bertiga ketemu di jalan, jadi gak ke tenda dulu. Lagian kita cuma bentar doang kok" jawab Ryutarou.
"anoo,, Chii-niichan doushite?" tanya Ryuu pada Chii. Dari tadi Ryuu melihat Chii manyun terus.
"Dai-chan dari tadi maksa aku ikut dia, padahal aku masih takut kejadian kayak semalem". Ryuu yang mendengar hanya manggut-manggut. "demo niichan pengen liet juga kan?" tanya Ryuu yakin. Chii hanya mengangguk pelan.
"gimana kalo kita rame-rame aja?" tanya Yuto tiba-tiba.
"ahh, iya! Itu ide bagus" kata Dai-chan. Semua mata menatap Chii penasaran dengan jawabannya. Chii terdiam beberapa menit lalu, "yahh, baiklah" katanya malas.

"Kira-chan!!" teriak Chii ketika melihat Kira sedang mencari sesuatu di sana. Kira terlihat panik melihat ada Chii, Yuto, Yama, Dai-chan dan Ryuu.
"ahh, eh, ngg.. Konnichiwa minna-san" jawab Kira tergagap.
"nani shiteru? Kok sendirian? Gak sama Shida, Yura, sama Yayoi?" tanya Yama.
"mereka gak tau kemana. Aku cuma keliling doank. Nyari udara segar, kan sebentar lagi kita harus balik ke Tokyo."
"ohh... Mau bareng?" tanya Chii.
Kira menggeleng pelan. "iee, bentar lagi aku mau balik kok"
"ohh, gitu. Yaudah, kita pergi dulu deh. Jaa"
"jaa.." jawab Kira.
Setelah Yama, Yuto, Chii, Dai-chan, Ryuu pergi, Kira bernafas lega. "fuhh... Hampir ketahuan"
lalu Kira kembali jongkok dan mencari-cari sesuatu.
Dari kejauhan, Yama dapat melihat Kira berjongkok, lalu ia membisikan sesuatu ke Yuto. Yuto pun menangguk tanda setuju.

beberapa jam sebelum pulang, Shida, Yayoi, Yama, Chii, Dai-chan, Kira, Ryuu, Yuto berkumpul untuk membicarakan sesuatu. Yura sedang membantu anak-anak lain untuk beres-beres.
"teman-teman, aku mau minta tolong sesuatu pada kalian." Yama memulai pembicaraan, semua diam menunggu lanjutan.
"jadi gini, karena Yayoi dan Kira temannya Shida dan Yura, aku memercayai kalian berdua untuk ikut membantu. Aku cuma mau kalian semua menemukan pemilik suatu benda. Sepertinya ini benda cukup berharga dan tidak sembarang pemiliknya, aku takut yang lain salah kira sehingga di pegang oleh orang yang salah..." Yama terdiam sesaat, lalu mulai melanjutkan "kalau kalian tau siapa pemiliknya, nanti kasih tau aku dulu. Biar aku cek apakah dia bohong atau tidak"
semua mengangguk mantap. "lalu barang seperti apa itu?" tanya Yayoi.
Lalu Yama mengeluarkan selembar foto lalu memberikan kepada Yayoi dan Kira. Keduanya langsung memucat.
"doushite Yayoi-chan? Kira-chan?" tanya Chii polos ketika melihat keduanya pucat. "apa kalian tau siapa pemilik barang ini?" tanya Yama penasaran.
Kira dan Yayoi saling melirik, "ngg... Ng.. Nggak. Kita nggak tau. Hmm... Oke, kami bantu kalian". Kata Yayoi sedikit tergagap.
Kira mengangguk kencang, "ya.. Akan kami bantu kalian semua".
"oke, kalian semua bisa pergi. Nanti kalau tau kasih tau aku saja. Barangnya ada di aku" kata Yama bangkit berdiri lalu menepuk kantong celanany beberapa kali. "aku mau pergi dulu, mau ke toilet" lalu Yama berjalan pergi.
Yayoi dan Kira menatap Yama lama sekali hingga Yama menghilang dari pandangan. Tanpa sadar, sedari tadi ada dua orang yang mengamati mereka berdua dengan pemikiran yang sama.
"udah ah, aku pergi dulu ya. Ayuk Chii, Yuto, Ryuu" ajak Dai-chan. Lalu semuanya berdiri.
"jaa ne" kata mereka berbarengan. "bai bai" kata Shida. Lalu Chii, Yuto, Ryuu, Dai-chan pergi.
"oke, aku bantu Yura dulu ya. Jaa ne" kata Shida lalu pergi. Tinggalah Kira dan Yayoi berdua.
"bagaimana ini?" tanya Yayoi. "kok bisa ada pada Yama?" lanjutnya. Kira hanya mengangkat bahu. "entahlah, tapi kita harus dapatkan kembali barang itu".

BERSAMBUNG

Friday, October 29, 2010

Part 14


Akira menai kimi ga ireba
donna tokiwo chansu wa aru
.....
Anak HSJ menyanyikan lagu Your Seed. Setelah selesai, semua kembali tepuk tangan.
"nahh.... Gitu dong" kata Ryunosuke kembali ke tengah-tengah anak Horikoshi. "lagi dongg" pintanya. Sebelum di jawab, pemain musik kembali memainkan alat musiknya, selanjutnya lagu terbaru mereka, Shinku.
Tak terasa sudah hampir jam 9 malam, untuk penutupan hari ini, akan ada penampilan solo dari Yama.
"teman-teman, sebelum kita kembali ketenda dan tidur, aku mau menyanyikan satu lagu untuk seseorang. Lagu ini kubuat sendiri beberapa hari terakhir..." kata Yama, sambil duduk di sebuah batang pohon dengan gitar di pangkuannya.
Jari Yama mulai memainkan gitar, suara alunan pelan terdengar indah.

Maafkan diriku...
Ampunilah aku, mengapa kau jauhi diriku?
Apa salah ku, teman?
Aku tau aku bukan teman yang baik..
Aku tidaklah sempurna..
Aku hanyalah manusia biasa...

Nyanyi Yama dengan penuh perasaan. Semua penonton mendengar dengan baik. Alunan gitar yang menenangkan hati, pas sekali pada suasana malam hari ini.
Lagu yang dinyanyikan Yama adalah lagu yang pelan dan menenangkan hati. Tanpa sepengetahuan Yama, ada seseorang mendengarkan hingga meneteskan air matanya.
Lagu berakhir, semua bertepuk tangan. Yama kembali duduk di sebelah Yuto.
"lagu yang bagus Yama. Aku suka" kata Chii, di sebelah Yama.
"pasti lagu buat ...." tebak Yuto, tetapi dihentikan oleh Yama.
"sssttt.... Inget, cuma kau yang tahu." bisik Yama di samping Yuto. Yuto hanya mengangguk.
"munculkan di album HSJ dongg..." pinta Chinen.
"jangan ahh, aku malu. Kalau mau nanti aku kasih deh hasil rekamanku. Tapi ada di rumah." kata Yama.
"mauu...." teriak Chii tiba-tiba. "iya... Iya..." kata Yama, "sabar ya, nunggu besok"
Chii mengangguk-ngangguk dengan semangat. Tanpa sadar ada seseorang yang mengamati mereka berdua dari jauh.

Pagi telah datang, saat itu sekitar jam 3 pagi. Chii sudah terbangun dari tidurnya.
"Yama..." kata Chii sambil menarik baju Yama. Yama hanya membalik badan.
"Yama..." panggil Chii sekali lagi, sekarang ia agak berteriak.
"haa...???" kata Yama sambil mengucek-ngucek mata, belum sepenuhnya terbangun.
"temenin aku"
"kemana?" tanya Yama, ia melihat jam di Hpnya baru menunjukan jam 3 pagi.
"otearai (toilet), aku takutt"
"hoaammm.... Okelah. Tunggu sebentar ya, aku nyari senter dulu." lalu Yama sibuk membongkar tasnya pelan-pelan. Takut membangunkan Yuto, Daiki, dan Ryutarou.
"cepetan, aku udah gak tahan" rengek Chii.
"ia.. Ia... yuk deh" kata Yama setelah menemukan senternya.

Kresekk... Kreessekk...
Suara daun kering yang di injek Yama dan Chii terdengar nyaring, membuat suasana pagi itu semakin seram. Saking takutnya, Chii sampai memutar lagu Caramel song - Arashi lewat hp kecilnya. Chii sesekali ikut bernyanyi. Yama yang masih setengah ngantuk sama sekali tidak merasa takut.
"Chii, cepetan ya. Aku mau lanjutin tidur nih" kata Yama, ia menunggu di depan pintu toilet. Dalam 5 menit, ia berhasil menguap 20 kali.
Terdengar suara Chii bernyanyi-nyanyi pelan untuk mengusir kesepian, Yama hanya berdiri sambil merem.
"udah selesai, ayo balik" kata Chii sambil menarik tangan Yama.
Saat mereka sedang melewati pohon-pohon lebat, muncul sepasang sosok tangan mendorong Chinen dari belakang.
Untung Chii tidak jatuh, karena langsung di tarik Yama.
"siapa itu?" kata Yama, ia tidak melihat siapa-siapa.
Chii semakin ketakutan, "ayo Yama, lebih baik kita cepat sampai tenda"
lalu mereka segera berlari meninggalkan tempat itu.

Mereka sudah tiba, Ryuu terbangun karena mendengar suara berisik Chii dan Yama. Mereka berdua masih ngos-ngosan karena kecapek-an. "nande?" tanya Ryuu.
"tadi... Ada.. Yang mendorongku" kata Chii takut
"siapa, nichan?" tanya Ryuu antusias.
"nanti pagi aku ceritain, biar Chii istirahat aja dulu, kasihan dia, kaget. Sekalian nunggu Dai-chan dan Yuto bangun, Ryuu"
Ryuu hanya mengangguk pelan.

Pagi-pagi, sekitar jam setengah 7 Yama, Yuto, Chii, Dai-chan, Ryuu sudah berkumpul. Chii sedang menceritakan kejadian tadi pada yang lain.
"tuhh kan. Makanya aku takut ikut." kata Chii setelah bercerita.
"ya sudah, tapi kamu nggak kenapa-napa kan?" tanya Yuto kuatir.
Chii tersenyum manis, "tenang aja, aku cuma shock dikit kok. Tapi sekarang udah nggak."
"dimana kamu di dorong?" tanya Dai-chan.
"di sini..." lalu Chii berdiri dan mulai berjalan, diikuti dengan yang lain.
"koko wa" kata Chii.
"soko wa nani?" tanya Yuto, ia melihat sesuatu berkilauan di balik dedaunan.
Yuto mengambil dan melihat jepit rambut dengan kepala singa di ujungnya. Semua terdiam kaget.
"ini punya cewe.." kata Yama, semua lalu saling berpandangan.
"jadi, salah satu yakuza itu adalah seorang cewe? Lalu sekolah di Horikoshi juga?" kata Yamada Ryosuke.
"dan jangan lupa, orang itu kenal Chii. Dia juga tau nomor Hp Chii" sambung Yuto.
"apakah temen smp kita?" tanya Chii. Semua hanya mengangkat bahu.
"siapa saja yang tau no. Hp mu?"
Chii berpikir sebentar, "Shida-chan, Yura-chan, Yayoi-chan, ....." Chii menyebutkan satu persatu.

Jam 3, pada saat seseorang muncul ingin mendorong Chii..
Cewe itu diam-diam mengikuti Yama dan Chii, ia berjalan sambil memikirkan caranya.
1 menit, 2 menit, cewe itu tetap menunggu. Ia lihat Yama setengah tidur sambil menunggu Chii. Ia dengan mudah megikuti mereka berdua akibat lagu caramel song yang terdengar nyaring.
"hehehee... Bodoh sekali kamu Chii. Lagu itu akan membuatmu mati" pikir cewe itu.
Ia melihat Yama dan Chii datang ke arahnya, ia segera bersembunyi di balik pohon.
Ia tetap mengikuti Yama dan Chii hingga menemukan suatu kesempatan. Yama sedang menguap dan Chii tidak melihat, dengan cepat ia mengulurkan tangan dan mendorong Chii.
Tetapi karena Yama gesit, dengan cepat ia menarik Chii.
Cewe itu kembali bersembunyi. Sial, pikirnya. Lalu ia mengurungkan niat untuk mendorong Chii kembali karena Yama dan Chii sudah berlari pergi.

"Yama-chan.." panggil Shida sedikit manja, ia berdiri di balik pohon sambil menjulurkan kepalanya ke arah Yama yang sedang duduk sendirian.
"eh, Shida. Ngagetin aja." kata Yama
"kenapa, Yama? Kok bengong sendiri? oh ia, semalem bagus banget. Hontou daisuki" puji Shida. Yama hanya tersenyum.
"tidak ada Yura di belakangmu kan? Aku mau kasih tau sesuatu" kata Yama sambil mengintip ke belakang Shida.
"iee.. Yura di tenda bareng Kira dan Yayoi. Doushite, Yama?" tanya Shida penasaran.
"sebenarnya dari tadi aku lagi mikir sesuatu, jadi gini ......." lalu Yama menceritakan semuanya yang terjadi tadi pada Shida. Shida hanya mendengarkan dengan baik.
"jadi salah satu yakuza itu adalah anak cewe yang sekolah di Horikoshi?" tanya Shida meyakinkan. Yama mengangguk mantap.
"seramnya. Tapi Chinen nggak kenapa-napa kan?"
"tenang, untung Chii tadi malam bangunin aku. Kalau nggak, aku sudah tidak tahu bagaimana nasib dia" kata Yama sedikit murung, ia merasa kasihan atas musibah yang menimpa Chii.
"ya sudah, aku balik dulu deh, takut di cariin sama yang lain. Nanti kalau aku ketemu petunjuk lain, aku bakal kasih tau ke kalian semua. Jaa mata ne, Yama-chan" lalu Shida berjalan pergi menjauhi tempat Yama duduk. Yama hanya menatap Shida.


...Bersambung...

Part 13

"Konnichiwa.." sapa Ryutarou pada semua orang yang ada di ruangan itu.
"Ryuu-chan! Tadi baru saja Chii pergi" kata Yuto.
"mm... Tadi aku ketemu dia di cafe bawah"
"cafe??" ulang Yuto.
"ia, katanya tadi Dai-nichan godain dia melulu, terus dia kabur. Bener gak sih?" tanya Ryuu pada Dai-chan. Daiki cuma cengar-cengir sendiri.
"ia tuh, Daiki bandel. Kasihan kan si Chinen."jawab Shida.
"ohh, btw, Yura udah kamu kasih tau Yuto?" lanjut Shida. "enggak lah. Aku gak sanggup kasih tau dia, ntar dia kuatir. Lebih baik kita kasih tau nanti saja."
semua hanya ngangguk-ngangguk.

Tanpa sepengetahuan mereka, Yura mendengar percakapan mereka. Yura kaget mendengarnya. Ternyata mereka semua diam-diam merencanakan ini. Ternyata Shida serta anggota HSJ mengetahuinya, kecuali aku. Kata Yura dalam hati. Tak menyangka bahwa kenyataannya seperti ini. Tetapi Yura tidak bisa marah, sebab ia mengetahui alasannya. "Yuto-kun...." lalu ia meninggalkan tempatnya.

Sekarang sedang summer school, anak-anak SMU Horikoshi merencanakan piknik bersama. Sudah hampir 1 bulan Yuto keluar dari rumah sakit. Chinen Yuri juga sudah baikan lagi sama Dai-chan. Cuma dia sekarang jadi sok dewasa di depan Daiki. Contohnya kemarin, pada saat Dai-chan mengajaknya bermain di rumahnya, Chii dengan tegas berkata, "aku ini sudah besar, tidak ada waktu bermain-main sepertimu lagi. Aku sibuk!" Lalu Chinen meninggalkan Daiki yang masih diam keheranan.
Hampir semua anak senang dengan ide piknik bersama itu, kecuali satu orang, Chinen Yuri. Padahal, biasanya dia yang paling senang bila sesuatu yang berhubungan dengan Bersenang-senang. Banyak yang bingung kenapa Chii berubah, termasuk anak HSJ yang masih bersekolah di Horikoshi yaitu Daiki, Yuto, Yama, Ryuu. Ryuu termasuk karena dia juga sama sekolah di SMU Horikoshi, hanya beda angkatan saja. Yuto, Yama, Chii, Dai-chan di kelas 12-1 sedangkan Ryuu di kelas 10-1.
"kamu kenapa Chii?" tanya Yama saat Chii bilang tidak mau ikut.
Chii cuma menggeleng lesu. Semua diam.
"bilang aja Chii." desak Dai-chan.
"akuu.. Ng... Sudah besar. Ngapain ikut kegiatan kayak anak-anak begitu?" ujar Chii
"CHII!!!" teriak Dai-chan, semua langsung terdiam kaget menatap Dai-chan.
"Gak usah bilang udah gede melulu deh. Aku udah bosen dengernya. Kita ini masih remaja, belum benar-benar dewasa. Dan... Apa salahnya orang dewasa bersenang-senang? Gak masalah tuhh. Malah kalau gak begitu mungkin banyak sekali orang yang bunuh diri karena stres. Apa sih mau mu?" kata Dai-chan, dia mulai naik darah serta kehabisan kesabaran mendengar Chii begitu terus. Chii hanya menunduk takut.
Dai-chan melanjutkan kata-katanya dengan nada lebih lembut. "Aku lebih suka dengan Chii yang periang dan imut seperti dulu, yang sifatnya seperti anak-anak. Itu lah salah satu kelebihanmu. bukan Chii yang sok sibuk dan sok dewasa seperti sekarang."
Chii menaikan kepalanya menatap wajah Dai-chan. Ia kaget mendengar kata-kata Daiki.
Suasana hening, tak ada yang berbicara selama beberapa menit. Semua mata tertuju pada Dai-chan dan Chii.
Lalu mulailah Yama mengangguk pelan, di susul oleh Yuto dan Ryuu.
Chii menatap Yama, Yuto, Ryuu bergilir. Ternyata semua memiliki pendapat yang sama.
"gomen ne..." kata Chii pelan. "sebenernya aku juga udah capek jadi dewasa begini" lalu semuanya tersenyum ke arah Chii.
"jadi, kau ikut piknik?" tanya Dai-chan lagi
Chii menggeleng, semua keheranan.
"aku nggak bisa, abisnya..... Ng...." Chii tidak melanjutkan kalimatnya.
"ada apa?"
"ng... Aa... Ka kalau gitu, kalian baca saja" lalu Chii mengeluarkan Hp-nya lalu membuka SMS yang ia tulis nama pengirimnya dengan 'misterius'. Semua diam membaca.

Jangan tanya siapa ini, jangan bilang pada polisi. berhati-hati saja kau, sebab sahabatku akan membalas dendamnya. Diam di rumah selama summer school, jangan kemana-mana. INGAT!!

Semua saling menatap satu sama lain. Apa maksud SMS tersebut?
"ini...." kata Yuto
"itu SMS ancaman atau peringatan aku gak tau. Yang pasti feeling-ku emang nggak enak kalau aku ikut pergi."
"sejak kapan?" tanya Dai-chan
"hah?"
"sejak kapan kau dapat? lalu apa ini yang pertama?" ulang Dai-chan memperjelas.
"sekitar minggu lalu, dan ini yang ke-3. Yang pertama dia ngasih tau bahwa ada yang dendam ke aku, trus yang ke-2 berisi ancaman. Dia bilang pembalasan dendam di mulai. Saat itu aku nerimanya di sekolah, lalu saat pulang sekolah aku hampir kejatuhan ton, untung ada yang meneriaki dari jauh, lalu pas di depan rumah aku disiram dengan air berwarna coklat yang menjijikan. Iuhh..."
"kenapa gak bilang ke kita, Chii?" tanya Dai-chan lagi setelah mendengar penjelasan Chii.
"orang dewasa memecahkan masalahnya sendiri. Tidak butuh orang lain."
"kata siapa? Dan lagi, bila kamu bilang pasti kita mau bantu" kata Yama.
"ya sudah, ikut saja Chii-nichan. Tenang, ada kita-kita kok" kata Ryuu.
"hhmm... Baiklah" kata Chii pasti.

Akhirnya Chii jadi ikut piknik. Tujuan mereka ke Osaka, dan pagi ini mereka akan berangkat dari Tokyo jam 8 pagi naik shinkazen. Setelah tiba, mereka langsung bersiap-siap. Membangun tenda, mengumpulkan kayu bakar, serta melakukan aktivitas lainnya.
Tenda khusus anak cewe berada di sebelah kanan sedangkan tenda cowo di sebelah kiri.
Pastinya Yama, Yuto, Chii, Dai-chan, serta Ryuu sama-sama di 1 tenda. Sedangkan Yura, Shida, Kira, dan Yayoi 1 tenda. Kira dan Yayoi adalah teman Shida dan Yura, walau mereka berdua kurang akrab dengan Yuto, Yama, Chii, Dai-chan, dan Ryuu.
Siang itu Yama dan Yuto berdua mencari kayu bakar di dalam hutan, Chii dan Dai-chan membangun tenda, dan Ryuu merapikan tempat.
"Yama-chan..." panggil Yuto
"nande Yuto?"
"Kore" kata Yuto sambil menunjuk ke bawah pohon, Yama melihat ada sekumpulan jamur aneh berwarna-warni.
"okashii... Kira-kira itu bisa dimakan nggak ya?" tanya Yama. Air liurnya sudah menetes ketika memikirkan makanan.
"Yama.... jorok ih, itu di lap dong" kata Yuto menunjuk mulut Yama. "kamu itu mikir makan melulu deh. Mending jangan dimakan, abis itu kan gak jelas jamur apaan, takutnya beracun." jelas Yuto
Yama hanya ngangguk-ngangguk. Ia mengeluarkan Hp nya dan memotret jamur itu. "aku pengen nyimpen. Lucu sihh. Ntar aku mau kasih lihat Chii, Dai-chan, sama Ryuu ahh"
Yuto hanya geleng-geleng kepala. "ayo kita lanjutkan.."

Tak terasa hari sudah malam, sekitar jam 7an. Semua anak Horikoshi berkumpul di sekitar api unggun. Api unggun sudah dinyalakan sejak tadi untuk menerangkan dan menghangatkan suasana. Semua orang sedang bercanda ria bersama teman-temannya. Ada juga yang bernyanyi dan membaca. Beberapa anak HSJ sedang bercanda.
"Teman-teman, ada yang mau melihat anak HSJ tampil??" teriak Ryunosuke tiba-tiba, dia adalah panitia piknik kali ini. Teriakan itu menganggetkan anak HSJ.
Beberapa anak mulai meneriaki nama Yama, Yuto, Chii, Ryuu, Dai-chan. Mereka ber5 hanya cengar-cengir kebingungan.
"emang ada bagian beginian?" bisik Yuto ke Yama, Yama hanya menggeleng gak tau. Yuto melihat ke Ryuu, dia hanya angkat bahu.
"terus? Wahh... Jangan-jangan Ryunosuke-kun mau ngerjain kita ber-5 lagi?" kata Dai-chan.
"ia.. Kalau mau begini, kan bilang dulu." sambung Chii.
"ayoo... Semua mau melihat penampilan anak HSJ. Setuju kan minna-san?" teriak Ryunosuke lagi, ia mengedipkan sebelah matanya ke arah sekumpulan anak HSJ tersebut. Mereka ber-5 hanya melet kesel.
"HSJ!! HSJ!! HSJ!! HSJ!! ...." mulai terdengar teriakan anak Horikoshi.
"ya sudahlah, ayo maju." kata Yama pada teman-temannya. Ia sudah mulai berdiri. Disusul dengan Chii, Yuto, Dai-chan, dan terakhir Ryuu.
"YEE....." anak Horikoshi lagi.
Yuto melihat Yura sedang tersenyum kearahnya sambil mengacungkan jempol. Yuto balas tersenyum manis.
"ehmm... Ehmm... "kata Yama pelan. Yuto hanya nyengir.
"kalian kan sudah terbiasa, jadi gak masalah kan?" kata Ryunosuke jail ketika anak HSJ sudah berada di dekat api unggun, tengah-tengah kerumunan semua anak Horikoshi.
Ryunosuke disambut pukulan Yama.
Yang lain tertawa.
"teman-teman, karena ini dadakan, tanpa latihan, jadi terima apa adanya ya. Terus juga kita nggak lengkap. Kekurangan Keito, Inoo, Yabu, Yuya, sama hika" teriak Yama. Semua bertepuk tangan riuhh...

...BERSAMBUNG...

Saturday, October 2, 2010

part 12

"Teman-teman! Dengar! Apa yang kutemukan?" kata Chii dengan semangat di depan Yuto dan teman2 lainnya.
"kau ketemu apa? Kucing ilang?" jawab Daiki nggk peduli.
"ihh, dai-chan! Aku serius. Aku tau kalau aku imut, tapi jangan gitu dong.." kata Chii sambil nyengir kuda.
"ii.. Ge-er kamu, Chii" Dai-chan mendorong Chii pelan.
"makanya, denger aku dulu. Gini.. Aku kemarin ketemu orang pakai tato kepala singa"
"apaa??" tanya Takaki Yuya.
"orang yang pakai tato kepala singa..." ulang Chinen.
"bukan.. Bukan.. Maksudku emangnya kenapa kalau ada yang pakai tato gambar kepala singa?? Bukannya itu wajar aja?" kata Yuya bingung.
"hah? Kau tak tahu??" tanya Shida. Yuya hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu.
"yaa... Ketinggalan dong. Gini, Yuto menemukan tanda di orang yang mau menghajar Yura waktu itu. Di setiap anggota yakuza nya punya tanda kepala singa." Yuya hanya mengangguk-anggukan kepala.
"terus??"
"kemarin aku ketemu salah satu anggota yakuza sadis itu."
"semua yakuza emang sadis, Chii" sambung Shida. Chinen hanya ketawa.
"sugoii...." jawab Yuya lagi.
"apanya yang sugoii?"
"sugoii lah.. , Chii bisa ketemu anggota itu" kata Yuya sambil melirik Chii.
"terus bagaimana??" sambung Yama.
"orangnya tinggi besar, terus rambutnya panjang. Wajahnya garang"
"tinggi besar?" tanya Yuya
"pasti semuanya tinggi besar menurut Chii. Dia kan kecil, jadi semuanya terlihat besar" goda Dai-chan
"Dai-chan!!! aku serius nihh.." teriak Chii, sudah mulai marah.
Semua terkikik geli melihat mereka berdua.
"cuma bercanda, Chii. jangan marah dulu donk" kata Daiki memelas.
Chii menarik napas panjang, lalu mulai melanjutkan kembali.
"kemarin Chiya sempat melihat buku apa yang di pegang orang itu. Rata-rata temanya tentang polisi."
semua terdiam ingin mendengar kelanjutan berita dari Chii.
"aku ketemu dia sekitar jam.... Mm.... 2 siang."
"buku tentang polisi? Apa dia mau menyelidiki sesuatu ya? agar polisi tidak curiga dengan tingkah laku mereka. Dasar penjahat yang cerdas." ujar Yama. Semua manggut-manggut saja.
"otakmu pintar sekali Yama, aku saja tidak bisa berpikiran seperti itu." kata Chii.
"otakmu kan isinya main terus Chii. Kamu kan masih kecil." kata Dai-chan.
Chii kesel lalu ia mencuekin Dai-chan. Mulut Chii langsung manyun 5 cm. Semua langsung menahan tawa tak tahan melihat Chii di godain Dai-chan terus sedari tadi.
"udah ah, aku kesel. Di katain terus sama Dai-chan. Huh..." kata Chii ngambek, ia bangkit berdiri lalu keluar dari ruangannya Yuto di rumah sakit.
"jangan Chii...." panggil Dai-chan, tapi sambil ketawa.
Chii tetap ngambek gak mau mendengar panggilan Dai-chan. Setelah Chii keluar, semua langsung ngakak kencang-kencang.
"ahh... Kamu sih Dai-chan" kata Yuto sambil ketawa.
"hahaha... Gak tau kenapa hari ini aku seneng banget bisa ngerjain dia. Lagi iseng aja"
Yuto hanya geleng-geleng kepala.
"sebenarnya gini, Yuto. tadi di sekolah si Chinen tuh ngejawab semua pertanyaan dari sensei" Yama menjelaskan.
"terus, apa hubungannya??"
"nah, Dai-chan tadi bengong di kelas. Lalu soal terakhir harus Dai-chan yang jawab. Tapi karena si Chinen nggak dengar, dia langsung maju dengan santai lalu ngerjain di depan. Semuanya langsung bengong nge lihat Chii yang maju, udah Pd maju ehh... Jawabannya salah." kata Yama
"terus sensei bilang 'makanya, kalau orang ngomong dengerin dulu. Jangan sok bisa gitu' terus si Chii di ketawain satu kelas" lanjut Yama lagi.
Yuto hanya ketawa.
"kasihan banget ya Chinen" kata Yuto nyengir.
Dai-chan hanya ngangguk-ngangguk. "harusnya aku, eh malah Chii yang kena. Hahaha..."
"Dai-chan.. Dai-chan... Dasar kamu tuh ya" kata Yuya, ia kasihan mendengar 'kisah' Chii tadi dari Yama.
"tenang saja, besok juga dia sudah tidak marah lagi kok" kata Dai-chan enteng.
"kalau kalian berantem, aku gak tau apa-apa loh.." kata Yuto.
*Yura calling...*
"moshi-moshi?... Ahh, hai.... Ada Shida, Yama, Yuya, to Dai-chan .... Oke de, ku tunggu ... Jaa ne" kata Yuto pada telepon.
"Yura mau kesini, dia udah ada di bawah" lanjutnya.
"unn, kalau begitu kita jangan bicarakan hal ini lagi" lanjut Shida.
"nande??" tanya Yuya
"kamu belum tau ya? Kalau gitu tolong jangan kasih tau Yura ya. Please..."
Yuya hanya ngangguk-ngangguk.

Di tempat lain, ternyata Chii bertemu dengan Ryuratou di cafe rumah sakit. Ryuu sedang beli minum sebelum masuk ke kamar Yuto di atas sana. Mereka ngobrol-ngobrol dulu sebentar.
"Chii-nichan, tampang nichan kok kayak orang marah sihh?" tanya Ryuu penasaran. Mereka duduk di ujung ruangan sambil menunggu pesanan mereka masing-masing.
"abis tadi Dai-chan jahat sihh" kata Chii masih tetap ngambek. Tapi sudah mendingan dari pada waktu di atas sana.
"emangnya kenapa nichan?"
"Dai-chan ngejek aku terus sihh"
"ihh, jangan setengah-setengah dong ceritanya, nichan. Aku kan penasaran juga" paksa Ryuu, dia sudah mulai tak sabaran.
"masa dia bilang aku nemu kucing? Terus aku dikatain kecil?"
Ryuu hanya bengong tak mengerti.
"Ryuu? Kamu kenapa? Kok diem doank?" tanya Chii panik melihat Ryuu bengong doank.
"hahh? Aku gak ngerti, nichan." kata Ryuu. Pas sekali, pelayan datang mengantarkan pesanan.
"nichan???" tanya sang pelayan lalu melihat Chii dan Ryuu secara bergantian.
"ada apa?" tanya Chii penasaran
"ahh.. Kalian ini aneh deh" jawab si pelayan.
"okashi??" kata Ryuu semakin bingung.
"hai. Masa kamu manggil dia nichan?" kata pelayan sambil menunjuk ke arah Chii.
Ryuu dan Chii terdiam. Maksudnya? Pikir mereka berdua.
"jelas-jelas kamu lebih tua dari dia. Seharusnya dia yang manggil kamu nichan. Ini malah kebalik. Hahaha..." kata pelayan lalu berjalan pergi dengan santai.
Chii dan Ryuu sekarang mengerti apa maksud si pelayan tadi. Chii kembali manyun tak terima di katain masih kecil.
Ryuu yang melihat perubahan pada Chii segera menahan tawa. Jangan sampai kedengeran sama Chii.
Ryuu segera menghabiskan minumannya lalu pamit jenguk Yuto dulu.
Chii masih tetap di tempat dengan cemberut tak terima di katain kayak anak kecil.

part 11

tanpa sepengetahuan Yura, sebenarnya beberapa sms Yuto hasil campur tangan temannya, Yamada Ryosuke. Hari itu Yama sedang berkunjung menjenguk Yuto. Pas sekali, ketika Yama masuk, Hp Yuto berbunyi. "sedang apa nh?" tanya Yama, ia menaruh keranjang buah di atas lemari sebelah ranjang Yuto. Di lihatnya Yuto sedang serius melihat Hp-nya.
Iseng Yama ngintip, "hehee... Dari pacar tersayang ya?" goda Yama, muka Yuto memerah.
"Yama, tau gak XXX artinya apa?" tanya Yuto tiba-tiba.
"nggak. Coba aku lihat, kata-katanya gimana."
Yama membaca, ia menggeleng pelan. "Aku balesin ya. Kamu yang dikte, aku ketikin" kata Yama. Yuto mulai membacakan..
sebelum send, iseng Yama menambahkan YRY. Barulah di send.
Beberapa saat Yuto mendapatkan balasannya. Yuto saat itu sedang di toilet, sedangkan Hpnya masih di mainin Yama. Yama yang tau, iseng membalas Sms dari Yura.
Yura yang nggak tau apa-apa berhasil di isengin Yama. Ketika ia balik balas, Hp Yuto sudah berada di tangan Yuto. Gantian Yama yang ke toilet. Di dalam, Yama ketawa ngakak nggak bisa berhenti, tidak bisa ngebayangin apa yang di tulis Yura pada balasan sms barusan.
Yuto juga nggak tau apa yang terjadi malah nganggep Yura aneh. Setelah dia menulis sms ny yang terakhir, Yama keluar dari toilet. Walau ia sudah bersikap wajar, tapi mukanya masih merah akibat ketawa.
Yuto bingung melihat Yama, lalu..
"jangan-jangan....." kata Yuto pelan
Yama mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf V.
"YAMAAA......" teriak Yuto. Yama langsung ngakak lagi.

Chinen sedang berada di mall bareng Chiya, sepupunya. Hari itu mereka mau beli buku bareng, tanpa sengaja Chii menemukan sesuatu.
Chii sedang berada di bagian komik favoritnya sedangkan Chiya sedang berada di bagian buku masak.
"ada yang bisa saya bantu?" tanya sang petugas gramedia ketika melihat Chiya seperti mencari sesuatu. Chiya menatap sang petugas sebentar lalu tersenyum simpul. "apakah masih ada buku yang di terbitkan dari penerbit yang ini?" tanya Chiya sambil menunjuk simbol penerbit tersebut. Petugas itu berpikir sebentar, "tunggu di sini sebentar. Akan saya cari persediaannya" Chiya hanya mengangguk.
Sambil menunggu, Chiya terus mencari. Tanpa sadar ia menabrak seorang pria yang sedang membawa beberapa buku. Pria tersebut jatuh hingga bukunya berserakan di lantai. Chiya membantunya berdiri dan memunguti buku-buku tersebut. Ia membungkuk beberapa kali serta minta maaf. Tapi orang itu hanya menatap Chiya sinis membuat Chiya merinding.
Lalu Chinen yang melihat kejadian tersebut berlari menghapiri Chiya.
"daijyobou desuka?" tanya Chii.
Chiya mengangguk. "aitsu..." kata Chiya terputus.
Chii hanya diam menunggu lanjutannya. Karena Chiya hanya diam, Chinen datang menghampiri orang yang menabrak Chiya tadi.
"OMAEE..." teriak Chii
orang itu dengan dingin menatap tajam ke arah Chinen. "kenapa kamu nggak minta maaf?"
hampir semua mata saat itu tertuju pada Chii yang sedang marah-marah itu. Suasana amat sangat tegang.
"nande??" kata orang itu hampir setengah berbisik membuat seluruh bulu kuduk berdiri.
"kamu sudah menabrak dia..." Chii menunjuk Chiya, "lalu kenapa malah dia yang minta maaf, HAHH???"
Chiya datang menghampiri Chii, berbisik pelan karena gemetaran. "sudahlah, Chii. Nggak usah di besar-besarkan"
"nggak bisa, Chiya! Yang salah dia!" paksa Chii.
"tau apa, kau??" kata orang itu, Chiya langsung mundur beberapa langkah.
Sebelum Chii sempat menjawab, datang segerombolan satpam menghentikan mereka. Satpam menggiring orang itu. Sebelum jauh, Chinen sempat melihat ke tato di lengan kirinya.
napas Chii tercekat. Ada tato bergambar kepala singa di sana. Ia langsung bergidik ngeri.

Wednesday, September 15, 2010

Cerita part 10

Yura telah keluar dari rumah sakit, sedangkan Yuto belum diperbolehkan oleh dokter. Sebelum Yura pergi meninggalkan rumah sakit, ia menyempatkan diri menjenguk Yuto.
Yuto sudah banyak membaik, beberapa memar sudah tidak sakit lagi, luka di lengan dan kepala sudah tertutup, hanya tinggal bekas yang tak kunjung hilang. Tetapi luka di kakinya belum sembuh dan terkadang masih terasa nyut-nyutan.
Yura sekarang berada di kamar Yuto
"Yuto, sekarang aku sudah boleh pulang"
"aku tahu itu?"
"apa?" kata Yura kaget
"aku bertanya pada dokter" kata Yuto sambil nyengir
"hahaa, pantas saja. Kapan kau pulang?"
"beberapa hari lagi, sudah membaik semua kok lukanya"
"masa?" tanya Yura. Lalu iseng ia memencet luka di kaki Yuto. Tepat sekali di tengah-tengah luka itu.
"aww... Yura!! Awas kau ya" Yura hanya menjauh. Yuto tak mungkin bisa mengejarnya.
"katanya sudah sembuh??" ejek Yura
"siapa yang bilang sudah sembuh semua? Aku hanya bilang sudah mendingan. Bukan berarti sudah sembuh. Sudah bagus aku menolongmu waktu itu, masa ucapan terima kasihnya sesadis ini?" wajah Yuto terlihat memelas
"coba saja kalau kau tak menolong ku."
"telat! Sekarang aku sudah di hajar oleh mereka"
Yura hanya terkikik geli. Sepanjang itu mereka becanda bedua hingga Yura dijemput dan harus segera pulang.

Di Horikoshi jam istirahat Shida, Yama, Chii, dan Dai-chan sedang berkumpul. Chii sudah menceritakan apa yang dikatakan Yuto pada Dai-chan. Sudah beberapa hari ini mereka mencari yakuza itu, dan sekarang mereka mau menceritakan hasilnya satu sama lain.
"lambangnya cukup antik, susah banget nyarinya" kata Chinen.
"malah karena antik jadi lebih mudah" jawab Yama
"kok gitu?"
"ya kalau banyak yang pakai khan bingung, mana yang yakuza dan mana yang bukan. Tapi kalau dikit, kemungkinan kecil dia bukan yakuza" jelas Yama
"waw.. Kau hebat, Yama. Seperti detektif sungguhan" kata Shida terkagum-kagum.
"hoho... Aku memang suka banget sama detektif, kau tau khan aku sering banget dapet peran detektif. Ternyata itu pengaruh di kehidupan nyata ya? Hahahaa" tawa Yama keras. Ia bangga sama hasil kerjanya sendiri. Apa lagi sampai teman-temannya kagum padanya. Yang lain hanya mencibir.
"gimana kalau kita pancing mereka pakai Yura lagi?" tanya Daiki iseng
"hush.. Sembarangan aja. Ntar kalau dia kenapa-napa lagi gimana?"
"jangan sampai lah..."
semua terdiam. Akhirnya bel tanda akhir istirahat berbunyi. Semua kembali ke gedung dan kelas masing-masing.
Sebenarnya dari tadi ada yang aneh pada perasaan Shida. tetapi ia tak bisa ingat apa itu. Sudah, lupakan itu. Siapa tau nanti juga ingat sendiri, jangan di paksakan. Kata Shida dalam hati. tiba-tiba sebersit bayangan terlintas dalam otaknya membuat kepala Shida sakit.
Apa itu barusan? Tanyanya pada diri sendiri. Ia mecoba mengingat-ingat namun tak bisa. Akhirnya ia berlari ke dalam kelas.

sore hari pada saat hari kejadian Yuto dan Yura masuk rumah sakit...
"hahaha... Dendam ku terbalaskan! Untung ada tugas dari bos" kata salah satu dari mereka. Anggap saja namanya si X
"kau kenal mereka?" tanya temannya, si A
"tentu saja tidak. Aku hanya sedang melampiaskan kekesalanku pada mereka saja" ujar X
"pantas saja kau tadi terlihat garang sekali" kata N
"ya, hasil gebukanmu sangat dasyat!!" lalu si A tertawa keras
"siapa dulu dong??" kata X sambil memukul dadanya. Lalu semua tertawa kembali.
"sebenarnya apa hubungan bos sama mereka ya? Hmm..." tanya N
"ahh, bodo amat. Mau mantan, mau pacar, mau musuh bebuyutan juga aku gak peduli." kata K yang dari tadi asyik main kartu bareng A.
"benar-benar. Aku setuju dengan mu, K. Bagaimana keadaan mereka ya?" sambut A penasaran.
"ohh... Pastinya babak belur dong. Lihat tidak, tadi si cowo itu sampai membiru dimana-mana. Lagian sok jagoan banget" kata X
"kalau mereka lapor polisi bagaimana?" tanya K.
Semua terdiam. "entahlah, kita timpakan semuanya pada bos saja. Memang dia yang menyuruh kita khan?" kata N.
Semua mengangguk setuju. Tanpa rasa bersalah, mereka malah asyik mabuk-mabukan. Tidak menyadari bahwa mereka sedang terancam bahaya akibat perbuatan mereka.

Yura tiba di rumah. Ia menatap sekeliling ruang tamu lalu menghebuskan napas panjang.
Sudah beberapa hari ia tidak melihat rumahnya. Suasana sama seperti sebelum kejadian mengerikan itu. Ya iyalah, batinnya dalam hati.
Ia melemparkan dirinya di atas sofa dan menatap langit-langit ruangan itu.
Beberapa saat lamanya setelah Yura melamun, ia mendengar suara dari depan pintu.
"Yura??" tanya suara itu. Sosok seorang wanita sebaya mamanya muncul dari balik pintu. Yura mengernyitkan dahi. Siapa orang ini? Pikirnya.
Seakan orang itu bisa membaca pikiran Yura, ia berkata, "kau lupa pada ku? Hmmm... Aku tak kecewa. Wajar saja kalau kau lupa. Aku ini mamanya Kenichi, ingat?"
wajah Yura berubah cerah. Sekarang ia ingat siapa orang ini. Kenichi adalah teman sekolahnya dulu ketika 1 sd, tetapi karena suatu sebab, mereka sekeluarga pindah ke luar negri. Sejak saat itu, hubungan mereka putus.
"tante, genki desuka? Ayo masuk..." kata Yura girang. Ia mempersilahkan tante itu duduk.
"Yura sudah besar ya"
Yura hanya tersenyum simpul.
"tante masih kelihatan muda saja"kata Yura basa-basi
"hohoho... ada-ada saja, kamu. Jelas sekali kalau keriputnya tambah banyak" lalu mereka tertawa berdua.
"oh iya, ngomong-ngomong, mama mu dimana??"
"ada kok, tante tunggu sebentar ya, aku panggilin okasan dulu"
lalu Yura berlari ke dalam, beberapa saat kemudian Yura muncul lagi bersama mama nya.
Setelah basa-basi sebentar, Yura akhirnya ijin masuk ke dalam kamar. Dari dalam, samar-samar terdengar perbincangan di depan sana.

Kenichi.., pikir Yura. Sekarang dia seperti apa ya? Aku jadi penasaran. Apakah masih polos dan imut seperti dulu, atau sudah berubah 180' dari yang dulu? Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Apakah wajahnya masih sama? Sejuta pertanyaan terlintas di kepalanya.
Akhirnya karena tak ada yang dapat menjawab pertanyaannya, ia mengambil handphone. Jari-jarinya mulai menari di atas tombol Hp, dalam sekejab, sebuah sms sederhana untuk sang kekasih telah selesai tertera di Hp-nya. ia membaca sekali lagi untuk memastikan.
Yuto-kun, ima nani shiteru? Aku sdh smpe rumah nih. Besok aku mau kesana, mau nitip apa nggak?
XXX
*send*
Yura ketawa sendiri di dalam, ia ingat saat malam sebelum pulang kerumah.
Malam itu ia sedang berada di dalam kamar Yuto. Yuto sedang tidur saat tidur, karena iseng, Yura ngerjain Yuto sehingga ia terbangun. Karena kaget di hadapannya ada Yura, Yuto terjungkal jatuh dari atas kasur.
ketika Yura men-cek Hp nya, ia sudah mendapatkan balasannya.
Gak mau apa-apa!! Cuma mw kluar dr penjara ini. Btw, apaan tuh yg XXX?
YRY
payah, kau. pikir Yura.
Lalu Yura kembali menuliskan balasan
artinya apa??
:(
sambil menunggu balasan dari Yuto, ia memutar lagu favoritnya di Hp.

Yorokobi kanashimi..
Uteirete ikiru..
Arino mama tachi mukae..
Hitabi kanjitemo..
Dare demo ikuna ga..


Belum sampai di bagian reff, Yura mendapatkan balasan
idihh, nanya-nanya. Kamu jg gag mw ksh tau. Tp aku ksh tw de, YRY itu Yuto Rabu (love) Yura.
Hehehee... ;")
wajah Yura merah padam dengan segera. Ia tak tau mau membalas apa. Lagu Ultra Music Power-nya Hey!Say!JUMP masih terus berputar memenuhi kamar Yura.

jumping to my dream..
Setsunai kono kokoro de..
Fighting for my dream..
Taiyo wo dakishimete..


Ahaa!! Aku dapat ide, kata Yura pelan sambil menjentikan jarinya, ia mulai mengetik. Dalam beberapa detik, ia sudah berhasil menyelesaikannya.

You're my dream when i'm child.
Now, you're my savior when i'm teen.
You always on my mind.
Now and forever...


*send*
Yura ketawa sendiri membaca pantun bahasa inggrisnya. kata-katanya terlalu blak-blakan, Yuto ngerti nggak ya?? Pikir Yura.
Lama sekali Yura menunggu, lagu Ultra Music Power sudah berganti menjadi First Love-nya Utada Hikaru.

Ashita no ima goro niwa..
Watashi wa kito nai ndarou..
Dare wo omo teru ndarou..
you're always gonna be the one..
...


Lagu terputus berganti menjadi suara getaran. Sms masuk.
Jangan bikin aku pusing, Yura. Sudah ahh, oyasuminasai..
Hahhh?? Yura tercengang. Kenapa ini?
Tapi Yura akhirnya Yura hanya membalas dengan OYASUMINASAI juga.

Friday, August 27, 2010

cerita part 9


sekarang sudah lewat 4 hari setelah kejadian Yura. Tidak pernah terjadi apa-apa setelah itu hingga hari ini Yura tidak masuk sekolah. Padahal hari ini adalah sehari sebelum pengambilan rapor. Seharusnya semua murid wajib datang untuk mengurus segala kepentingan.
Shida sudah sedari tadi menunggu Yura di gerbang pintu sekolah hingga bel tanda masuk berbunyi.
Terdengar gosip yang tidak mengenakan ketika Shida pulang sekolah. Ada salah satu anak SMU Horikoshi kemarin sore di cegat oleh beberapa yakuza, dan ia adalah sepasang anak perempuan dan laki-laki. Mereka terluka cukup parah ketika di temukan mereka tergeletak di sebuah gang kecil.
Hati Shida berkecambuk nggak keruan. Ia mulai berpikiran negatif. Jangan-jangan anak itu.... , lalu Shida menggeleng kuat untuk menghilangkan pikiran buruknya itu. Jangan berpikir yang enggak-enggak, kata Shida dalam hati.

Pada saat yang bersamaan di sebuah rumah sakit...
Yuto membuka matanya yang terasa amat berat, ia menatap sekeliling ruangan yang serba putih tersebut.
"Yuto..." panggil seseorang di sana
Yuto menoleh dan melihat Yama.
"aa.. Aku.. Dimana??" tanya Yuto sambil memegang kepalanya. Ia meringis kesakitan.
"...." Yama diam untuk menyusun kata-kata. Salah satu teman Yama lah yang menemukan Yuto dan Yura di gang tersebut.
"kemarin sore... kau di pukuli oleh sekelompok yakuza" Yuto lalu teringat sesuatu yang penting, YURA.
"mana Yura? Dia baik-baik saja nggak?" tanya Yuto menggebu-gebu. Yama segera menenangkan Yuto terlebih dahulu baru menjelaskan semuanya.
"Yura ada di kamar sebelah. Ia cuma luka ringan saja kok. Malah yang harusnya di kuatirkan itu kamu"
"tapi...." Yuto tidak melajutkan kalimatnya. Sekarang potongan-potongan puzzle tersebut bermunculan dan membentuk suatu gambar.
dan sekarang, Yuto benar-benar dapat mengingatkan kejadian tersebut dengan amat jelas.
Pada saat pulang sekolah, ia melihat Yura di paksa mengikuti yakuza tersebut. Yuto diam-diam mengikuti mereka semua, lalu Yura terlihat amat sangat pucat, dan akhirnya Yuto segera menolong Yura. Tetapi karena jumlah mereka cukup banyak, maka Yuto lah yang di gebuki oleh yakuza tersebut. Yuto mati-matian melindungi Yura sehingga Yura hanya terkena sedikit pukulannya saja.
"hmm... Yama..."
"kenapa? Mau ketemu Yura?" tebak Yama.
Yuto menggeleng, "bukan itu, aku hanya mau agar Yura tidak melihatku pada saat luka parah seperti ini. Tunggu agak mendingan saja"
wajah Yuto terlihat sangat memelas, Yama menjadi tidak enak.
Yama mengangguk setuju pada permintaan Yuto.

"apa!!?! Kok bisa????" teriak Shida, setelah Yama pulang dari rumah sakit, ia segera mendatangi Shida untuk memberitahu kabar Yuto dan Yura.
"haduhh, pantas saja dari tadi perasaanku gak enak." kata Shida kembali sambil berjalan mondar-mandir di depan Yama. Yama hanya menatapnya tajam.
"jadi ceritanya begini ....." Yama menceritakan semuanya hingga ke detail-detailnya yang paling kecil. Shida mendengarkan baik-baik dan sesekali menimpalinya dengan ohh... Dan astaga.
"ck.. Ck.. Ck.. Kejadian yang tragis"
"ya... Yuto sudah sadar, untungnya Yura cuma luka ringan."
"tapi... Waw, Yuto-kun seorang pahlawan. Dia membela pacarnya sendiri. Dia baik banget ya"
Yama hanya menganggukan kepala.
"aku mau kesana!!" ucap Shida tiba-tiba, "aku pengen lihat keadaan mereka berdua sekarang.."
"jangan!!" cegah Yama
Shida mengerutkan keningnya bingung.
"hari ini sudah malam, kau itu cewe. Lagian mereka juga butuh istirahat sekarang. Bagaimana kalau besok?"
Shida berpikir sebentar, "oke,, aku setuju. Jadi besok pulang sekolah mau langsung kesana"
"aku juga, kasihan kan Yuto sendiri" timpal Yama

di kamar Yuto...
Yuto sedang menatap dinding langit-langit kamar rumah sakit. Ia sedang berpikir, mengapa ia bisa kalah?
Ya karena mereka lebih banyak dan kuat, namanya juga yakuza. Jawab Yuto sendiri.
Lalu ia merasa mulai lelah, ia berbaring bolak-balik ke arah kanan kiri.
Lama-kelamaan matanya mulai terpejam dan tertidur.

Yura masuk diam-diam, takut membangunkan Yuto malam itu. Sudah dari tadi ia menunggu di luar untuk melihat Yuto.
Ia duduk di kursi di samping tempat tidur Yuto. Menatap wajah pacarnya lekat-lekat seakan tidak ingin melepaskannya.
Akhirnya setelah kurang lebih setengah jam menatap wajah Yuto yang sedang tertidur, ia bangun berdiri menghampiri Yuto.
"terima kasih banyak Yuto-kun, aishiteru" bisik Yura tepat di sebelah telinga Yuto, mencium keningnya dan akhirnya berjalan keluar kembali keruangan nya.

Keesokan harinya...
"Yura-chan! Daijyobou?" teriak Shida saat masuk ke kamar Yura. Yura dapat melihat di sebelah Shida ada Yama. Yura tersenyum ke arah mereka berdua bergiliran.
"aku nggak kenapa-napa kok. Sehat aja, cuma luka kecil sih biasa." kata Yura lalu tertawa.
"aku udah denger ceritanya dari Yama. Kok kamu bisa di ikuti yakuza?"
Yura menunduk, lalu mengangkat bahunya.
"entahlah, tiba-tiba aku di cegat dan ditarik. Aku sudah memberontak, tapi pegangannya keras sekali. Tiba-tiba muncul Yuto dan ...." kata-kata Yura terputus. Ia menutup matanya dan menghela napas panjang.
"sudah, gak usah di lanjutkan. Pasti berat banget buat mu kan?" ujar Shida.
Yura mengangguk lemah.
"teman Yama yang menemukan kalian berdua"
Yura menatap Yama. "arigattou Yama"
"hey, jangan berterima kasih padaku." kata Yama.
"kalau begitu, tolong sampaikan pada temanmu itu" Yura tersenyum.
Yama mengangguk.
"aku mau ke tempat Yuto dulu, kasihan. Siapa tau di sedang sendirian."
"oke dehh, jaa"
Yama melangkah ke arah pintu dan keluar.
Setelah Yama tidak ada, Yura nyengir ke arah Shida.
"ehmm..." Yura berdehem.
Shida bingung. "mesranya ke rumah sakit berduaan" ledek Yura.
Barulah Shida ngeh maksud Yura.
"udah.. Udah... Gak usah ngeledek deh. Tau nggak, aku khawatir banget waktu kamu gak masuk kemaren dan dapet kabar gini"
"hmm... Enggak" kata Yura mantap.
"omae...." kata Shida panjang, lalu mereka tertawa berdua.

"Chinen-kun!!" kata Yama ketika melihat Chii ada di dalam sedang ngobrol dengan Yuto.
"konnichiwa Yama-chan" ujar Chii dan Yuto berbarengan.
"kenapa kamu gak bilang kalau pulang sekolah mau kemari?" tanya Yama
"lohh, bukannya aku udah bilang mau kemari?"
"tapi kamu gak bilang kalau pulang sekolah"
"hey, emangnya aku pacarmu harus melapor kapan aku mau jenguk temanku?"
kata Chii gak mau kalah.
Yuto hanya geleng-geleng kepala. Kedua temannya benar-benar kayak anak kecil, pikir Yuto.
"tapi..."
"sudah ah, jangan bertengkar disini. Atau kuusir kalian berdua." potong Yuto. Semua menatap Yuto.
"ia.. Ia..." Yama akhirnya duduk di sebelah Chinen.
"kau sudah jenguk Yura?" tanya Yama pada Chii.
"nanti saja, setelah Yuto. Abisnya ku dengar lebih parah Yuto di banding Yura. Oh ya, Yuto, bagaimana kau bisa nolong Yura?"
" kau kan tau arah rumah kami sama, kebetulan aja aku ngelihat dia bareng yakuza. Karena penasaraan akhirnya aku ikuti. Gak taunya malah jadi begini"
Chii geleng-geleng kepala.
"nasibmu sungguh tidak beruntung, Yuto"
Yuto hanya tersenyum kecut.
Tiba-tiba masuk Shida.
"hallo semua.." katanya Shida
"kebetulan ada Shida tiba-tiba" kata Yuto
"maksudmu?" tanya Shida tak mengerti, Yama dan Chii juga tidak mengerti.
"aku mau minta tolong pada kalian bertiga"
"ohh... Apa?"
"aku...."
"apa?" desak Shida.
"sebenarnya aku merasa dari awal Yura sudah di incar mereka" kata Yuto pelan
Shida, Yama, dan Chii mengerutkan keningnya.
"maksudmu?"
"ya.. Aku sempet melihat salah satu dari para yakuza itu di depan sekolah kita pada hari itu."
semua mendengarkan Yuto dengan baik.
"ia terlihat sedang mencari seseorang salah satu para murid Horikoshi, ketika ia melihat Yura, ia terlihat lega lalu segera mengeluarkan Hp nya lalu menelpon seseorang"
"tunggu dulu" potong Yama. "bagaimana kau tahu? Padahal kau sedang bersama ku saat pulang sekolah"
"aku melihatnya lewat jendela saat menunggu kamu. Setelah kau selesai, aku langsung pamit pulang kan?"
Yama terlihat sedang mengingat-ngingat kejadian itu
"hmm.. Ya. kalau begitu, lanjutkan"
"oke, setelah aku keluar aku sudah tak melihat orang itu. Aku lihat Shida dengannya berdua. Aku ada di belakang kalian" Yuto menatap Shida, Shida hanya diam. Yuto melajutkan ceritanya.
"tadinya aku kira salah lihat. Setelah Yura dan Shida pisah jalan, beberapa meter kemudian aku melihat orang aneh lagi. Orangnya berbeda tetapi mempunyai tanda yang sama."
"tanda??" tanya Chii
"yup. Ia mucul lalu menhilang lagi. Aneh kan?" tanya Yuto pada semuanya. Yang lain mengangguk mantap
"di belokan, tiba-tiba Yura menghilang juga. Aku segera berlari. Sewaktu sadar, ternyata Yura sedang dikerumunin oleh mereka. Tanpa sadar aku segera melangkah maju. Mereka melihatku dan melangkah kearahku. Ku lihat Yura menjauh tetapi di sadari oleh salah satu dari mereka, akhirnya dengan paksa ia ditarik. Yang lain sedang sibuk menghabisiku. Setidaknya aku lega bukan dia yang di gebuki saat itu."
"kenapa??" tanya Chii polos.
"karena dia cewe. Ia bukan lawan yang tepat untuk yakuza itu" jawab Yuto
"bukan bukan, bukan itu maksudku. Kenapa kau tidak minta tolong kami?"
"kan aku sudah bilang, ku kira aku salah orang. Lagian aku tak mau kalian terlibat beginian"
"tapi sekarang kau malah begini" kata Chii sedikit memaksa.
"setidaknya tulang ku tidak ada yang patah kan? Hanya luka luar"
"itu bahaya, Yuto"
"oke, aku minta maaf. Lain kali aku minta tolong kalian deh." kata Yuto akhirnya
"nahh, begitu donk. Teman itu buat ngebantu hal yang benar"
"trus kau mau minta tolong apa?" tanya Shida tiba-tiba
"kalian jangan bilang ke Yura apa yang ku bilang barusan ya"
yang lain mengangguk
"jadi, tanda yang ku maksud itu mereka selalu memakai barang dengan lambang kepala singa"
"maksudmu?"
"orang pertama yang ku lihat gantungan Hp nya berbentuk kepala singa. Orang ya kedua memakai kalung kepala singa. Dan yang lainnya ku lihat juga sama, hanya barangnya yang berbeda"
"mm... Aku mengerti" kata Yama
"aku ingin kalian cari tahu siapa bos mereka, tenang saja, aku tidak akan bertindak sembarangan."
"oke, kami semua akan membantumu, Yuto" kata Yama semangat.

BERSAMBUNG...

cerita part 8

Yura memutar otaknya. "dari mana kau bisa kira begitu?" tanya Yura, siapa tahu ia bisa berbohong. Mungkin saja Yama hanya asal tebak. "aku melihat sendiri" jawab Yama, Yura seperti kejatuhan batu 1000 ton.
Oke, ia sama sekali tidak bisa mengelak, mungkin memang seharusnya ia bicara jujur. "ia, memang. Sudah cukup lama kami jadian" akhirnya itulah yang dikatakan Yura. Mata Yama terbelalak kaget. "sejak kapan?" selidik Yama. Yura berpikir sejenak, "sejak... Kau dan Shida menonton blue angel, setelah itu kalian pergi ke kafe khn? Nah disitulah kami jadian". Yama diam, ia tidak tahu ingin mejawab apa. Sekarang Yama tahu mengapa Yuto tahu hubungannya dengan Shida, dan pada saat itu ternyata Yuto juga punya pacar. Dunia ini sungguh aneh. "oke, makasih, Yura" lalu Yama balik badan memunggungi Yura, lalu melangkah pergi.

Shida sendirian di dalam kelas, duduk entah merenungi sesuatu. Anak2 lain sudah pulang dari tadi. Ia belum mau pulang, ingin sendirian di dalam kelas. Sebenarnya ia sangat sedih atas putusnya hubungannya dengan Yama. sudah lama Shida menyukai Yama, begitu ia dapat bahagia dengan Yama, Ken datang dan mengerecoki hubungannya. Dengan berat hati Shida memutuskan Yama. waktu itu, setelah Shida berhasil memutuskan Yama, semalaman ia menangis di dalam kamar.
"Shida-chan??" panggil Yura, Shida mendongak dan menatap Yura dengan lesu. "ngapain kamu disini? Sekolah sudah bubar sejak tadi. Sedang mikir apa?" tanya Yura. Setelah bicara dengan Yama, ia kembali ke kelas karena feelingnya Shida berada di kelas untuk menyendiri.
Shida menggeleng pelan, "bagaimana kau tahu aku disini?" tanya Shida. "aku tahu kamu, Shida. Kau selalu menyendiri setiap ada masalah. Dan aku tahu juga kalau kau sekarang ada masalah. Kau bisa cerita ke aku". Shida tersenyum kecil, "ya, aku memang sedang banyak masalah. Masalah yang berhubungan dengan kita."
Yura menatap Shida bingung. "kita??" Shida hanya diam, Yura tidak memaksa Shida untuk menjelaskan.
Shida menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan sekuat tenaga. "maaf, aku belum bisa menceritakannya padamu, Yura" kata Shida sambil menunduk. "aku tahu masalahmu Shida, jangan kuatir", "kau tahu??" tanya Shida. "ya, aku tanya ke.. Ehm, Yama" Shida menatap Yura. Temannya yang satu ini punya bnyak cara untuk mengetahui segala hal yang ia ingin tahu, salah satunya tentang Yama dan Shida. "tapi itu tak seberapa, Yura" kata Shida lirih. Ia mulai menangis pelan. Yura dengan cepat memeluk sahabat baiknya itu.
"aku tahu yang paling berat dari semua masalah adalah itu. Aku tahu ada alasan yang membuat kau sengaja minta putus dengan Yama, walau aku tak tahu tentang apa. Tenang saja, aku akan menunggu hingga kau tenang dan mau cerita."
"maafkan aku, Yura." kata Shida pelan, Yura hanya menatap Shida penuh belas kasihan.

Yama mencoba datang ke rumah Yuto, walau ia tidak tahu akan di usir atau tidak. Sudah sering kali ia datang, tapi baru pertama kali inilah hatinya sama sekali tidak tenang. Ia takut Yuto masih marah pada Yama. Ya.. Yama tahu yang pertama kali marah adalah Yama, Yuto hanya terbawa emosi saja.
Yama menekan bell rumah Yuto beberapa kali, hingga Yuto sendirilah yang keluar.
"haii..." kata Yama pertama kali, ia mengangkat sebelah tangannya.
"mau apa kau?" tanya Yuto ketus, ternyata masih marah pada Yama.
"aku... Mau bicara. Boleh gak?" tanya Yama sambil menunjukkan tampang memelasnya.
Yuto berjalan maju lalu membukakan pintu pagarnya yang cukup tinggi itu. Yama masuk pelan-pelan.
Lalu Yama dan Yuto duduk di ruang tamu. Padahal biasanya kalau mereka lagi akrab suasananya tidak akan menegangkan seperti ini, pikir Yama dalam hati.
"sekarang mau bicara apa?" tanya Yuto masih tetap ketus. Jantung Yama mulai berdetak, sudah lama ia tidak bicara dengan Yuto di sekolah, apa lagi di rumahnya.
"aku.. Aku.. Hanya mau minta maaf" Yama menunduk tidak ingin menatap Yuto. Ia tak mau melihat ekspresi wajah Yuto yang semakin galak.
Di luar perkiraannya, malah Yuto tertawa keras. Yama menatap Yuto dengan wajah bingung.
"akhirnya kau mengatakannya juga" kata Yuto enteng, berbeda jauh dengan ketika Yama baru datang tadi. Yama masih saja diam tak mengerti. "aku tahu pasti suatu saat kau akan minta maaf Yama. Sudahlah, sebenarnya aku sudah lama sekali memaafkanmu. Aku cuekin kamu karena memang itu kemauanmu kan?"
wajah Yama memerah, "maaf, aku sudah membohongimu. Harusnya aku memberitahumu tentang ini. Tetapi sekarang aku dan Shida sudah putus"
"putus? Bagaimana..." sebelum Yuto menyelesaikan kata-katanya, Yama menyela, "aku juga tidak tahu, tiba-tiba saja beberapa hari yang lalu." Yama sudah mulai santai.
"mmm... Oke. Kapan-kapan saja kita tanya dia"
"ngomong-ngomong soal beberapa hari yang lalu, aku melihatmu jalan dengan Yura berduaan dengan mesra. Tepat setelah aku putus dengan Shida. Nah, selamat ya walau telat lamaaa bangettt" kata Yama sambil cengengesan. "kok gak cerita ke aku?"tanya Yama.
"gimana mau cerita kalau kau sendiri juga begitu, hah?" sindir Yuto.
Lalu mereka tertawa berdua seperti tidak pernah ada apa-apa di antara ke dua teman baik satu ini.

Masa-masa suram mereka sudah lewat, semua ulangan dapat mereka lalui dengan baik. Begitu juga Dai-chan berkat ajaran Chinen. Mereka tinggal menunggu pengambilan rapor.
Semua anak Horikoshi merasa lega karena selesai tes, tetapi tidak dengan Shida. Belum semua ia hadapi, masih tersisa satu.
Ia sudah mencoba untuk bicara dengan Ken, tetapi sekarang ia menyesal untuk bicara dengannya.
Setelah ia tahu bahwa Shida putus dengan Yama, Ken tidak bisa melapor bahwa Yama dan Shida pacaran. Ia amat sangat tidak puas. Sebagai gantinya atas semua itu, Ken meminta Shida untuk menjadi pacarnya.
Sudah pasti Shida shock berat dengannya. Tetapi apa yang harus ia lakukan? Ia belum menerima Ken, sebab di hatinya ia masih sangat menyayangi Yama.
Dan sebenarnya Shida mau memberitahu alasan yang sebenarnya mengapa ia putus dari Yama, namun ia belum mendapatkan keberanian yang cukup.
Shida mondar-mandir tak jelas, ia sedang menunggu Yura. Sudah hampir setengah jam ia menunggu, tapi Yura belum menampakan dirinya.
Setelah kurang lebih Shida menunggu lagi selama 10 menit, dari kejauhan barulah nampak Yura sedang berlari-lari.
"Shida, gomen ne" kata Yura yang masih ngos-ngosan.
Shida yang baru saja mau memuncratkan kemarahannya berubah menjadi iba. Ia menatap Yura yang sedang membungkuk, memberi ia waktu untuk bernafas.
"ada apa?" tanya Shida akhirnya.
"aku.. Aku.. Tadi ada seseorang yang ingin mencelakakan aku, makanya aku memutar lewat jalan jauh, jadi... Maafkan aku"
"mencelakakan??" kata Shida tak mengerti.
Yura hanya mengangguk beberapa kali sebelum ia menjelaskan.
"tadi, sebenarnya aku sudah dekat dari sini, tetapi tiba-tiba ada pengendara motor datang dan lewat di sebelahku. Hampir saja aku terserempet. Lalu setelah aku berjalan tak jauh, tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup kencang ke arahku. Sebelum aku tertabrak, aku berlari melewati jalan kecil. Beberapa kali seperti ada yang ingin mendorongku ke sungai yang deras. Lalu tadi, di lapangan, ada sekumpulan anak sedang main bola dan beberapa kali hampir mengenaiku" kata Yura dengan panik.
Shida berpikir sesaat, apa maksudnya itu?



BERSAMBUNG...