Saturday, August 21, 2010

cerita part 5


Shida dan Yura, mereka berbeda dengan Yama dan Yuto. Bila Yuto dan Yama hingga bertengkar hebat, Shida dan Yura bicara baik-baik.
"Shida-chan..." panggil Yura
"nande, Yura?"
"omae... Ng, udh pacaran ya?"
Shida terdiam. Ia menatap Yura dengan seksama.
"bagaimana kau tahu?" Shida melihat Yura menatap lantai. Ia tidak mau membalas pandangan Shida.
"3 hari yang lalu..." Yura memulai "tidak sengaja aku melihatmu berduaan dengan Yama" kata Yura setengah berbisik. Ia tidak mau ada yang mendengar percakapan mereka berdua, terutama guru. Ya, sebab bila ketahuan berpacaran, mereka akan mendapatkan hukuman yang sangat berat.
"Shida-chan... Apa kau marah padaku?"
Yura mulai menaikan kepalanya. Ia melihat Shida menggeleng pelan, senyum Shida tersungging kecil di bibirnya.
"Tidak, kau adalah temanku. Aku yakin kau tidak akan melaporkan pada guru, Yura. Maaf kalau aku tidak memberitahumu". "mm, tidak Shida. Seharusnya aku yang minta maaf, seharusnya aku tidak ikut campur urusan pribadimu". Yura melirik kanan kirinya, lalu mulai berbisik. "sejak kapan, Shida-chan? Cie... Yang udh punya pacar" Muka Shida merah pada, lalu ikutan berbisik. "belum lama, paling hanya seminggu lebih. Hey, bagaimana dengan mu? Aku tahu, kau dengan Yuto akhir2 ini terlihat aneh" kata Shida mulai menggoda Yura.
"apa???" Yura kaget. Duh, kenapa jadi begini, pikir Yura.
"halah, sudah jangan di tutupi lagi. Aku tahu dari sifatmu, aku sudah lama berteman dengan mu, bukan baru 3-4 hari." kata Shida menyenggol lengan Yura. gantian wajah Yura yang merah padam.
"ssttt... Diam ahh. Ya, aku juga baru jadian dengan Yuto. Setelah aku tahu kau kencan dengan Yama" Yura nyengir. "jangan beri tahu siapa-siapa ya, Shida" "kau juga"

"Yuto-kun, kau sedang berantem dengan Yama?" tanya keito, teman anggota Hey!say!JUMP. "kau selalu menjauhi dia, dan biasanya kalian selalu bersama. Tapi sekarang kenapa?"
"tidak ada apa-apa Keito. Tenang saja, kami hanya ribut kecil"
"ribut kecil?" ulang Keito tidak mengerti
"hahaha, jangan kuatir. Dari pada ngomongin itu, mari kita lanjutin latihan"
"ta.. Tapi.. Aahh, sudahlah. tapi ingat! Jangan kalian bertengkar hingga memutuskan tali persahabatan kalian selama ini" ujar Keito. Sebenarnya ia sangat kuatir akan hubungan Yama dan Yuto. Ini aneh, sebab selama ini jika mereka bertengkar, tidak sampai separah ini. Kali ini, jika mereka berhadapan tanpa sengaja, keduanya langsung membuang muka seakan mereka adalah musuh bebuyutan.
"Baiklah, Keito. Aku mengerti. Ayo kita ke Ryuu, Chii dan Hika" ajak Yuto, sambil menunjuk ke arah mereka bertiga.
Keito hanya mengangkat bahu, ia melirik ke arah Yama sebentar. Yama ternyata sedang sibuk dengan Hp-nya.

Shida-chan, gawat! Yuto sudah tahu hubungan kita berdua. Jadi bagaimana?
Tulis Yama panik. Beberapa menit kemudian ia mendapat balasannya.
Yura juga. Kemarin ia blg melihat kita pada saat kita kencan terakhir kali. Tetapi ia sudah berjanji tidak akan memberitahu siapa-siapa tentang hubungan kitaYama diam, lalu mulai mengetik
apakah kau marah padanya?
*send*
beberapa detik kemudian Hp Yama bergetar. Sebelum berbunyi, ia sudah membuka pesan tersebut.
Ohh, tidak. Aku percaya padanya, ia temanku sejak dulu, dan ia tidak akan membocorkan rahasia kita berdua. Kau tidak marah padaku kan, Yama?

Astaga! Kenapa jadi begini? Aku sudah melupakan teman baikku yang paling aku percaya. Mungkin benar kata opa, blm saatnya aku pacaran. Baru beberapa minggu, aku telah jahat pada Yuto. Pikir Yama.
Tik.. Tik.. Tik.. Suara Yama sedang membalas SMS
kenapa aku harus marah padamu? Kau tidak salah apa-apa, Mirai. Thanks ya atas nasihat nya,,, :D

Yama tersenyum, sekarang ia menyadari kesalahan besar yang ada pada dirinya. Yaitu melupakan teman terbaiknya sepanjang hidupnya.
Nasihat?? Apa kau sedang bertengkar dengan Yuto? Apa gara-gara ia tahu hubungan kita?
Uupss, tepat sasaran. Shida terkadang bisa menebak orang hanya lewat kata-kata saja. Yama sangat salut dengan kehebatannya yang satu ini.
Tidak. Ya udah ya, jaa ne
lalu Yama meninggalkan tempatnya dan berkumpul dengan Takaki, Yabu, inoo, dan Dai-chan.

Tepat pada saat Shida menerima SMS terakhir dari Yama, pintu kamarnya terbuka.
"Shida, turun sebentar. Ada temanmu menunggu di bawah." "iya, ma" lalu Shida turun ke bawah.
"hallo.." sapa orang itu. Mata Shida langsung terbuka lebar. "kau..." kata Shida sambil menutup mulutnya. "apa mau mu?" orang itu hanya tersenyum.
"kau takut pada ku?" tanya orang itu. Ia adalah preman di sekolah lamanya. Orang itu pernah mengerjai Shida hingga Shida tidak masuk sekolah selama sebulan akibat masuk rumah sakit. Setelah tahu Shida masuk rumah sakit, ia pindah sekolah karena tidak mau bertanggung jawab akibat ulahnya sendiri. Namun Shida tidak pernah melapor ke orangtua maupun guru. jadi, siapa pun hanya menganggap kejadian itu hanya kecelakaan, bukan hasil kejahilan seseorang.
tubuh Shida mulai bergetar. "sekali lagi ku tanya, apa mau mu?"
"hey, mari kita omongi ini di depan saja. Tidak enak dengan orang rumah."
Shida hanya menurut. Ia tidak ingin seorang pun mendengar percakapan mereka.
"bagaimana kau tahu rumahku?" tanya Shida setelah mereka berada di teras belakang. Pertanyaannya tidak ditanggapi. "kau tahu namaku?" tanya orang itu. Shida mengangguk. "ya, kau adalah Ken. Umari Ken"
"bagus. Shida Mirai, aku tahu kau punya rahasia. Dan aku tahu rahasia mu" katanya ringan.
"rahasia? Apa maksudmu? Aku sama sekali tak mengerti" Shida membela diri. Padahal, saat itu jantungnya sudah berdetak tak karuan.
"yahh... Antara kau dan,, siapa namanya? Kyosuke? Pyosuke?"
"Ryosuke??"
"ah... Ya! Dia maksudku. Kau dengan Ryosuke". Sekarang Shida sudah bisa menebak apa maksudnya.
"kau tahu apa? kau bukanlah diriku! Dan apa maksudmu antara aku dengan Ryosuke?"
"hey, tenang dulu. Aku hanya ingin minta sesuatu darimu. Tentu saja, bila kau menolak, kau akan mengetahui akibatnya" ia dapat melihat Shida mulai mengeluarkan keringat. Padahal hari itu tidak panas.
"apa???" Sebenarnya Shida tahu ancaman apa lagi yang akan ia katakan. Pasti tentang hubungannya ia dan Yama. Mungkin ia akan melapor pada sekolah atau membocorkannya dimana pun yang ia mau.
"tenang saja. Aku tak akan meminta mu terjun dari lantai 15 atau mencari potongan puzzle di tengah-tengah lumpur hisap. Dan sangsinya bila kau tak mau, aku akan melaporkan mu pada kepala sekolah agar kau dan Yama di keluarkan dari sekolah. Bagaimana?"
"apa? Bagaimana kau melakukan itu? Lagian, siapa yang akan percaya padamu?"
"tenang saja, aku punya buktinya." lalu ia memperlihatkan beberapa foto pada saat ia dan Yama kencan sambil bergandengan tangan, ada juga pada saat mereka HAMPIR berciuman, tetapi tidak jadi untungnya. Atau ada juga waktu ia dan Yama sedang bermain di taman hiburan.
Shida terdiam menatap beberapa lembar foto itu. "apa? Apa yang kau mau? Aku akan berusaha untuk mengabulkannya!"
Ken tersenyum. Tapi tersenyum bagaikan menemukan cara untuk menyiksa orang dengan cara yang paling kejam sedunia.
"sangat gampang..." katanya tanpa menghilangkan senyuman menyeramkan itu. Lalu ia mulai memberitahu permintaannya pada Shida.

BERSAMBUNG...

1 comment: