Seminggu lagi para murid Horikoshi akan mengadakan tes pertengahan semester. Hampir semua murid belajar dengan giat setiap hari hingga tes tersebut usai, tetapi beberapa murid lainnya masih bermalas-malasan dengan alasan yang berbeda. Salah satunya yaitu Dai-chan.
"teman-teman, mau gak hari ini kita main dirumahku?"
"main? Kau serius?" tanya Chii, salah satu anggota Hey!say!JUMP yang paling tertarik dengan yang namanya belajar.
"iyalah, masa bercanda. Gimana, mau gak?"
"Dai-chan, minggu depan kita udah tes loh, jangan santai-santai begitu. Aku saja sudah sibuk belajar mulai bulan lalu" kata Chii memeringati Dai-chan plus menyombongkan diri.
Yuto dan Yama mendongak menatap Chii, "bulan lalu?" tanya Yamajima kompak. Lalu mereka kaget dan akhirnya saling buang muka. hubungan mereka belum akrab kembali sejak pertengkaran terakhir, walau sudah tidak separah pertama kali, sekarang mereka sudah mau berkumpul bersama, walau masih tidak mau bicara satu sama lain.
"hei, kalian ini. Masih saja bertengkar. Kayak anak kecil saja, kapan mau baikan?" tanya Dai-chan, tetapi pertanyaannya sama sekali tidak dijawab.
"kau tahu kenapa mereka bertengkar?" bisik Chii pada Dai-chan. Dai-chan hanya menggeleng, "ayo kita pergi, Chii. Dari pada kita harus terlibat dengan pertengkaran gak jelas mereka" ajak Dai-chan. "tapi... Tapi...", "sudahlah, mereka sudah besar. Tenang saja, mereka tidak akan cakar-cakaran seperti anak SD" lalu Dai-chan pergi meninggalkan Yuto dan Yama, Chii membuntuti Dai-chan.
"Yama, aku mau ngomong sesuatu"
Yama menoleh ke arah Shida, "ada apa?" tanya Yama.
"kita ngomongin di taman aja ya, jangan disini" ajak Shida, Yama hanya menurut. Mereka berdua berjalan menuju taman, lalu duduk di kursi kosong dekat pohon dan kolam. Suasana siang itu cukup terik, tetapi mereka tidak terasa panas sekali pun.
"aku mau.. Mm... Kita putus" kata Shida terbata-bata. Ia melihat mata Yama terbelalak kaget. "tapi, kenapa?" wajah Yama terlihat bingung. " aku sayang banget sama kau, Mirai-chan. Lalu bukannya kau sendiri yang bilang suka sama aku?" Shida menunduk
"karena... Aku sudah tidak sayang sama kamu. Kamu itu, mm... Jahat" kata Shida berbohong, namun wajahnya memerah karena ia menahan tangisnya. Ia tidak rela melepas Yama begitu saja, apa lagi ketika Yama mengatakan bahwa Yama sayang Shida.
"tapi kenapa? Aku jahat kenapa?? Ayo jelaskan!" kata Yama sedikit berteriak. Yama menggelengkan kepalanya. "tidak! Tidak mungkin begitu cepatnya kau tidak sayang padaku. Pasti ada alasannya, Shida!!" namun Shida tidak menjawab, air matanya mulai mengalir turun. Ia segera berlari meninggalkan Yama yang masih terlihat kebingungan. Shida berlari menuju toilet taman, menangis sejadi-jadinya. Maafkan aku, Yama. Kata Shida dalam hati.
Yama yang masih duduk terpaku di taman tidak bisa berpikir jernih. Ia bingung apa yang terjadi pada Shida. Ia tidak ingin Shida memutuskannya begitu saja tanpa alasan. Yama menggaruk-garuk kepalanya lalu bangkit berdiri. Mungkin ia harus menunggu agar Shida menjelaskan kenapa ia memutuskannya. Mungkin Shida butuh waktu seperti dirinya yang masih shock. Sebelum ia berjalan pergi, ia melihat sosok Yura di sebrang sana. Tadinya Yama ingin memanggil Yura untuk membicarakan Shida, tetapi ia segera mengurungkan niatnya ketika melihat siapa yang berada di samping Yura, Yuto.
Yama mencoba memperjelas pengelihatannya, ia takut salah lihat. Yama tau kalau Yuto dekat dengan Yura, tetapi ia belum pernah sekali pun Yuto dan Yura berjalan bergandengan dan mengobrol begitu mesranya berdua. Yama mulai berpikir macam-macam, ia mengira Yuto dan Yura jadian. Memang sih perkiraannya tepat. Tetapi karena besarnya keingin tahuan Yama besar, ia segera mengikuti Yuto dan Yura.
Yama menguping percakapan mereka berdua, sementara itu Yuto dan Yura sama sekali tidak tahu akan kehadiran Yama yang diam-diam telah mengikutinya sedari tadi.
"Yuto, gimana? Kau sudah siap minggu depan?" tanya Yura. Yuto mengangguk mantap. Lalu tersenyum lebar, "yup.. Nanti kalau ada yang kamu gak bisa, tanya ke aku aja ya" kata Yuto, Yura menyenggol bahu pacarnya itu. "ahh, sok pinter aja. Ntar aku tanyain yang susah kamu malah nangis2 bilang nyerah" sindir Yura. Sebenarnya Yura tau banget kalau Yuto gak mungkin gak bisa, sebab Yuto pinter banget dalam pelajaran, walau pun Yuto masih kalah kalau dibandingkan dengan Chinen.
Yama yang nguping terlihat bingung. Sejak kapan mereka benar-benar amat akrab seperti ini? Sepertinya ia banyak tidak tahu tentang Yuto setelah Yama dan Yuto bertengkar hebat. Yama menggaruk-garuk kepala. Ia sudah melupakan kejadian dengan Shida tadi, malah ia sama sekali tidak ingat ia ada dimana. Yang ada pada pikirannya hanyalah satu, yaitu menyelidiki hubungan Yuto dengan Yura.
"Yuto, kita pulang yuk" kata Yura sambil menarik lengan Yuto. Yuto hanya menurut. Yuto menaruh tangannya di atas kepala Yura lalu mengusap-usapkan kepalanya membuat rambut Yura sedikit berantakan. Lalu menurunkan tangannya, sekarang Yuto memegangi kedua pipi Yura. Yama bisa melihat wajah Yura memerah dan menegang. Yama tidak dapat menebak apa yang sedang Yuto pikirkan.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantung Yura berdetak keras, ia berharap Yuto tidak dapat mendengarnya. "kau tahu?" kata Yuto yang masih menatap Yura dengan kedua tangannya menempel di pipi Yura. Yura hanya terdiam, ia tidak bergerak maupun bersuara. "aku... Sudah lama suka sama kamu, Yura" kata Yuto pelan, namun Yama bisa mendengarnya dari balik pohon. Napas Yura tertahan, ia begitu kaget mendengar pernyataan Yuto. Baru kali ini ia melihat Yuto bicara begitu seriusnya.
Mereka diam dalam posisi yang sama. Yama yang mendengar juga tidak dapat bicara maupun bergerak. Bahkan ia semakin tidak dapat berpikir jernih.
Setelah beberapa saat, Yuto baru menurunkan tangannya, lalu ia menarik tangan Yura dan menggenggamnya. Barulah Yura tersadar dari kekagetannya. Yura tidak berkata apa-apa, ia hanya bisa tersenyum.
Yama yang bersembunyi di balik pohon masih shock. Tidak disangka ternyata Yuto juga telah berpacaran. Sebenarnya ia sudah menyangka jauh sebelum itu, pertama kali ketika ia melihat Yura dan Yuto akhir-akhir ini sering pergi berduaan. Walau Yama dan Yuto sedang bertengkar, Yama masih tetap peduli dengan teman akrabnya ini.
Lalu Yama melihat Yuto dan Yura telah berjalan pulang, Yama juga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dan Yama sama sekali tidak ingat bahwa ia baru saja putus dengan Shida.
Beberapa hari Shida terlihat aneh, Yura yang beberapa kali telah memergoki Shida sedang bengong sambil bergumam tidak jelas. Yura sudah berkali-kali menanyakan hal ini pada Shida, tetapi cewe itu selalu bilang ia baik-baik saja, tidak ada masalah. Saking penasarannya, hari itu ia segera mendatangi Yama sepulang sekolah dan menanyakan langsung pada Yama, Yura sama sekali belum tahu bahwa Shida dan Yama sudah putus.
"Yama!" panggil Yura ketika ia melihat Yama sedang berjalan sendirian. Yuto sore itu ada piket, jadi Yura tidak mencari Yuto terlebih dahulu. "Yura? Halo.. Ada apa?" balas Yama. Yama terlihat biasa saja, walau kalau di perhatikan Yama sedikit lesu.
"boleh tanya sesuatu? Tentang Shida?" tanya Yura, ia jadi teringat dulu Shida pernah bilang kalau Yura sudah tahu hubungannya dengan Shida, jadi Yama tidak perlu menutup-nutupinya lagi.
"Shida??" kata Yama, berbalik nanya.
"ia! Dia akhir-akhir ini terlihat aneh. Apa gara-gara kau?" tanya Yura langsung. Ia orangnya memang cukup terang-terangan kalau sedang serius.
"aku?" kata Yama pendek
"apa kau dan Shida... Putus?" kata Yura, ia menurunkan suaranya saat ia mengatakan 'putus' agar tak ada yang mendengar. Yama terlihat kaget. Bagaimana Yura bisa tahu, pikirnya. Yama terdiam, ia tidak tahu harus jujur atau tidak. Akhirnya Yama mencoba untuk jujur.
"Ya... Aku baru saja putus dengannya" kata Yama menunduk, perasaannya saat itu kacau balau. Yura menatap Yama beberapa detik. "mengapa? Mengapa kau putusi Shida?" Yama bingung, "apa maksudmu? Malah dia yang minta putus dariku. Tanpa sebab lagi! Aku tak tahu apa yang ia pikirkan" kata Yama menjelaskan. Yura semakin bingung. "kau serius?" Yura melihat Yama mengangguk.
"oke, kalau gitu aku pergi dulu. Terima kasih" Yura membalikan badan pergi, sebelum ia melangkah, ia di tahan oleh Yama.
"tunggu dulu, aku sudah jujur pada mu. Giliran aku yang bertanya". Degg... Jantung Yura mulai tidak karuan, jangan sampai Yama tanya tentang...
"apa kau dan Yuto pacaran?" kata Yama pelan namun tegas
Yura tidak menatap Yama, jantungnya naik turun dengan semangat.
Apa yang harus ku jawab? Pikir Yura. Ia tidak dapat kabur sebab pundaknya di tahan olah Yama dengan keras.
BERSAMBUNG...
No comments:
Post a Comment