Friday, October 29, 2010

Part 14


Akira menai kimi ga ireba
donna tokiwo chansu wa aru
.....
Anak HSJ menyanyikan lagu Your Seed. Setelah selesai, semua kembali tepuk tangan.
"nahh.... Gitu dong" kata Ryunosuke kembali ke tengah-tengah anak Horikoshi. "lagi dongg" pintanya. Sebelum di jawab, pemain musik kembali memainkan alat musiknya, selanjutnya lagu terbaru mereka, Shinku.
Tak terasa sudah hampir jam 9 malam, untuk penutupan hari ini, akan ada penampilan solo dari Yama.
"teman-teman, sebelum kita kembali ketenda dan tidur, aku mau menyanyikan satu lagu untuk seseorang. Lagu ini kubuat sendiri beberapa hari terakhir..." kata Yama, sambil duduk di sebuah batang pohon dengan gitar di pangkuannya.
Jari Yama mulai memainkan gitar, suara alunan pelan terdengar indah.

Maafkan diriku...
Ampunilah aku, mengapa kau jauhi diriku?
Apa salah ku, teman?
Aku tau aku bukan teman yang baik..
Aku tidaklah sempurna..
Aku hanyalah manusia biasa...

Nyanyi Yama dengan penuh perasaan. Semua penonton mendengar dengan baik. Alunan gitar yang menenangkan hati, pas sekali pada suasana malam hari ini.
Lagu yang dinyanyikan Yama adalah lagu yang pelan dan menenangkan hati. Tanpa sepengetahuan Yama, ada seseorang mendengarkan hingga meneteskan air matanya.
Lagu berakhir, semua bertepuk tangan. Yama kembali duduk di sebelah Yuto.
"lagu yang bagus Yama. Aku suka" kata Chii, di sebelah Yama.
"pasti lagu buat ...." tebak Yuto, tetapi dihentikan oleh Yama.
"sssttt.... Inget, cuma kau yang tahu." bisik Yama di samping Yuto. Yuto hanya mengangguk.
"munculkan di album HSJ dongg..." pinta Chinen.
"jangan ahh, aku malu. Kalau mau nanti aku kasih deh hasil rekamanku. Tapi ada di rumah." kata Yama.
"mauu...." teriak Chii tiba-tiba. "iya... Iya..." kata Yama, "sabar ya, nunggu besok"
Chii mengangguk-ngangguk dengan semangat. Tanpa sadar ada seseorang yang mengamati mereka berdua dari jauh.

Pagi telah datang, saat itu sekitar jam 3 pagi. Chii sudah terbangun dari tidurnya.
"Yama..." kata Chii sambil menarik baju Yama. Yama hanya membalik badan.
"Yama..." panggil Chii sekali lagi, sekarang ia agak berteriak.
"haa...???" kata Yama sambil mengucek-ngucek mata, belum sepenuhnya terbangun.
"temenin aku"
"kemana?" tanya Yama, ia melihat jam di Hpnya baru menunjukan jam 3 pagi.
"otearai (toilet), aku takutt"
"hoaammm.... Okelah. Tunggu sebentar ya, aku nyari senter dulu." lalu Yama sibuk membongkar tasnya pelan-pelan. Takut membangunkan Yuto, Daiki, dan Ryutarou.
"cepetan, aku udah gak tahan" rengek Chii.
"ia.. Ia... yuk deh" kata Yama setelah menemukan senternya.

Kresekk... Kreessekk...
Suara daun kering yang di injek Yama dan Chii terdengar nyaring, membuat suasana pagi itu semakin seram. Saking takutnya, Chii sampai memutar lagu Caramel song - Arashi lewat hp kecilnya. Chii sesekali ikut bernyanyi. Yama yang masih setengah ngantuk sama sekali tidak merasa takut.
"Chii, cepetan ya. Aku mau lanjutin tidur nih" kata Yama, ia menunggu di depan pintu toilet. Dalam 5 menit, ia berhasil menguap 20 kali.
Terdengar suara Chii bernyanyi-nyanyi pelan untuk mengusir kesepian, Yama hanya berdiri sambil merem.
"udah selesai, ayo balik" kata Chii sambil menarik tangan Yama.
Saat mereka sedang melewati pohon-pohon lebat, muncul sepasang sosok tangan mendorong Chinen dari belakang.
Untung Chii tidak jatuh, karena langsung di tarik Yama.
"siapa itu?" kata Yama, ia tidak melihat siapa-siapa.
Chii semakin ketakutan, "ayo Yama, lebih baik kita cepat sampai tenda"
lalu mereka segera berlari meninggalkan tempat itu.

Mereka sudah tiba, Ryuu terbangun karena mendengar suara berisik Chii dan Yama. Mereka berdua masih ngos-ngosan karena kecapek-an. "nande?" tanya Ryuu.
"tadi... Ada.. Yang mendorongku" kata Chii takut
"siapa, nichan?" tanya Ryuu antusias.
"nanti pagi aku ceritain, biar Chii istirahat aja dulu, kasihan dia, kaget. Sekalian nunggu Dai-chan dan Yuto bangun, Ryuu"
Ryuu hanya mengangguk pelan.

Pagi-pagi, sekitar jam setengah 7 Yama, Yuto, Chii, Dai-chan, Ryuu sudah berkumpul. Chii sedang menceritakan kejadian tadi pada yang lain.
"tuhh kan. Makanya aku takut ikut." kata Chii setelah bercerita.
"ya sudah, tapi kamu nggak kenapa-napa kan?" tanya Yuto kuatir.
Chii tersenyum manis, "tenang aja, aku cuma shock dikit kok. Tapi sekarang udah nggak."
"dimana kamu di dorong?" tanya Dai-chan.
"di sini..." lalu Chii berdiri dan mulai berjalan, diikuti dengan yang lain.
"koko wa" kata Chii.
"soko wa nani?" tanya Yuto, ia melihat sesuatu berkilauan di balik dedaunan.
Yuto mengambil dan melihat jepit rambut dengan kepala singa di ujungnya. Semua terdiam kaget.
"ini punya cewe.." kata Yama, semua lalu saling berpandangan.
"jadi, salah satu yakuza itu adalah seorang cewe? Lalu sekolah di Horikoshi juga?" kata Yamada Ryosuke.
"dan jangan lupa, orang itu kenal Chii. Dia juga tau nomor Hp Chii" sambung Yuto.
"apakah temen smp kita?" tanya Chii. Semua hanya mengangkat bahu.
"siapa saja yang tau no. Hp mu?"
Chii berpikir sebentar, "Shida-chan, Yura-chan, Yayoi-chan, ....." Chii menyebutkan satu persatu.

Jam 3, pada saat seseorang muncul ingin mendorong Chii..
Cewe itu diam-diam mengikuti Yama dan Chii, ia berjalan sambil memikirkan caranya.
1 menit, 2 menit, cewe itu tetap menunggu. Ia lihat Yama setengah tidur sambil menunggu Chii. Ia dengan mudah megikuti mereka berdua akibat lagu caramel song yang terdengar nyaring.
"hehehee... Bodoh sekali kamu Chii. Lagu itu akan membuatmu mati" pikir cewe itu.
Ia melihat Yama dan Chii datang ke arahnya, ia segera bersembunyi di balik pohon.
Ia tetap mengikuti Yama dan Chii hingga menemukan suatu kesempatan. Yama sedang menguap dan Chii tidak melihat, dengan cepat ia mengulurkan tangan dan mendorong Chii.
Tetapi karena Yama gesit, dengan cepat ia menarik Chii.
Cewe itu kembali bersembunyi. Sial, pikirnya. Lalu ia mengurungkan niat untuk mendorong Chii kembali karena Yama dan Chii sudah berlari pergi.

"Yama-chan.." panggil Shida sedikit manja, ia berdiri di balik pohon sambil menjulurkan kepalanya ke arah Yama yang sedang duduk sendirian.
"eh, Shida. Ngagetin aja." kata Yama
"kenapa, Yama? Kok bengong sendiri? oh ia, semalem bagus banget. Hontou daisuki" puji Shida. Yama hanya tersenyum.
"tidak ada Yura di belakangmu kan? Aku mau kasih tau sesuatu" kata Yama sambil mengintip ke belakang Shida.
"iee.. Yura di tenda bareng Kira dan Yayoi. Doushite, Yama?" tanya Shida penasaran.
"sebenarnya dari tadi aku lagi mikir sesuatu, jadi gini ......." lalu Yama menceritakan semuanya yang terjadi tadi pada Shida. Shida hanya mendengarkan dengan baik.
"jadi salah satu yakuza itu adalah anak cewe yang sekolah di Horikoshi?" tanya Shida meyakinkan. Yama mengangguk mantap.
"seramnya. Tapi Chinen nggak kenapa-napa kan?"
"tenang, untung Chii tadi malam bangunin aku. Kalau nggak, aku sudah tidak tahu bagaimana nasib dia" kata Yama sedikit murung, ia merasa kasihan atas musibah yang menimpa Chii.
"ya sudah, aku balik dulu deh, takut di cariin sama yang lain. Nanti kalau aku ketemu petunjuk lain, aku bakal kasih tau ke kalian semua. Jaa mata ne, Yama-chan" lalu Shida berjalan pergi menjauhi tempat Yama duduk. Yama hanya menatap Shida.


...Bersambung...

Part 13

"Konnichiwa.." sapa Ryutarou pada semua orang yang ada di ruangan itu.
"Ryuu-chan! Tadi baru saja Chii pergi" kata Yuto.
"mm... Tadi aku ketemu dia di cafe bawah"
"cafe??" ulang Yuto.
"ia, katanya tadi Dai-nichan godain dia melulu, terus dia kabur. Bener gak sih?" tanya Ryuu pada Dai-chan. Daiki cuma cengar-cengir sendiri.
"ia tuh, Daiki bandel. Kasihan kan si Chinen."jawab Shida.
"ohh, btw, Yura udah kamu kasih tau Yuto?" lanjut Shida. "enggak lah. Aku gak sanggup kasih tau dia, ntar dia kuatir. Lebih baik kita kasih tau nanti saja."
semua hanya ngangguk-ngangguk.

Tanpa sepengetahuan mereka, Yura mendengar percakapan mereka. Yura kaget mendengarnya. Ternyata mereka semua diam-diam merencanakan ini. Ternyata Shida serta anggota HSJ mengetahuinya, kecuali aku. Kata Yura dalam hati. Tak menyangka bahwa kenyataannya seperti ini. Tetapi Yura tidak bisa marah, sebab ia mengetahui alasannya. "Yuto-kun...." lalu ia meninggalkan tempatnya.

Sekarang sedang summer school, anak-anak SMU Horikoshi merencanakan piknik bersama. Sudah hampir 1 bulan Yuto keluar dari rumah sakit. Chinen Yuri juga sudah baikan lagi sama Dai-chan. Cuma dia sekarang jadi sok dewasa di depan Daiki. Contohnya kemarin, pada saat Dai-chan mengajaknya bermain di rumahnya, Chii dengan tegas berkata, "aku ini sudah besar, tidak ada waktu bermain-main sepertimu lagi. Aku sibuk!" Lalu Chinen meninggalkan Daiki yang masih diam keheranan.
Hampir semua anak senang dengan ide piknik bersama itu, kecuali satu orang, Chinen Yuri. Padahal, biasanya dia yang paling senang bila sesuatu yang berhubungan dengan Bersenang-senang. Banyak yang bingung kenapa Chii berubah, termasuk anak HSJ yang masih bersekolah di Horikoshi yaitu Daiki, Yuto, Yama, Ryuu. Ryuu termasuk karena dia juga sama sekolah di SMU Horikoshi, hanya beda angkatan saja. Yuto, Yama, Chii, Dai-chan di kelas 12-1 sedangkan Ryuu di kelas 10-1.
"kamu kenapa Chii?" tanya Yama saat Chii bilang tidak mau ikut.
Chii cuma menggeleng lesu. Semua diam.
"bilang aja Chii." desak Dai-chan.
"akuu.. Ng... Sudah besar. Ngapain ikut kegiatan kayak anak-anak begitu?" ujar Chii
"CHII!!!" teriak Dai-chan, semua langsung terdiam kaget menatap Dai-chan.
"Gak usah bilang udah gede melulu deh. Aku udah bosen dengernya. Kita ini masih remaja, belum benar-benar dewasa. Dan... Apa salahnya orang dewasa bersenang-senang? Gak masalah tuhh. Malah kalau gak begitu mungkin banyak sekali orang yang bunuh diri karena stres. Apa sih mau mu?" kata Dai-chan, dia mulai naik darah serta kehabisan kesabaran mendengar Chii begitu terus. Chii hanya menunduk takut.
Dai-chan melanjutkan kata-katanya dengan nada lebih lembut. "Aku lebih suka dengan Chii yang periang dan imut seperti dulu, yang sifatnya seperti anak-anak. Itu lah salah satu kelebihanmu. bukan Chii yang sok sibuk dan sok dewasa seperti sekarang."
Chii menaikan kepalanya menatap wajah Dai-chan. Ia kaget mendengar kata-kata Daiki.
Suasana hening, tak ada yang berbicara selama beberapa menit. Semua mata tertuju pada Dai-chan dan Chii.
Lalu mulailah Yama mengangguk pelan, di susul oleh Yuto dan Ryuu.
Chii menatap Yama, Yuto, Ryuu bergilir. Ternyata semua memiliki pendapat yang sama.
"gomen ne..." kata Chii pelan. "sebenernya aku juga udah capek jadi dewasa begini" lalu semuanya tersenyum ke arah Chii.
"jadi, kau ikut piknik?" tanya Dai-chan lagi
Chii menggeleng, semua keheranan.
"aku nggak bisa, abisnya..... Ng...." Chii tidak melanjutkan kalimatnya.
"ada apa?"
"ng... Aa... Ka kalau gitu, kalian baca saja" lalu Chii mengeluarkan Hp-nya lalu membuka SMS yang ia tulis nama pengirimnya dengan 'misterius'. Semua diam membaca.

Jangan tanya siapa ini, jangan bilang pada polisi. berhati-hati saja kau, sebab sahabatku akan membalas dendamnya. Diam di rumah selama summer school, jangan kemana-mana. INGAT!!

Semua saling menatap satu sama lain. Apa maksud SMS tersebut?
"ini...." kata Yuto
"itu SMS ancaman atau peringatan aku gak tau. Yang pasti feeling-ku emang nggak enak kalau aku ikut pergi."
"sejak kapan?" tanya Dai-chan
"hah?"
"sejak kapan kau dapat? lalu apa ini yang pertama?" ulang Dai-chan memperjelas.
"sekitar minggu lalu, dan ini yang ke-3. Yang pertama dia ngasih tau bahwa ada yang dendam ke aku, trus yang ke-2 berisi ancaman. Dia bilang pembalasan dendam di mulai. Saat itu aku nerimanya di sekolah, lalu saat pulang sekolah aku hampir kejatuhan ton, untung ada yang meneriaki dari jauh, lalu pas di depan rumah aku disiram dengan air berwarna coklat yang menjijikan. Iuhh..."
"kenapa gak bilang ke kita, Chii?" tanya Dai-chan lagi setelah mendengar penjelasan Chii.
"orang dewasa memecahkan masalahnya sendiri. Tidak butuh orang lain."
"kata siapa? Dan lagi, bila kamu bilang pasti kita mau bantu" kata Yama.
"ya sudah, ikut saja Chii-nichan. Tenang, ada kita-kita kok" kata Ryuu.
"hhmm... Baiklah" kata Chii pasti.

Akhirnya Chii jadi ikut piknik. Tujuan mereka ke Osaka, dan pagi ini mereka akan berangkat dari Tokyo jam 8 pagi naik shinkazen. Setelah tiba, mereka langsung bersiap-siap. Membangun tenda, mengumpulkan kayu bakar, serta melakukan aktivitas lainnya.
Tenda khusus anak cewe berada di sebelah kanan sedangkan tenda cowo di sebelah kiri.
Pastinya Yama, Yuto, Chii, Dai-chan, serta Ryuu sama-sama di 1 tenda. Sedangkan Yura, Shida, Kira, dan Yayoi 1 tenda. Kira dan Yayoi adalah teman Shida dan Yura, walau mereka berdua kurang akrab dengan Yuto, Yama, Chii, Dai-chan, dan Ryuu.
Siang itu Yama dan Yuto berdua mencari kayu bakar di dalam hutan, Chii dan Dai-chan membangun tenda, dan Ryuu merapikan tempat.
"Yama-chan..." panggil Yuto
"nande Yuto?"
"Kore" kata Yuto sambil menunjuk ke bawah pohon, Yama melihat ada sekumpulan jamur aneh berwarna-warni.
"okashii... Kira-kira itu bisa dimakan nggak ya?" tanya Yama. Air liurnya sudah menetes ketika memikirkan makanan.
"Yama.... jorok ih, itu di lap dong" kata Yuto menunjuk mulut Yama. "kamu itu mikir makan melulu deh. Mending jangan dimakan, abis itu kan gak jelas jamur apaan, takutnya beracun." jelas Yuto
Yama hanya ngangguk-ngangguk. Ia mengeluarkan Hp nya dan memotret jamur itu. "aku pengen nyimpen. Lucu sihh. Ntar aku mau kasih lihat Chii, Dai-chan, sama Ryuu ahh"
Yuto hanya geleng-geleng kepala. "ayo kita lanjutkan.."

Tak terasa hari sudah malam, sekitar jam 7an. Semua anak Horikoshi berkumpul di sekitar api unggun. Api unggun sudah dinyalakan sejak tadi untuk menerangkan dan menghangatkan suasana. Semua orang sedang bercanda ria bersama teman-temannya. Ada juga yang bernyanyi dan membaca. Beberapa anak HSJ sedang bercanda.
"Teman-teman, ada yang mau melihat anak HSJ tampil??" teriak Ryunosuke tiba-tiba, dia adalah panitia piknik kali ini. Teriakan itu menganggetkan anak HSJ.
Beberapa anak mulai meneriaki nama Yama, Yuto, Chii, Ryuu, Dai-chan. Mereka ber5 hanya cengar-cengir kebingungan.
"emang ada bagian beginian?" bisik Yuto ke Yama, Yama hanya menggeleng gak tau. Yuto melihat ke Ryuu, dia hanya angkat bahu.
"terus? Wahh... Jangan-jangan Ryunosuke-kun mau ngerjain kita ber-5 lagi?" kata Dai-chan.
"ia.. Kalau mau begini, kan bilang dulu." sambung Chii.
"ayoo... Semua mau melihat penampilan anak HSJ. Setuju kan minna-san?" teriak Ryunosuke lagi, ia mengedipkan sebelah matanya ke arah sekumpulan anak HSJ tersebut. Mereka ber-5 hanya melet kesel.
"HSJ!! HSJ!! HSJ!! HSJ!! ...." mulai terdengar teriakan anak Horikoshi.
"ya sudahlah, ayo maju." kata Yama pada teman-temannya. Ia sudah mulai berdiri. Disusul dengan Chii, Yuto, Dai-chan, dan terakhir Ryuu.
"YEE....." anak Horikoshi lagi.
Yuto melihat Yura sedang tersenyum kearahnya sambil mengacungkan jempol. Yuto balas tersenyum manis.
"ehmm... Ehmm... "kata Yama pelan. Yuto hanya nyengir.
"kalian kan sudah terbiasa, jadi gak masalah kan?" kata Ryunosuke jail ketika anak HSJ sudah berada di dekat api unggun, tengah-tengah kerumunan semua anak Horikoshi.
Ryunosuke disambut pukulan Yama.
Yang lain tertawa.
"teman-teman, karena ini dadakan, tanpa latihan, jadi terima apa adanya ya. Terus juga kita nggak lengkap. Kekurangan Keito, Inoo, Yabu, Yuya, sama hika" teriak Yama. Semua bertepuk tangan riuhh...

...BERSAMBUNG...

Saturday, October 2, 2010

part 12

"Teman-teman! Dengar! Apa yang kutemukan?" kata Chii dengan semangat di depan Yuto dan teman2 lainnya.
"kau ketemu apa? Kucing ilang?" jawab Daiki nggk peduli.
"ihh, dai-chan! Aku serius. Aku tau kalau aku imut, tapi jangan gitu dong.." kata Chii sambil nyengir kuda.
"ii.. Ge-er kamu, Chii" Dai-chan mendorong Chii pelan.
"makanya, denger aku dulu. Gini.. Aku kemarin ketemu orang pakai tato kepala singa"
"apaa??" tanya Takaki Yuya.
"orang yang pakai tato kepala singa..." ulang Chinen.
"bukan.. Bukan.. Maksudku emangnya kenapa kalau ada yang pakai tato gambar kepala singa?? Bukannya itu wajar aja?" kata Yuya bingung.
"hah? Kau tak tahu??" tanya Shida. Yuya hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu.
"yaa... Ketinggalan dong. Gini, Yuto menemukan tanda di orang yang mau menghajar Yura waktu itu. Di setiap anggota yakuza nya punya tanda kepala singa." Yuya hanya mengangguk-anggukan kepala.
"terus??"
"kemarin aku ketemu salah satu anggota yakuza sadis itu."
"semua yakuza emang sadis, Chii" sambung Shida. Chinen hanya ketawa.
"sugoii...." jawab Yuya lagi.
"apanya yang sugoii?"
"sugoii lah.. , Chii bisa ketemu anggota itu" kata Yuya sambil melirik Chii.
"terus bagaimana??" sambung Yama.
"orangnya tinggi besar, terus rambutnya panjang. Wajahnya garang"
"tinggi besar?" tanya Yuya
"pasti semuanya tinggi besar menurut Chii. Dia kan kecil, jadi semuanya terlihat besar" goda Dai-chan
"Dai-chan!!! aku serius nihh.." teriak Chii, sudah mulai marah.
Semua terkikik geli melihat mereka berdua.
"cuma bercanda, Chii. jangan marah dulu donk" kata Daiki memelas.
Chii menarik napas panjang, lalu mulai melanjutkan kembali.
"kemarin Chiya sempat melihat buku apa yang di pegang orang itu. Rata-rata temanya tentang polisi."
semua terdiam ingin mendengar kelanjutan berita dari Chii.
"aku ketemu dia sekitar jam.... Mm.... 2 siang."
"buku tentang polisi? Apa dia mau menyelidiki sesuatu ya? agar polisi tidak curiga dengan tingkah laku mereka. Dasar penjahat yang cerdas." ujar Yama. Semua manggut-manggut saja.
"otakmu pintar sekali Yama, aku saja tidak bisa berpikiran seperti itu." kata Chii.
"otakmu kan isinya main terus Chii. Kamu kan masih kecil." kata Dai-chan.
Chii kesel lalu ia mencuekin Dai-chan. Mulut Chii langsung manyun 5 cm. Semua langsung menahan tawa tak tahan melihat Chii di godain Dai-chan terus sedari tadi.
"udah ah, aku kesel. Di katain terus sama Dai-chan. Huh..." kata Chii ngambek, ia bangkit berdiri lalu keluar dari ruangannya Yuto di rumah sakit.
"jangan Chii...." panggil Dai-chan, tapi sambil ketawa.
Chii tetap ngambek gak mau mendengar panggilan Dai-chan. Setelah Chii keluar, semua langsung ngakak kencang-kencang.
"ahh... Kamu sih Dai-chan" kata Yuto sambil ketawa.
"hahaha... Gak tau kenapa hari ini aku seneng banget bisa ngerjain dia. Lagi iseng aja"
Yuto hanya geleng-geleng kepala.
"sebenarnya gini, Yuto. tadi di sekolah si Chinen tuh ngejawab semua pertanyaan dari sensei" Yama menjelaskan.
"terus, apa hubungannya??"
"nah, Dai-chan tadi bengong di kelas. Lalu soal terakhir harus Dai-chan yang jawab. Tapi karena si Chinen nggak dengar, dia langsung maju dengan santai lalu ngerjain di depan. Semuanya langsung bengong nge lihat Chii yang maju, udah Pd maju ehh... Jawabannya salah." kata Yama
"terus sensei bilang 'makanya, kalau orang ngomong dengerin dulu. Jangan sok bisa gitu' terus si Chii di ketawain satu kelas" lanjut Yama lagi.
Yuto hanya ketawa.
"kasihan banget ya Chinen" kata Yuto nyengir.
Dai-chan hanya ngangguk-ngangguk. "harusnya aku, eh malah Chii yang kena. Hahaha..."
"Dai-chan.. Dai-chan... Dasar kamu tuh ya" kata Yuya, ia kasihan mendengar 'kisah' Chii tadi dari Yama.
"tenang saja, besok juga dia sudah tidak marah lagi kok" kata Dai-chan enteng.
"kalau kalian berantem, aku gak tau apa-apa loh.." kata Yuto.
*Yura calling...*
"moshi-moshi?... Ahh, hai.... Ada Shida, Yama, Yuya, to Dai-chan .... Oke de, ku tunggu ... Jaa ne" kata Yuto pada telepon.
"Yura mau kesini, dia udah ada di bawah" lanjutnya.
"unn, kalau begitu kita jangan bicarakan hal ini lagi" lanjut Shida.
"nande??" tanya Yuya
"kamu belum tau ya? Kalau gitu tolong jangan kasih tau Yura ya. Please..."
Yuya hanya ngangguk-ngangguk.

Di tempat lain, ternyata Chii bertemu dengan Ryuratou di cafe rumah sakit. Ryuu sedang beli minum sebelum masuk ke kamar Yuto di atas sana. Mereka ngobrol-ngobrol dulu sebentar.
"Chii-nichan, tampang nichan kok kayak orang marah sihh?" tanya Ryuu penasaran. Mereka duduk di ujung ruangan sambil menunggu pesanan mereka masing-masing.
"abis tadi Dai-chan jahat sihh" kata Chii masih tetap ngambek. Tapi sudah mendingan dari pada waktu di atas sana.
"emangnya kenapa nichan?"
"Dai-chan ngejek aku terus sihh"
"ihh, jangan setengah-setengah dong ceritanya, nichan. Aku kan penasaran juga" paksa Ryuu, dia sudah mulai tak sabaran.
"masa dia bilang aku nemu kucing? Terus aku dikatain kecil?"
Ryuu hanya bengong tak mengerti.
"Ryuu? Kamu kenapa? Kok diem doank?" tanya Chii panik melihat Ryuu bengong doank.
"hahh? Aku gak ngerti, nichan." kata Ryuu. Pas sekali, pelayan datang mengantarkan pesanan.
"nichan???" tanya sang pelayan lalu melihat Chii dan Ryuu secara bergantian.
"ada apa?" tanya Chii penasaran
"ahh.. Kalian ini aneh deh" jawab si pelayan.
"okashi??" kata Ryuu semakin bingung.
"hai. Masa kamu manggil dia nichan?" kata pelayan sambil menunjuk ke arah Chii.
Ryuu dan Chii terdiam. Maksudnya? Pikir mereka berdua.
"jelas-jelas kamu lebih tua dari dia. Seharusnya dia yang manggil kamu nichan. Ini malah kebalik. Hahaha..." kata pelayan lalu berjalan pergi dengan santai.
Chii dan Ryuu sekarang mengerti apa maksud si pelayan tadi. Chii kembali manyun tak terima di katain masih kecil.
Ryuu yang melihat perubahan pada Chii segera menahan tawa. Jangan sampai kedengeran sama Chii.
Ryuu segera menghabiskan minumannya lalu pamit jenguk Yuto dulu.
Chii masih tetap di tempat dengan cemberut tak terima di katain kayak anak kecil.

part 11

tanpa sepengetahuan Yura, sebenarnya beberapa sms Yuto hasil campur tangan temannya, Yamada Ryosuke. Hari itu Yama sedang berkunjung menjenguk Yuto. Pas sekali, ketika Yama masuk, Hp Yuto berbunyi. "sedang apa nh?" tanya Yama, ia menaruh keranjang buah di atas lemari sebelah ranjang Yuto. Di lihatnya Yuto sedang serius melihat Hp-nya.
Iseng Yama ngintip, "hehee... Dari pacar tersayang ya?" goda Yama, muka Yuto memerah.
"Yama, tau gak XXX artinya apa?" tanya Yuto tiba-tiba.
"nggak. Coba aku lihat, kata-katanya gimana."
Yama membaca, ia menggeleng pelan. "Aku balesin ya. Kamu yang dikte, aku ketikin" kata Yama. Yuto mulai membacakan..
sebelum send, iseng Yama menambahkan YRY. Barulah di send.
Beberapa saat Yuto mendapatkan balasannya. Yuto saat itu sedang di toilet, sedangkan Hpnya masih di mainin Yama. Yama yang tau, iseng membalas Sms dari Yura.
Yura yang nggak tau apa-apa berhasil di isengin Yama. Ketika ia balik balas, Hp Yuto sudah berada di tangan Yuto. Gantian Yama yang ke toilet. Di dalam, Yama ketawa ngakak nggak bisa berhenti, tidak bisa ngebayangin apa yang di tulis Yura pada balasan sms barusan.
Yuto juga nggak tau apa yang terjadi malah nganggep Yura aneh. Setelah dia menulis sms ny yang terakhir, Yama keluar dari toilet. Walau ia sudah bersikap wajar, tapi mukanya masih merah akibat ketawa.
Yuto bingung melihat Yama, lalu..
"jangan-jangan....." kata Yuto pelan
Yama mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf V.
"YAMAAA......" teriak Yuto. Yama langsung ngakak lagi.

Chinen sedang berada di mall bareng Chiya, sepupunya. Hari itu mereka mau beli buku bareng, tanpa sengaja Chii menemukan sesuatu.
Chii sedang berada di bagian komik favoritnya sedangkan Chiya sedang berada di bagian buku masak.
"ada yang bisa saya bantu?" tanya sang petugas gramedia ketika melihat Chiya seperti mencari sesuatu. Chiya menatap sang petugas sebentar lalu tersenyum simpul. "apakah masih ada buku yang di terbitkan dari penerbit yang ini?" tanya Chiya sambil menunjuk simbol penerbit tersebut. Petugas itu berpikir sebentar, "tunggu di sini sebentar. Akan saya cari persediaannya" Chiya hanya mengangguk.
Sambil menunggu, Chiya terus mencari. Tanpa sadar ia menabrak seorang pria yang sedang membawa beberapa buku. Pria tersebut jatuh hingga bukunya berserakan di lantai. Chiya membantunya berdiri dan memunguti buku-buku tersebut. Ia membungkuk beberapa kali serta minta maaf. Tapi orang itu hanya menatap Chiya sinis membuat Chiya merinding.
Lalu Chinen yang melihat kejadian tersebut berlari menghapiri Chiya.
"daijyobou desuka?" tanya Chii.
Chiya mengangguk. "aitsu..." kata Chiya terputus.
Chii hanya diam menunggu lanjutannya. Karena Chiya hanya diam, Chinen datang menghampiri orang yang menabrak Chiya tadi.
"OMAEE..." teriak Chii
orang itu dengan dingin menatap tajam ke arah Chinen. "kenapa kamu nggak minta maaf?"
hampir semua mata saat itu tertuju pada Chii yang sedang marah-marah itu. Suasana amat sangat tegang.
"nande??" kata orang itu hampir setengah berbisik membuat seluruh bulu kuduk berdiri.
"kamu sudah menabrak dia..." Chii menunjuk Chiya, "lalu kenapa malah dia yang minta maaf, HAHH???"
Chiya datang menghampiri Chii, berbisik pelan karena gemetaran. "sudahlah, Chii. Nggak usah di besar-besarkan"
"nggak bisa, Chiya! Yang salah dia!" paksa Chii.
"tau apa, kau??" kata orang itu, Chiya langsung mundur beberapa langkah.
Sebelum Chii sempat menjawab, datang segerombolan satpam menghentikan mereka. Satpam menggiring orang itu. Sebelum jauh, Chinen sempat melihat ke tato di lengan kirinya.
napas Chii tercekat. Ada tato bergambar kepala singa di sana. Ia langsung bergidik ngeri.