Friday, August 27, 2010

cerita part 9


sekarang sudah lewat 4 hari setelah kejadian Yura. Tidak pernah terjadi apa-apa setelah itu hingga hari ini Yura tidak masuk sekolah. Padahal hari ini adalah sehari sebelum pengambilan rapor. Seharusnya semua murid wajib datang untuk mengurus segala kepentingan.
Shida sudah sedari tadi menunggu Yura di gerbang pintu sekolah hingga bel tanda masuk berbunyi.
Terdengar gosip yang tidak mengenakan ketika Shida pulang sekolah. Ada salah satu anak SMU Horikoshi kemarin sore di cegat oleh beberapa yakuza, dan ia adalah sepasang anak perempuan dan laki-laki. Mereka terluka cukup parah ketika di temukan mereka tergeletak di sebuah gang kecil.
Hati Shida berkecambuk nggak keruan. Ia mulai berpikiran negatif. Jangan-jangan anak itu.... , lalu Shida menggeleng kuat untuk menghilangkan pikiran buruknya itu. Jangan berpikir yang enggak-enggak, kata Shida dalam hati.

Pada saat yang bersamaan di sebuah rumah sakit...
Yuto membuka matanya yang terasa amat berat, ia menatap sekeliling ruangan yang serba putih tersebut.
"Yuto..." panggil seseorang di sana
Yuto menoleh dan melihat Yama.
"aa.. Aku.. Dimana??" tanya Yuto sambil memegang kepalanya. Ia meringis kesakitan.
"...." Yama diam untuk menyusun kata-kata. Salah satu teman Yama lah yang menemukan Yuto dan Yura di gang tersebut.
"kemarin sore... kau di pukuli oleh sekelompok yakuza" Yuto lalu teringat sesuatu yang penting, YURA.
"mana Yura? Dia baik-baik saja nggak?" tanya Yuto menggebu-gebu. Yama segera menenangkan Yuto terlebih dahulu baru menjelaskan semuanya.
"Yura ada di kamar sebelah. Ia cuma luka ringan saja kok. Malah yang harusnya di kuatirkan itu kamu"
"tapi...." Yuto tidak melajutkan kalimatnya. Sekarang potongan-potongan puzzle tersebut bermunculan dan membentuk suatu gambar.
dan sekarang, Yuto benar-benar dapat mengingatkan kejadian tersebut dengan amat jelas.
Pada saat pulang sekolah, ia melihat Yura di paksa mengikuti yakuza tersebut. Yuto diam-diam mengikuti mereka semua, lalu Yura terlihat amat sangat pucat, dan akhirnya Yuto segera menolong Yura. Tetapi karena jumlah mereka cukup banyak, maka Yuto lah yang di gebuki oleh yakuza tersebut. Yuto mati-matian melindungi Yura sehingga Yura hanya terkena sedikit pukulannya saja.
"hmm... Yama..."
"kenapa? Mau ketemu Yura?" tebak Yama.
Yuto menggeleng, "bukan itu, aku hanya mau agar Yura tidak melihatku pada saat luka parah seperti ini. Tunggu agak mendingan saja"
wajah Yuto terlihat sangat memelas, Yama menjadi tidak enak.
Yama mengangguk setuju pada permintaan Yuto.

"apa!!?! Kok bisa????" teriak Shida, setelah Yama pulang dari rumah sakit, ia segera mendatangi Shida untuk memberitahu kabar Yuto dan Yura.
"haduhh, pantas saja dari tadi perasaanku gak enak." kata Shida kembali sambil berjalan mondar-mandir di depan Yama. Yama hanya menatapnya tajam.
"jadi ceritanya begini ....." Yama menceritakan semuanya hingga ke detail-detailnya yang paling kecil. Shida mendengarkan baik-baik dan sesekali menimpalinya dengan ohh... Dan astaga.
"ck.. Ck.. Ck.. Kejadian yang tragis"
"ya... Yuto sudah sadar, untungnya Yura cuma luka ringan."
"tapi... Waw, Yuto-kun seorang pahlawan. Dia membela pacarnya sendiri. Dia baik banget ya"
Yama hanya menganggukan kepala.
"aku mau kesana!!" ucap Shida tiba-tiba, "aku pengen lihat keadaan mereka berdua sekarang.."
"jangan!!" cegah Yama
Shida mengerutkan keningnya bingung.
"hari ini sudah malam, kau itu cewe. Lagian mereka juga butuh istirahat sekarang. Bagaimana kalau besok?"
Shida berpikir sebentar, "oke,, aku setuju. Jadi besok pulang sekolah mau langsung kesana"
"aku juga, kasihan kan Yuto sendiri" timpal Yama

di kamar Yuto...
Yuto sedang menatap dinding langit-langit kamar rumah sakit. Ia sedang berpikir, mengapa ia bisa kalah?
Ya karena mereka lebih banyak dan kuat, namanya juga yakuza. Jawab Yuto sendiri.
Lalu ia merasa mulai lelah, ia berbaring bolak-balik ke arah kanan kiri.
Lama-kelamaan matanya mulai terpejam dan tertidur.

Yura masuk diam-diam, takut membangunkan Yuto malam itu. Sudah dari tadi ia menunggu di luar untuk melihat Yuto.
Ia duduk di kursi di samping tempat tidur Yuto. Menatap wajah pacarnya lekat-lekat seakan tidak ingin melepaskannya.
Akhirnya setelah kurang lebih setengah jam menatap wajah Yuto yang sedang tertidur, ia bangun berdiri menghampiri Yuto.
"terima kasih banyak Yuto-kun, aishiteru" bisik Yura tepat di sebelah telinga Yuto, mencium keningnya dan akhirnya berjalan keluar kembali keruangan nya.

Keesokan harinya...
"Yura-chan! Daijyobou?" teriak Shida saat masuk ke kamar Yura. Yura dapat melihat di sebelah Shida ada Yama. Yura tersenyum ke arah mereka berdua bergiliran.
"aku nggak kenapa-napa kok. Sehat aja, cuma luka kecil sih biasa." kata Yura lalu tertawa.
"aku udah denger ceritanya dari Yama. Kok kamu bisa di ikuti yakuza?"
Yura menunduk, lalu mengangkat bahunya.
"entahlah, tiba-tiba aku di cegat dan ditarik. Aku sudah memberontak, tapi pegangannya keras sekali. Tiba-tiba muncul Yuto dan ...." kata-kata Yura terputus. Ia menutup matanya dan menghela napas panjang.
"sudah, gak usah di lanjutkan. Pasti berat banget buat mu kan?" ujar Shida.
Yura mengangguk lemah.
"teman Yama yang menemukan kalian berdua"
Yura menatap Yama. "arigattou Yama"
"hey, jangan berterima kasih padaku." kata Yama.
"kalau begitu, tolong sampaikan pada temanmu itu" Yura tersenyum.
Yama mengangguk.
"aku mau ke tempat Yuto dulu, kasihan. Siapa tau di sedang sendirian."
"oke dehh, jaa"
Yama melangkah ke arah pintu dan keluar.
Setelah Yama tidak ada, Yura nyengir ke arah Shida.
"ehmm..." Yura berdehem.
Shida bingung. "mesranya ke rumah sakit berduaan" ledek Yura.
Barulah Shida ngeh maksud Yura.
"udah.. Udah... Gak usah ngeledek deh. Tau nggak, aku khawatir banget waktu kamu gak masuk kemaren dan dapet kabar gini"
"hmm... Enggak" kata Yura mantap.
"omae...." kata Shida panjang, lalu mereka tertawa berdua.

"Chinen-kun!!" kata Yama ketika melihat Chii ada di dalam sedang ngobrol dengan Yuto.
"konnichiwa Yama-chan" ujar Chii dan Yuto berbarengan.
"kenapa kamu gak bilang kalau pulang sekolah mau kemari?" tanya Yama
"lohh, bukannya aku udah bilang mau kemari?"
"tapi kamu gak bilang kalau pulang sekolah"
"hey, emangnya aku pacarmu harus melapor kapan aku mau jenguk temanku?"
kata Chii gak mau kalah.
Yuto hanya geleng-geleng kepala. Kedua temannya benar-benar kayak anak kecil, pikir Yuto.
"tapi..."
"sudah ah, jangan bertengkar disini. Atau kuusir kalian berdua." potong Yuto. Semua menatap Yuto.
"ia.. Ia..." Yama akhirnya duduk di sebelah Chinen.
"kau sudah jenguk Yura?" tanya Yama pada Chii.
"nanti saja, setelah Yuto. Abisnya ku dengar lebih parah Yuto di banding Yura. Oh ya, Yuto, bagaimana kau bisa nolong Yura?"
" kau kan tau arah rumah kami sama, kebetulan aja aku ngelihat dia bareng yakuza. Karena penasaraan akhirnya aku ikuti. Gak taunya malah jadi begini"
Chii geleng-geleng kepala.
"nasibmu sungguh tidak beruntung, Yuto"
Yuto hanya tersenyum kecut.
Tiba-tiba masuk Shida.
"hallo semua.." katanya Shida
"kebetulan ada Shida tiba-tiba" kata Yuto
"maksudmu?" tanya Shida tak mengerti, Yama dan Chii juga tidak mengerti.
"aku mau minta tolong pada kalian bertiga"
"ohh... Apa?"
"aku...."
"apa?" desak Shida.
"sebenarnya aku merasa dari awal Yura sudah di incar mereka" kata Yuto pelan
Shida, Yama, dan Chii mengerutkan keningnya.
"maksudmu?"
"ya.. Aku sempet melihat salah satu dari para yakuza itu di depan sekolah kita pada hari itu."
semua mendengarkan Yuto dengan baik.
"ia terlihat sedang mencari seseorang salah satu para murid Horikoshi, ketika ia melihat Yura, ia terlihat lega lalu segera mengeluarkan Hp nya lalu menelpon seseorang"
"tunggu dulu" potong Yama. "bagaimana kau tahu? Padahal kau sedang bersama ku saat pulang sekolah"
"aku melihatnya lewat jendela saat menunggu kamu. Setelah kau selesai, aku langsung pamit pulang kan?"
Yama terlihat sedang mengingat-ngingat kejadian itu
"hmm.. Ya. kalau begitu, lanjutkan"
"oke, setelah aku keluar aku sudah tak melihat orang itu. Aku lihat Shida dengannya berdua. Aku ada di belakang kalian" Yuto menatap Shida, Shida hanya diam. Yuto melajutkan ceritanya.
"tadinya aku kira salah lihat. Setelah Yura dan Shida pisah jalan, beberapa meter kemudian aku melihat orang aneh lagi. Orangnya berbeda tetapi mempunyai tanda yang sama."
"tanda??" tanya Chii
"yup. Ia mucul lalu menhilang lagi. Aneh kan?" tanya Yuto pada semuanya. Yang lain mengangguk mantap
"di belokan, tiba-tiba Yura menghilang juga. Aku segera berlari. Sewaktu sadar, ternyata Yura sedang dikerumunin oleh mereka. Tanpa sadar aku segera melangkah maju. Mereka melihatku dan melangkah kearahku. Ku lihat Yura menjauh tetapi di sadari oleh salah satu dari mereka, akhirnya dengan paksa ia ditarik. Yang lain sedang sibuk menghabisiku. Setidaknya aku lega bukan dia yang di gebuki saat itu."
"kenapa??" tanya Chii polos.
"karena dia cewe. Ia bukan lawan yang tepat untuk yakuza itu" jawab Yuto
"bukan bukan, bukan itu maksudku. Kenapa kau tidak minta tolong kami?"
"kan aku sudah bilang, ku kira aku salah orang. Lagian aku tak mau kalian terlibat beginian"
"tapi sekarang kau malah begini" kata Chii sedikit memaksa.
"setidaknya tulang ku tidak ada yang patah kan? Hanya luka luar"
"itu bahaya, Yuto"
"oke, aku minta maaf. Lain kali aku minta tolong kalian deh." kata Yuto akhirnya
"nahh, begitu donk. Teman itu buat ngebantu hal yang benar"
"trus kau mau minta tolong apa?" tanya Shida tiba-tiba
"kalian jangan bilang ke Yura apa yang ku bilang barusan ya"
yang lain mengangguk
"jadi, tanda yang ku maksud itu mereka selalu memakai barang dengan lambang kepala singa"
"maksudmu?"
"orang pertama yang ku lihat gantungan Hp nya berbentuk kepala singa. Orang ya kedua memakai kalung kepala singa. Dan yang lainnya ku lihat juga sama, hanya barangnya yang berbeda"
"mm... Aku mengerti" kata Yama
"aku ingin kalian cari tahu siapa bos mereka, tenang saja, aku tidak akan bertindak sembarangan."
"oke, kami semua akan membantumu, Yuto" kata Yama semangat.

BERSAMBUNG...

No comments:

Post a Comment