Friday, August 27, 2010
cerita part 9
sekarang sudah lewat 4 hari setelah kejadian Yura. Tidak pernah terjadi apa-apa setelah itu hingga hari ini Yura tidak masuk sekolah. Padahal hari ini adalah sehari sebelum pengambilan rapor. Seharusnya semua murid wajib datang untuk mengurus segala kepentingan.
Shida sudah sedari tadi menunggu Yura di gerbang pintu sekolah hingga bel tanda masuk berbunyi.
Terdengar gosip yang tidak mengenakan ketika Shida pulang sekolah. Ada salah satu anak SMU Horikoshi kemarin sore di cegat oleh beberapa yakuza, dan ia adalah sepasang anak perempuan dan laki-laki. Mereka terluka cukup parah ketika di temukan mereka tergeletak di sebuah gang kecil.
Hati Shida berkecambuk nggak keruan. Ia mulai berpikiran negatif. Jangan-jangan anak itu.... , lalu Shida menggeleng kuat untuk menghilangkan pikiran buruknya itu. Jangan berpikir yang enggak-enggak, kata Shida dalam hati.
Pada saat yang bersamaan di sebuah rumah sakit...
Yuto membuka matanya yang terasa amat berat, ia menatap sekeliling ruangan yang serba putih tersebut.
"Yuto..." panggil seseorang di sana
Yuto menoleh dan melihat Yama.
"aa.. Aku.. Dimana??" tanya Yuto sambil memegang kepalanya. Ia meringis kesakitan.
"...." Yama diam untuk menyusun kata-kata. Salah satu teman Yama lah yang menemukan Yuto dan Yura di gang tersebut.
"kemarin sore... kau di pukuli oleh sekelompok yakuza" Yuto lalu teringat sesuatu yang penting, YURA.
"mana Yura? Dia baik-baik saja nggak?" tanya Yuto menggebu-gebu. Yama segera menenangkan Yuto terlebih dahulu baru menjelaskan semuanya.
"Yura ada di kamar sebelah. Ia cuma luka ringan saja kok. Malah yang harusnya di kuatirkan itu kamu"
"tapi...." Yuto tidak melajutkan kalimatnya. Sekarang potongan-potongan puzzle tersebut bermunculan dan membentuk suatu gambar.
dan sekarang, Yuto benar-benar dapat mengingatkan kejadian tersebut dengan amat jelas.
Pada saat pulang sekolah, ia melihat Yura di paksa mengikuti yakuza tersebut. Yuto diam-diam mengikuti mereka semua, lalu Yura terlihat amat sangat pucat, dan akhirnya Yuto segera menolong Yura. Tetapi karena jumlah mereka cukup banyak, maka Yuto lah yang di gebuki oleh yakuza tersebut. Yuto mati-matian melindungi Yura sehingga Yura hanya terkena sedikit pukulannya saja.
"hmm... Yama..."
"kenapa? Mau ketemu Yura?" tebak Yama.
Yuto menggeleng, "bukan itu, aku hanya mau agar Yura tidak melihatku pada saat luka parah seperti ini. Tunggu agak mendingan saja"
wajah Yuto terlihat sangat memelas, Yama menjadi tidak enak.
Yama mengangguk setuju pada permintaan Yuto.
"apa!!?! Kok bisa????" teriak Shida, setelah Yama pulang dari rumah sakit, ia segera mendatangi Shida untuk memberitahu kabar Yuto dan Yura.
"haduhh, pantas saja dari tadi perasaanku gak enak." kata Shida kembali sambil berjalan mondar-mandir di depan Yama. Yama hanya menatapnya tajam.
"jadi ceritanya begini ....." Yama menceritakan semuanya hingga ke detail-detailnya yang paling kecil. Shida mendengarkan baik-baik dan sesekali menimpalinya dengan ohh... Dan astaga.
"ck.. Ck.. Ck.. Kejadian yang tragis"
"ya... Yuto sudah sadar, untungnya Yura cuma luka ringan."
"tapi... Waw, Yuto-kun seorang pahlawan. Dia membela pacarnya sendiri. Dia baik banget ya"
Yama hanya menganggukan kepala.
"aku mau kesana!!" ucap Shida tiba-tiba, "aku pengen lihat keadaan mereka berdua sekarang.."
"jangan!!" cegah Yama
Shida mengerutkan keningnya bingung.
"hari ini sudah malam, kau itu cewe. Lagian mereka juga butuh istirahat sekarang. Bagaimana kalau besok?"
Shida berpikir sebentar, "oke,, aku setuju. Jadi besok pulang sekolah mau langsung kesana"
"aku juga, kasihan kan Yuto sendiri" timpal Yama
di kamar Yuto...
Yuto sedang menatap dinding langit-langit kamar rumah sakit. Ia sedang berpikir, mengapa ia bisa kalah?
Ya karena mereka lebih banyak dan kuat, namanya juga yakuza. Jawab Yuto sendiri.
Lalu ia merasa mulai lelah, ia berbaring bolak-balik ke arah kanan kiri.
Lama-kelamaan matanya mulai terpejam dan tertidur.
Yura masuk diam-diam, takut membangunkan Yuto malam itu. Sudah dari tadi ia menunggu di luar untuk melihat Yuto.
Ia duduk di kursi di samping tempat tidur Yuto. Menatap wajah pacarnya lekat-lekat seakan tidak ingin melepaskannya.
Akhirnya setelah kurang lebih setengah jam menatap wajah Yuto yang sedang tertidur, ia bangun berdiri menghampiri Yuto.
"terima kasih banyak Yuto-kun, aishiteru" bisik Yura tepat di sebelah telinga Yuto, mencium keningnya dan akhirnya berjalan keluar kembali keruangan nya.
Keesokan harinya...
"Yura-chan! Daijyobou?" teriak Shida saat masuk ke kamar Yura. Yura dapat melihat di sebelah Shida ada Yama. Yura tersenyum ke arah mereka berdua bergiliran.
"aku nggak kenapa-napa kok. Sehat aja, cuma luka kecil sih biasa." kata Yura lalu tertawa.
"aku udah denger ceritanya dari Yama. Kok kamu bisa di ikuti yakuza?"
Yura menunduk, lalu mengangkat bahunya.
"entahlah, tiba-tiba aku di cegat dan ditarik. Aku sudah memberontak, tapi pegangannya keras sekali. Tiba-tiba muncul Yuto dan ...." kata-kata Yura terputus. Ia menutup matanya dan menghela napas panjang.
"sudah, gak usah di lanjutkan. Pasti berat banget buat mu kan?" ujar Shida.
Yura mengangguk lemah.
"teman Yama yang menemukan kalian berdua"
Yura menatap Yama. "arigattou Yama"
"hey, jangan berterima kasih padaku." kata Yama.
"kalau begitu, tolong sampaikan pada temanmu itu" Yura tersenyum.
Yama mengangguk.
"aku mau ke tempat Yuto dulu, kasihan. Siapa tau di sedang sendirian."
"oke dehh, jaa"
Yama melangkah ke arah pintu dan keluar.
Setelah Yama tidak ada, Yura nyengir ke arah Shida.
"ehmm..." Yura berdehem.
Shida bingung. "mesranya ke rumah sakit berduaan" ledek Yura.
Barulah Shida ngeh maksud Yura.
"udah.. Udah... Gak usah ngeledek deh. Tau nggak, aku khawatir banget waktu kamu gak masuk kemaren dan dapet kabar gini"
"hmm... Enggak" kata Yura mantap.
"omae...." kata Shida panjang, lalu mereka tertawa berdua.
"Chinen-kun!!" kata Yama ketika melihat Chii ada di dalam sedang ngobrol dengan Yuto.
"konnichiwa Yama-chan" ujar Chii dan Yuto berbarengan.
"kenapa kamu gak bilang kalau pulang sekolah mau kemari?" tanya Yama
"lohh, bukannya aku udah bilang mau kemari?"
"tapi kamu gak bilang kalau pulang sekolah"
"hey, emangnya aku pacarmu harus melapor kapan aku mau jenguk temanku?"
kata Chii gak mau kalah.
Yuto hanya geleng-geleng kepala. Kedua temannya benar-benar kayak anak kecil, pikir Yuto.
"tapi..."
"sudah ah, jangan bertengkar disini. Atau kuusir kalian berdua." potong Yuto. Semua menatap Yuto.
"ia.. Ia..." Yama akhirnya duduk di sebelah Chinen.
"kau sudah jenguk Yura?" tanya Yama pada Chii.
"nanti saja, setelah Yuto. Abisnya ku dengar lebih parah Yuto di banding Yura. Oh ya, Yuto, bagaimana kau bisa nolong Yura?"
" kau kan tau arah rumah kami sama, kebetulan aja aku ngelihat dia bareng yakuza. Karena penasaraan akhirnya aku ikuti. Gak taunya malah jadi begini"
Chii geleng-geleng kepala.
"nasibmu sungguh tidak beruntung, Yuto"
Yuto hanya tersenyum kecut.
Tiba-tiba masuk Shida.
"hallo semua.." katanya Shida
"kebetulan ada Shida tiba-tiba" kata Yuto
"maksudmu?" tanya Shida tak mengerti, Yama dan Chii juga tidak mengerti.
"aku mau minta tolong pada kalian bertiga"
"ohh... Apa?"
"aku...."
"apa?" desak Shida.
"sebenarnya aku merasa dari awal Yura sudah di incar mereka" kata Yuto pelan
Shida, Yama, dan Chii mengerutkan keningnya.
"maksudmu?"
"ya.. Aku sempet melihat salah satu dari para yakuza itu di depan sekolah kita pada hari itu."
semua mendengarkan Yuto dengan baik.
"ia terlihat sedang mencari seseorang salah satu para murid Horikoshi, ketika ia melihat Yura, ia terlihat lega lalu segera mengeluarkan Hp nya lalu menelpon seseorang"
"tunggu dulu" potong Yama. "bagaimana kau tahu? Padahal kau sedang bersama ku saat pulang sekolah"
"aku melihatnya lewat jendela saat menunggu kamu. Setelah kau selesai, aku langsung pamit pulang kan?"
Yama terlihat sedang mengingat-ngingat kejadian itu
"hmm.. Ya. kalau begitu, lanjutkan"
"oke, setelah aku keluar aku sudah tak melihat orang itu. Aku lihat Shida dengannya berdua. Aku ada di belakang kalian" Yuto menatap Shida, Shida hanya diam. Yuto melajutkan ceritanya.
"tadinya aku kira salah lihat. Setelah Yura dan Shida pisah jalan, beberapa meter kemudian aku melihat orang aneh lagi. Orangnya berbeda tetapi mempunyai tanda yang sama."
"tanda??" tanya Chii
"yup. Ia mucul lalu menhilang lagi. Aneh kan?" tanya Yuto pada semuanya. Yang lain mengangguk mantap
"di belokan, tiba-tiba Yura menghilang juga. Aku segera berlari. Sewaktu sadar, ternyata Yura sedang dikerumunin oleh mereka. Tanpa sadar aku segera melangkah maju. Mereka melihatku dan melangkah kearahku. Ku lihat Yura menjauh tetapi di sadari oleh salah satu dari mereka, akhirnya dengan paksa ia ditarik. Yang lain sedang sibuk menghabisiku. Setidaknya aku lega bukan dia yang di gebuki saat itu."
"kenapa??" tanya Chii polos.
"karena dia cewe. Ia bukan lawan yang tepat untuk yakuza itu" jawab Yuto
"bukan bukan, bukan itu maksudku. Kenapa kau tidak minta tolong kami?"
"kan aku sudah bilang, ku kira aku salah orang. Lagian aku tak mau kalian terlibat beginian"
"tapi sekarang kau malah begini" kata Chii sedikit memaksa.
"setidaknya tulang ku tidak ada yang patah kan? Hanya luka luar"
"itu bahaya, Yuto"
"oke, aku minta maaf. Lain kali aku minta tolong kalian deh." kata Yuto akhirnya
"nahh, begitu donk. Teman itu buat ngebantu hal yang benar"
"trus kau mau minta tolong apa?" tanya Shida tiba-tiba
"kalian jangan bilang ke Yura apa yang ku bilang barusan ya"
yang lain mengangguk
"jadi, tanda yang ku maksud itu mereka selalu memakai barang dengan lambang kepala singa"
"maksudmu?"
"orang pertama yang ku lihat gantungan Hp nya berbentuk kepala singa. Orang ya kedua memakai kalung kepala singa. Dan yang lainnya ku lihat juga sama, hanya barangnya yang berbeda"
"mm... Aku mengerti" kata Yama
"aku ingin kalian cari tahu siapa bos mereka, tenang saja, aku tidak akan bertindak sembarangan."
"oke, kami semua akan membantumu, Yuto" kata Yama semangat.
BERSAMBUNG...
cerita part 8
Yura memutar otaknya. "dari mana kau bisa kira begitu?" tanya Yura, siapa tahu ia bisa berbohong. Mungkin saja Yama hanya asal tebak. "aku melihat sendiri" jawab Yama, Yura seperti kejatuhan batu 1000 ton.
Oke, ia sama sekali tidak bisa mengelak, mungkin memang seharusnya ia bicara jujur. "ia, memang. Sudah cukup lama kami jadian" akhirnya itulah yang dikatakan Yura. Mata Yama terbelalak kaget. "sejak kapan?" selidik Yama. Yura berpikir sejenak, "sejak... Kau dan Shida menonton blue angel, setelah itu kalian pergi ke kafe khn? Nah disitulah kami jadian". Yama diam, ia tidak tahu ingin mejawab apa. Sekarang Yama tahu mengapa Yuto tahu hubungannya dengan Shida, dan pada saat itu ternyata Yuto juga punya pacar. Dunia ini sungguh aneh. "oke, makasih, Yura" lalu Yama balik badan memunggungi Yura, lalu melangkah pergi.
Shida sendirian di dalam kelas, duduk entah merenungi sesuatu. Anak2 lain sudah pulang dari tadi. Ia belum mau pulang, ingin sendirian di dalam kelas. Sebenarnya ia sangat sedih atas putusnya hubungannya dengan Yama. sudah lama Shida menyukai Yama, begitu ia dapat bahagia dengan Yama, Ken datang dan mengerecoki hubungannya. Dengan berat hati Shida memutuskan Yama. waktu itu, setelah Shida berhasil memutuskan Yama, semalaman ia menangis di dalam kamar.
"Shida-chan??" panggil Yura, Shida mendongak dan menatap Yura dengan lesu. "ngapain kamu disini? Sekolah sudah bubar sejak tadi. Sedang mikir apa?" tanya Yura. Setelah bicara dengan Yama, ia kembali ke kelas karena feelingnya Shida berada di kelas untuk menyendiri.
Shida menggeleng pelan, "bagaimana kau tahu aku disini?" tanya Shida. "aku tahu kamu, Shida. Kau selalu menyendiri setiap ada masalah. Dan aku tahu juga kalau kau sekarang ada masalah. Kau bisa cerita ke aku". Shida tersenyum kecil, "ya, aku memang sedang banyak masalah. Masalah yang berhubungan dengan kita."
Yura menatap Shida bingung. "kita??" Shida hanya diam, Yura tidak memaksa Shida untuk menjelaskan.
Shida menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan sekuat tenaga. "maaf, aku belum bisa menceritakannya padamu, Yura" kata Shida sambil menunduk. "aku tahu masalahmu Shida, jangan kuatir", "kau tahu??" tanya Shida. "ya, aku tanya ke.. Ehm, Yama" Shida menatap Yura. Temannya yang satu ini punya bnyak cara untuk mengetahui segala hal yang ia ingin tahu, salah satunya tentang Yama dan Shida. "tapi itu tak seberapa, Yura" kata Shida lirih. Ia mulai menangis pelan. Yura dengan cepat memeluk sahabat baiknya itu.
"aku tahu yang paling berat dari semua masalah adalah itu. Aku tahu ada alasan yang membuat kau sengaja minta putus dengan Yama, walau aku tak tahu tentang apa. Tenang saja, aku akan menunggu hingga kau tenang dan mau cerita."
"maafkan aku, Yura." kata Shida pelan, Yura hanya menatap Shida penuh belas kasihan.
Yama mencoba datang ke rumah Yuto, walau ia tidak tahu akan di usir atau tidak. Sudah sering kali ia datang, tapi baru pertama kali inilah hatinya sama sekali tidak tenang. Ia takut Yuto masih marah pada Yama. Ya.. Yama tahu yang pertama kali marah adalah Yama, Yuto hanya terbawa emosi saja.
Yama menekan bell rumah Yuto beberapa kali, hingga Yuto sendirilah yang keluar.
"haii..." kata Yama pertama kali, ia mengangkat sebelah tangannya.
"mau apa kau?" tanya Yuto ketus, ternyata masih marah pada Yama.
"aku... Mau bicara. Boleh gak?" tanya Yama sambil menunjukkan tampang memelasnya.
Yuto berjalan maju lalu membukakan pintu pagarnya yang cukup tinggi itu. Yama masuk pelan-pelan.
Lalu Yama dan Yuto duduk di ruang tamu. Padahal biasanya kalau mereka lagi akrab suasananya tidak akan menegangkan seperti ini, pikir Yama dalam hati.
"sekarang mau bicara apa?" tanya Yuto masih tetap ketus. Jantung Yama mulai berdetak, sudah lama ia tidak bicara dengan Yuto di sekolah, apa lagi di rumahnya.
"aku.. Aku.. Hanya mau minta maaf" Yama menunduk tidak ingin menatap Yuto. Ia tak mau melihat ekspresi wajah Yuto yang semakin galak.
Di luar perkiraannya, malah Yuto tertawa keras. Yama menatap Yuto dengan wajah bingung.
"akhirnya kau mengatakannya juga" kata Yuto enteng, berbeda jauh dengan ketika Yama baru datang tadi. Yama masih saja diam tak mengerti. "aku tahu pasti suatu saat kau akan minta maaf Yama. Sudahlah, sebenarnya aku sudah lama sekali memaafkanmu. Aku cuekin kamu karena memang itu kemauanmu kan?"
wajah Yama memerah, "maaf, aku sudah membohongimu. Harusnya aku memberitahumu tentang ini. Tetapi sekarang aku dan Shida sudah putus"
"putus? Bagaimana..." sebelum Yuto menyelesaikan kata-katanya, Yama menyela, "aku juga tidak tahu, tiba-tiba saja beberapa hari yang lalu." Yama sudah mulai santai.
"mmm... Oke. Kapan-kapan saja kita tanya dia"
"ngomong-ngomong soal beberapa hari yang lalu, aku melihatmu jalan dengan Yura berduaan dengan mesra. Tepat setelah aku putus dengan Shida. Nah, selamat ya walau telat lamaaa bangettt" kata Yama sambil cengengesan. "kok gak cerita ke aku?"tanya Yama.
"gimana mau cerita kalau kau sendiri juga begitu, hah?" sindir Yuto.
Lalu mereka tertawa berdua seperti tidak pernah ada apa-apa di antara ke dua teman baik satu ini.
Masa-masa suram mereka sudah lewat, semua ulangan dapat mereka lalui dengan baik. Begitu juga Dai-chan berkat ajaran Chinen. Mereka tinggal menunggu pengambilan rapor.
Semua anak Horikoshi merasa lega karena selesai tes, tetapi tidak dengan Shida. Belum semua ia hadapi, masih tersisa satu.
Ia sudah mencoba untuk bicara dengan Ken, tetapi sekarang ia menyesal untuk bicara dengannya.
Setelah ia tahu bahwa Shida putus dengan Yama, Ken tidak bisa melapor bahwa Yama dan Shida pacaran. Ia amat sangat tidak puas. Sebagai gantinya atas semua itu, Ken meminta Shida untuk menjadi pacarnya.
Sudah pasti Shida shock berat dengannya. Tetapi apa yang harus ia lakukan? Ia belum menerima Ken, sebab di hatinya ia masih sangat menyayangi Yama.
Dan sebenarnya Shida mau memberitahu alasan yang sebenarnya mengapa ia putus dari Yama, namun ia belum mendapatkan keberanian yang cukup.
Shida mondar-mandir tak jelas, ia sedang menunggu Yura. Sudah hampir setengah jam ia menunggu, tapi Yura belum menampakan dirinya.
Setelah kurang lebih Shida menunggu lagi selama 10 menit, dari kejauhan barulah nampak Yura sedang berlari-lari.
"Shida, gomen ne" kata Yura yang masih ngos-ngosan.
Shida yang baru saja mau memuncratkan kemarahannya berubah menjadi iba. Ia menatap Yura yang sedang membungkuk, memberi ia waktu untuk bernafas.
"ada apa?" tanya Shida akhirnya.
"aku.. Aku.. Tadi ada seseorang yang ingin mencelakakan aku, makanya aku memutar lewat jalan jauh, jadi... Maafkan aku"
"mencelakakan??" kata Shida tak mengerti.
Yura hanya mengangguk beberapa kali sebelum ia menjelaskan.
"tadi, sebenarnya aku sudah dekat dari sini, tetapi tiba-tiba ada pengendara motor datang dan lewat di sebelahku. Hampir saja aku terserempet. Lalu setelah aku berjalan tak jauh, tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup kencang ke arahku. Sebelum aku tertabrak, aku berlari melewati jalan kecil. Beberapa kali seperti ada yang ingin mendorongku ke sungai yang deras. Lalu tadi, di lapangan, ada sekumpulan anak sedang main bola dan beberapa kali hampir mengenaiku" kata Yura dengan panik.
Shida berpikir sesaat, apa maksudnya itu?
BERSAMBUNG...
Oke, ia sama sekali tidak bisa mengelak, mungkin memang seharusnya ia bicara jujur. "ia, memang. Sudah cukup lama kami jadian" akhirnya itulah yang dikatakan Yura. Mata Yama terbelalak kaget. "sejak kapan?" selidik Yama. Yura berpikir sejenak, "sejak... Kau dan Shida menonton blue angel, setelah itu kalian pergi ke kafe khn? Nah disitulah kami jadian". Yama diam, ia tidak tahu ingin mejawab apa. Sekarang Yama tahu mengapa Yuto tahu hubungannya dengan Shida, dan pada saat itu ternyata Yuto juga punya pacar. Dunia ini sungguh aneh. "oke, makasih, Yura" lalu Yama balik badan memunggungi Yura, lalu melangkah pergi.
Shida sendirian di dalam kelas, duduk entah merenungi sesuatu. Anak2 lain sudah pulang dari tadi. Ia belum mau pulang, ingin sendirian di dalam kelas. Sebenarnya ia sangat sedih atas putusnya hubungannya dengan Yama. sudah lama Shida menyukai Yama, begitu ia dapat bahagia dengan Yama, Ken datang dan mengerecoki hubungannya. Dengan berat hati Shida memutuskan Yama. waktu itu, setelah Shida berhasil memutuskan Yama, semalaman ia menangis di dalam kamar.
"Shida-chan??" panggil Yura, Shida mendongak dan menatap Yura dengan lesu. "ngapain kamu disini? Sekolah sudah bubar sejak tadi. Sedang mikir apa?" tanya Yura. Setelah bicara dengan Yama, ia kembali ke kelas karena feelingnya Shida berada di kelas untuk menyendiri.
Shida menggeleng pelan, "bagaimana kau tahu aku disini?" tanya Shida. "aku tahu kamu, Shida. Kau selalu menyendiri setiap ada masalah. Dan aku tahu juga kalau kau sekarang ada masalah. Kau bisa cerita ke aku". Shida tersenyum kecil, "ya, aku memang sedang banyak masalah. Masalah yang berhubungan dengan kita."
Yura menatap Shida bingung. "kita??" Shida hanya diam, Yura tidak memaksa Shida untuk menjelaskan.
Shida menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan sekuat tenaga. "maaf, aku belum bisa menceritakannya padamu, Yura" kata Shida sambil menunduk. "aku tahu masalahmu Shida, jangan kuatir", "kau tahu??" tanya Shida. "ya, aku tanya ke.. Ehm, Yama" Shida menatap Yura. Temannya yang satu ini punya bnyak cara untuk mengetahui segala hal yang ia ingin tahu, salah satunya tentang Yama dan Shida. "tapi itu tak seberapa, Yura" kata Shida lirih. Ia mulai menangis pelan. Yura dengan cepat memeluk sahabat baiknya itu.
"aku tahu yang paling berat dari semua masalah adalah itu. Aku tahu ada alasan yang membuat kau sengaja minta putus dengan Yama, walau aku tak tahu tentang apa. Tenang saja, aku akan menunggu hingga kau tenang dan mau cerita."
"maafkan aku, Yura." kata Shida pelan, Yura hanya menatap Shida penuh belas kasihan.
Yama mencoba datang ke rumah Yuto, walau ia tidak tahu akan di usir atau tidak. Sudah sering kali ia datang, tapi baru pertama kali inilah hatinya sama sekali tidak tenang. Ia takut Yuto masih marah pada Yama. Ya.. Yama tahu yang pertama kali marah adalah Yama, Yuto hanya terbawa emosi saja.
Yama menekan bell rumah Yuto beberapa kali, hingga Yuto sendirilah yang keluar.
"haii..." kata Yama pertama kali, ia mengangkat sebelah tangannya.
"mau apa kau?" tanya Yuto ketus, ternyata masih marah pada Yama.
"aku... Mau bicara. Boleh gak?" tanya Yama sambil menunjukkan tampang memelasnya.
Yuto berjalan maju lalu membukakan pintu pagarnya yang cukup tinggi itu. Yama masuk pelan-pelan.
Lalu Yama dan Yuto duduk di ruang tamu. Padahal biasanya kalau mereka lagi akrab suasananya tidak akan menegangkan seperti ini, pikir Yama dalam hati.
"sekarang mau bicara apa?" tanya Yuto masih tetap ketus. Jantung Yama mulai berdetak, sudah lama ia tidak bicara dengan Yuto di sekolah, apa lagi di rumahnya.
"aku.. Aku.. Hanya mau minta maaf" Yama menunduk tidak ingin menatap Yuto. Ia tak mau melihat ekspresi wajah Yuto yang semakin galak.
Di luar perkiraannya, malah Yuto tertawa keras. Yama menatap Yuto dengan wajah bingung.
"akhirnya kau mengatakannya juga" kata Yuto enteng, berbeda jauh dengan ketika Yama baru datang tadi. Yama masih saja diam tak mengerti. "aku tahu pasti suatu saat kau akan minta maaf Yama. Sudahlah, sebenarnya aku sudah lama sekali memaafkanmu. Aku cuekin kamu karena memang itu kemauanmu kan?"
wajah Yama memerah, "maaf, aku sudah membohongimu. Harusnya aku memberitahumu tentang ini. Tetapi sekarang aku dan Shida sudah putus"
"putus? Bagaimana..." sebelum Yuto menyelesaikan kata-katanya, Yama menyela, "aku juga tidak tahu, tiba-tiba saja beberapa hari yang lalu." Yama sudah mulai santai.
"mmm... Oke. Kapan-kapan saja kita tanya dia"
"ngomong-ngomong soal beberapa hari yang lalu, aku melihatmu jalan dengan Yura berduaan dengan mesra. Tepat setelah aku putus dengan Shida. Nah, selamat ya walau telat lamaaa bangettt" kata Yama sambil cengengesan. "kok gak cerita ke aku?"tanya Yama.
"gimana mau cerita kalau kau sendiri juga begitu, hah?" sindir Yuto.
Lalu mereka tertawa berdua seperti tidak pernah ada apa-apa di antara ke dua teman baik satu ini.
Masa-masa suram mereka sudah lewat, semua ulangan dapat mereka lalui dengan baik. Begitu juga Dai-chan berkat ajaran Chinen. Mereka tinggal menunggu pengambilan rapor.
Semua anak Horikoshi merasa lega karena selesai tes, tetapi tidak dengan Shida. Belum semua ia hadapi, masih tersisa satu.
Ia sudah mencoba untuk bicara dengan Ken, tetapi sekarang ia menyesal untuk bicara dengannya.
Setelah ia tahu bahwa Shida putus dengan Yama, Ken tidak bisa melapor bahwa Yama dan Shida pacaran. Ia amat sangat tidak puas. Sebagai gantinya atas semua itu, Ken meminta Shida untuk menjadi pacarnya.
Sudah pasti Shida shock berat dengannya. Tetapi apa yang harus ia lakukan? Ia belum menerima Ken, sebab di hatinya ia masih sangat menyayangi Yama.
Dan sebenarnya Shida mau memberitahu alasan yang sebenarnya mengapa ia putus dari Yama, namun ia belum mendapatkan keberanian yang cukup.
Shida mondar-mandir tak jelas, ia sedang menunggu Yura. Sudah hampir setengah jam ia menunggu, tapi Yura belum menampakan dirinya.
Setelah kurang lebih Shida menunggu lagi selama 10 menit, dari kejauhan barulah nampak Yura sedang berlari-lari.
"Shida, gomen ne" kata Yura yang masih ngos-ngosan.
Shida yang baru saja mau memuncratkan kemarahannya berubah menjadi iba. Ia menatap Yura yang sedang membungkuk, memberi ia waktu untuk bernafas.
"ada apa?" tanya Shida akhirnya.
"aku.. Aku.. Tadi ada seseorang yang ingin mencelakakan aku, makanya aku memutar lewat jalan jauh, jadi... Maafkan aku"
"mencelakakan??" kata Shida tak mengerti.
Yura hanya mengangguk beberapa kali sebelum ia menjelaskan.
"tadi, sebenarnya aku sudah dekat dari sini, tetapi tiba-tiba ada pengendara motor datang dan lewat di sebelahku. Hampir saja aku terserempet. Lalu setelah aku berjalan tak jauh, tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup kencang ke arahku. Sebelum aku tertabrak, aku berlari melewati jalan kecil. Beberapa kali seperti ada yang ingin mendorongku ke sungai yang deras. Lalu tadi, di lapangan, ada sekumpulan anak sedang main bola dan beberapa kali hampir mengenaiku" kata Yura dengan panik.
Shida berpikir sesaat, apa maksudnya itu?
BERSAMBUNG...
Saturday, August 21, 2010
cerita part 7
Seminggu lagi para murid Horikoshi akan mengadakan tes pertengahan semester. Hampir semua murid belajar dengan giat setiap hari hingga tes tersebut usai, tetapi beberapa murid lainnya masih bermalas-malasan dengan alasan yang berbeda. Salah satunya yaitu Dai-chan.
"teman-teman, mau gak hari ini kita main dirumahku?"
"main? Kau serius?" tanya Chii, salah satu anggota Hey!say!JUMP yang paling tertarik dengan yang namanya belajar.
"iyalah, masa bercanda. Gimana, mau gak?"
"Dai-chan, minggu depan kita udah tes loh, jangan santai-santai begitu. Aku saja sudah sibuk belajar mulai bulan lalu" kata Chii memeringati Dai-chan plus menyombongkan diri.
Yuto dan Yama mendongak menatap Chii, "bulan lalu?" tanya Yamajima kompak. Lalu mereka kaget dan akhirnya saling buang muka. hubungan mereka belum akrab kembali sejak pertengkaran terakhir, walau sudah tidak separah pertama kali, sekarang mereka sudah mau berkumpul bersama, walau masih tidak mau bicara satu sama lain.
"hei, kalian ini. Masih saja bertengkar. Kayak anak kecil saja, kapan mau baikan?" tanya Dai-chan, tetapi pertanyaannya sama sekali tidak dijawab.
"kau tahu kenapa mereka bertengkar?" bisik Chii pada Dai-chan. Dai-chan hanya menggeleng, "ayo kita pergi, Chii. Dari pada kita harus terlibat dengan pertengkaran gak jelas mereka" ajak Dai-chan. "tapi... Tapi...", "sudahlah, mereka sudah besar. Tenang saja, mereka tidak akan cakar-cakaran seperti anak SD" lalu Dai-chan pergi meninggalkan Yuto dan Yama, Chii membuntuti Dai-chan.
"Yama, aku mau ngomong sesuatu"
Yama menoleh ke arah Shida, "ada apa?" tanya Yama.
"kita ngomongin di taman aja ya, jangan disini" ajak Shida, Yama hanya menurut. Mereka berdua berjalan menuju taman, lalu duduk di kursi kosong dekat pohon dan kolam. Suasana siang itu cukup terik, tetapi mereka tidak terasa panas sekali pun.
"aku mau.. Mm... Kita putus" kata Shida terbata-bata. Ia melihat mata Yama terbelalak kaget. "tapi, kenapa?" wajah Yama terlihat bingung. " aku sayang banget sama kau, Mirai-chan. Lalu bukannya kau sendiri yang bilang suka sama aku?" Shida menunduk
"karena... Aku sudah tidak sayang sama kamu. Kamu itu, mm... Jahat" kata Shida berbohong, namun wajahnya memerah karena ia menahan tangisnya. Ia tidak rela melepas Yama begitu saja, apa lagi ketika Yama mengatakan bahwa Yama sayang Shida.
"tapi kenapa? Aku jahat kenapa?? Ayo jelaskan!" kata Yama sedikit berteriak. Yama menggelengkan kepalanya. "tidak! Tidak mungkin begitu cepatnya kau tidak sayang padaku. Pasti ada alasannya, Shida!!" namun Shida tidak menjawab, air matanya mulai mengalir turun. Ia segera berlari meninggalkan Yama yang masih terlihat kebingungan. Shida berlari menuju toilet taman, menangis sejadi-jadinya. Maafkan aku, Yama. Kata Shida dalam hati.
Yama yang masih duduk terpaku di taman tidak bisa berpikir jernih. Ia bingung apa yang terjadi pada Shida. Ia tidak ingin Shida memutuskannya begitu saja tanpa alasan. Yama menggaruk-garuk kepalanya lalu bangkit berdiri. Mungkin ia harus menunggu agar Shida menjelaskan kenapa ia memutuskannya. Mungkin Shida butuh waktu seperti dirinya yang masih shock. Sebelum ia berjalan pergi, ia melihat sosok Yura di sebrang sana. Tadinya Yama ingin memanggil Yura untuk membicarakan Shida, tetapi ia segera mengurungkan niatnya ketika melihat siapa yang berada di samping Yura, Yuto.
Yama mencoba memperjelas pengelihatannya, ia takut salah lihat. Yama tau kalau Yuto dekat dengan Yura, tetapi ia belum pernah sekali pun Yuto dan Yura berjalan bergandengan dan mengobrol begitu mesranya berdua. Yama mulai berpikir macam-macam, ia mengira Yuto dan Yura jadian. Memang sih perkiraannya tepat. Tetapi karena besarnya keingin tahuan Yama besar, ia segera mengikuti Yuto dan Yura.
Yama menguping percakapan mereka berdua, sementara itu Yuto dan Yura sama sekali tidak tahu akan kehadiran Yama yang diam-diam telah mengikutinya sedari tadi.
"Yuto, gimana? Kau sudah siap minggu depan?" tanya Yura. Yuto mengangguk mantap. Lalu tersenyum lebar, "yup.. Nanti kalau ada yang kamu gak bisa, tanya ke aku aja ya" kata Yuto, Yura menyenggol bahu pacarnya itu. "ahh, sok pinter aja. Ntar aku tanyain yang susah kamu malah nangis2 bilang nyerah" sindir Yura. Sebenarnya Yura tau banget kalau Yuto gak mungkin gak bisa, sebab Yuto pinter banget dalam pelajaran, walau pun Yuto masih kalah kalau dibandingkan dengan Chinen.
Yama yang nguping terlihat bingung. Sejak kapan mereka benar-benar amat akrab seperti ini? Sepertinya ia banyak tidak tahu tentang Yuto setelah Yama dan Yuto bertengkar hebat. Yama menggaruk-garuk kepala. Ia sudah melupakan kejadian dengan Shida tadi, malah ia sama sekali tidak ingat ia ada dimana. Yang ada pada pikirannya hanyalah satu, yaitu menyelidiki hubungan Yuto dengan Yura.
"Yuto, kita pulang yuk" kata Yura sambil menarik lengan Yuto. Yuto hanya menurut. Yuto menaruh tangannya di atas kepala Yura lalu mengusap-usapkan kepalanya membuat rambut Yura sedikit berantakan. Lalu menurunkan tangannya, sekarang Yuto memegangi kedua pipi Yura. Yama bisa melihat wajah Yura memerah dan menegang. Yama tidak dapat menebak apa yang sedang Yuto pikirkan.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantung Yura berdetak keras, ia berharap Yuto tidak dapat mendengarnya. "kau tahu?" kata Yuto yang masih menatap Yura dengan kedua tangannya menempel di pipi Yura. Yura hanya terdiam, ia tidak bergerak maupun bersuara. "aku... Sudah lama suka sama kamu, Yura" kata Yuto pelan, namun Yama bisa mendengarnya dari balik pohon. Napas Yura tertahan, ia begitu kaget mendengar pernyataan Yuto. Baru kali ini ia melihat Yuto bicara begitu seriusnya.
Mereka diam dalam posisi yang sama. Yama yang mendengar juga tidak dapat bicara maupun bergerak. Bahkan ia semakin tidak dapat berpikir jernih.
Setelah beberapa saat, Yuto baru menurunkan tangannya, lalu ia menarik tangan Yura dan menggenggamnya. Barulah Yura tersadar dari kekagetannya. Yura tidak berkata apa-apa, ia hanya bisa tersenyum.
Yama yang bersembunyi di balik pohon masih shock. Tidak disangka ternyata Yuto juga telah berpacaran. Sebenarnya ia sudah menyangka jauh sebelum itu, pertama kali ketika ia melihat Yura dan Yuto akhir-akhir ini sering pergi berduaan. Walau Yama dan Yuto sedang bertengkar, Yama masih tetap peduli dengan teman akrabnya ini.
Lalu Yama melihat Yuto dan Yura telah berjalan pulang, Yama juga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dan Yama sama sekali tidak ingat bahwa ia baru saja putus dengan Shida.
Beberapa hari Shida terlihat aneh, Yura yang beberapa kali telah memergoki Shida sedang bengong sambil bergumam tidak jelas. Yura sudah berkali-kali menanyakan hal ini pada Shida, tetapi cewe itu selalu bilang ia baik-baik saja, tidak ada masalah. Saking penasarannya, hari itu ia segera mendatangi Yama sepulang sekolah dan menanyakan langsung pada Yama, Yura sama sekali belum tahu bahwa Shida dan Yama sudah putus.
"Yama!" panggil Yura ketika ia melihat Yama sedang berjalan sendirian. Yuto sore itu ada piket, jadi Yura tidak mencari Yuto terlebih dahulu. "Yura? Halo.. Ada apa?" balas Yama. Yama terlihat biasa saja, walau kalau di perhatikan Yama sedikit lesu.
"boleh tanya sesuatu? Tentang Shida?" tanya Yura, ia jadi teringat dulu Shida pernah bilang kalau Yura sudah tahu hubungannya dengan Shida, jadi Yama tidak perlu menutup-nutupinya lagi.
"Shida??" kata Yama, berbalik nanya.
"ia! Dia akhir-akhir ini terlihat aneh. Apa gara-gara kau?" tanya Yura langsung. Ia orangnya memang cukup terang-terangan kalau sedang serius.
"aku?" kata Yama pendek
"apa kau dan Shida... Putus?" kata Yura, ia menurunkan suaranya saat ia mengatakan 'putus' agar tak ada yang mendengar. Yama terlihat kaget. Bagaimana Yura bisa tahu, pikirnya. Yama terdiam, ia tidak tahu harus jujur atau tidak. Akhirnya Yama mencoba untuk jujur.
"Ya... Aku baru saja putus dengannya" kata Yama menunduk, perasaannya saat itu kacau balau. Yura menatap Yama beberapa detik. "mengapa? Mengapa kau putusi Shida?" Yama bingung, "apa maksudmu? Malah dia yang minta putus dariku. Tanpa sebab lagi! Aku tak tahu apa yang ia pikirkan" kata Yama menjelaskan. Yura semakin bingung. "kau serius?" Yura melihat Yama mengangguk.
"oke, kalau gitu aku pergi dulu. Terima kasih" Yura membalikan badan pergi, sebelum ia melangkah, ia di tahan oleh Yama.
"tunggu dulu, aku sudah jujur pada mu. Giliran aku yang bertanya". Degg... Jantung Yura mulai tidak karuan, jangan sampai Yama tanya tentang...
"apa kau dan Yuto pacaran?" kata Yama pelan namun tegas
Yura tidak menatap Yama, jantungnya naik turun dengan semangat.
Apa yang harus ku jawab? Pikir Yura. Ia tidak dapat kabur sebab pundaknya di tahan olah Yama dengan keras.
BERSAMBUNG...
"teman-teman, mau gak hari ini kita main dirumahku?"
"main? Kau serius?" tanya Chii, salah satu anggota Hey!say!JUMP yang paling tertarik dengan yang namanya belajar.
"iyalah, masa bercanda. Gimana, mau gak?"
"Dai-chan, minggu depan kita udah tes loh, jangan santai-santai begitu. Aku saja sudah sibuk belajar mulai bulan lalu" kata Chii memeringati Dai-chan plus menyombongkan diri.
Yuto dan Yama mendongak menatap Chii, "bulan lalu?" tanya Yamajima kompak. Lalu mereka kaget dan akhirnya saling buang muka. hubungan mereka belum akrab kembali sejak pertengkaran terakhir, walau sudah tidak separah pertama kali, sekarang mereka sudah mau berkumpul bersama, walau masih tidak mau bicara satu sama lain.
"hei, kalian ini. Masih saja bertengkar. Kayak anak kecil saja, kapan mau baikan?" tanya Dai-chan, tetapi pertanyaannya sama sekali tidak dijawab.
"kau tahu kenapa mereka bertengkar?" bisik Chii pada Dai-chan. Dai-chan hanya menggeleng, "ayo kita pergi, Chii. Dari pada kita harus terlibat dengan pertengkaran gak jelas mereka" ajak Dai-chan. "tapi... Tapi...", "sudahlah, mereka sudah besar. Tenang saja, mereka tidak akan cakar-cakaran seperti anak SD" lalu Dai-chan pergi meninggalkan Yuto dan Yama, Chii membuntuti Dai-chan.
"Yama, aku mau ngomong sesuatu"
Yama menoleh ke arah Shida, "ada apa?" tanya Yama.
"kita ngomongin di taman aja ya, jangan disini" ajak Shida, Yama hanya menurut. Mereka berdua berjalan menuju taman, lalu duduk di kursi kosong dekat pohon dan kolam. Suasana siang itu cukup terik, tetapi mereka tidak terasa panas sekali pun.
"aku mau.. Mm... Kita putus" kata Shida terbata-bata. Ia melihat mata Yama terbelalak kaget. "tapi, kenapa?" wajah Yama terlihat bingung. " aku sayang banget sama kau, Mirai-chan. Lalu bukannya kau sendiri yang bilang suka sama aku?" Shida menunduk
"karena... Aku sudah tidak sayang sama kamu. Kamu itu, mm... Jahat" kata Shida berbohong, namun wajahnya memerah karena ia menahan tangisnya. Ia tidak rela melepas Yama begitu saja, apa lagi ketika Yama mengatakan bahwa Yama sayang Shida.
"tapi kenapa? Aku jahat kenapa?? Ayo jelaskan!" kata Yama sedikit berteriak. Yama menggelengkan kepalanya. "tidak! Tidak mungkin begitu cepatnya kau tidak sayang padaku. Pasti ada alasannya, Shida!!" namun Shida tidak menjawab, air matanya mulai mengalir turun. Ia segera berlari meninggalkan Yama yang masih terlihat kebingungan. Shida berlari menuju toilet taman, menangis sejadi-jadinya. Maafkan aku, Yama. Kata Shida dalam hati.
Yama yang masih duduk terpaku di taman tidak bisa berpikir jernih. Ia bingung apa yang terjadi pada Shida. Ia tidak ingin Shida memutuskannya begitu saja tanpa alasan. Yama menggaruk-garuk kepalanya lalu bangkit berdiri. Mungkin ia harus menunggu agar Shida menjelaskan kenapa ia memutuskannya. Mungkin Shida butuh waktu seperti dirinya yang masih shock. Sebelum ia berjalan pergi, ia melihat sosok Yura di sebrang sana. Tadinya Yama ingin memanggil Yura untuk membicarakan Shida, tetapi ia segera mengurungkan niatnya ketika melihat siapa yang berada di samping Yura, Yuto.
Yama mencoba memperjelas pengelihatannya, ia takut salah lihat. Yama tau kalau Yuto dekat dengan Yura, tetapi ia belum pernah sekali pun Yuto dan Yura berjalan bergandengan dan mengobrol begitu mesranya berdua. Yama mulai berpikir macam-macam, ia mengira Yuto dan Yura jadian. Memang sih perkiraannya tepat. Tetapi karena besarnya keingin tahuan Yama besar, ia segera mengikuti Yuto dan Yura.
Yama menguping percakapan mereka berdua, sementara itu Yuto dan Yura sama sekali tidak tahu akan kehadiran Yama yang diam-diam telah mengikutinya sedari tadi.
"Yuto, gimana? Kau sudah siap minggu depan?" tanya Yura. Yuto mengangguk mantap. Lalu tersenyum lebar, "yup.. Nanti kalau ada yang kamu gak bisa, tanya ke aku aja ya" kata Yuto, Yura menyenggol bahu pacarnya itu. "ahh, sok pinter aja. Ntar aku tanyain yang susah kamu malah nangis2 bilang nyerah" sindir Yura. Sebenarnya Yura tau banget kalau Yuto gak mungkin gak bisa, sebab Yuto pinter banget dalam pelajaran, walau pun Yuto masih kalah kalau dibandingkan dengan Chinen.
Yama yang nguping terlihat bingung. Sejak kapan mereka benar-benar amat akrab seperti ini? Sepertinya ia banyak tidak tahu tentang Yuto setelah Yama dan Yuto bertengkar hebat. Yama menggaruk-garuk kepala. Ia sudah melupakan kejadian dengan Shida tadi, malah ia sama sekali tidak ingat ia ada dimana. Yang ada pada pikirannya hanyalah satu, yaitu menyelidiki hubungan Yuto dengan Yura.
"Yuto, kita pulang yuk" kata Yura sambil menarik lengan Yuto. Yuto hanya menurut. Yuto menaruh tangannya di atas kepala Yura lalu mengusap-usapkan kepalanya membuat rambut Yura sedikit berantakan. Lalu menurunkan tangannya, sekarang Yuto memegangi kedua pipi Yura. Yama bisa melihat wajah Yura memerah dan menegang. Yama tidak dapat menebak apa yang sedang Yuto pikirkan.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantung Yura berdetak keras, ia berharap Yuto tidak dapat mendengarnya. "kau tahu?" kata Yuto yang masih menatap Yura dengan kedua tangannya menempel di pipi Yura. Yura hanya terdiam, ia tidak bergerak maupun bersuara. "aku... Sudah lama suka sama kamu, Yura" kata Yuto pelan, namun Yama bisa mendengarnya dari balik pohon. Napas Yura tertahan, ia begitu kaget mendengar pernyataan Yuto. Baru kali ini ia melihat Yuto bicara begitu seriusnya.
Mereka diam dalam posisi yang sama. Yama yang mendengar juga tidak dapat bicara maupun bergerak. Bahkan ia semakin tidak dapat berpikir jernih.
Setelah beberapa saat, Yuto baru menurunkan tangannya, lalu ia menarik tangan Yura dan menggenggamnya. Barulah Yura tersadar dari kekagetannya. Yura tidak berkata apa-apa, ia hanya bisa tersenyum.
Yama yang bersembunyi di balik pohon masih shock. Tidak disangka ternyata Yuto juga telah berpacaran. Sebenarnya ia sudah menyangka jauh sebelum itu, pertama kali ketika ia melihat Yura dan Yuto akhir-akhir ini sering pergi berduaan. Walau Yama dan Yuto sedang bertengkar, Yama masih tetap peduli dengan teman akrabnya ini.
Lalu Yama melihat Yuto dan Yura telah berjalan pulang, Yama juga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dan Yama sama sekali tidak ingat bahwa ia baru saja putus dengan Shida.
Beberapa hari Shida terlihat aneh, Yura yang beberapa kali telah memergoki Shida sedang bengong sambil bergumam tidak jelas. Yura sudah berkali-kali menanyakan hal ini pada Shida, tetapi cewe itu selalu bilang ia baik-baik saja, tidak ada masalah. Saking penasarannya, hari itu ia segera mendatangi Yama sepulang sekolah dan menanyakan langsung pada Yama, Yura sama sekali belum tahu bahwa Shida dan Yama sudah putus.
"Yama!" panggil Yura ketika ia melihat Yama sedang berjalan sendirian. Yuto sore itu ada piket, jadi Yura tidak mencari Yuto terlebih dahulu. "Yura? Halo.. Ada apa?" balas Yama. Yama terlihat biasa saja, walau kalau di perhatikan Yama sedikit lesu.
"boleh tanya sesuatu? Tentang Shida?" tanya Yura, ia jadi teringat dulu Shida pernah bilang kalau Yura sudah tahu hubungannya dengan Shida, jadi Yama tidak perlu menutup-nutupinya lagi.
"Shida??" kata Yama, berbalik nanya.
"ia! Dia akhir-akhir ini terlihat aneh. Apa gara-gara kau?" tanya Yura langsung. Ia orangnya memang cukup terang-terangan kalau sedang serius.
"aku?" kata Yama pendek
"apa kau dan Shida... Putus?" kata Yura, ia menurunkan suaranya saat ia mengatakan 'putus' agar tak ada yang mendengar. Yama terlihat kaget. Bagaimana Yura bisa tahu, pikirnya. Yama terdiam, ia tidak tahu harus jujur atau tidak. Akhirnya Yama mencoba untuk jujur.
"Ya... Aku baru saja putus dengannya" kata Yama menunduk, perasaannya saat itu kacau balau. Yura menatap Yama beberapa detik. "mengapa? Mengapa kau putusi Shida?" Yama bingung, "apa maksudmu? Malah dia yang minta putus dariku. Tanpa sebab lagi! Aku tak tahu apa yang ia pikirkan" kata Yama menjelaskan. Yura semakin bingung. "kau serius?" Yura melihat Yama mengangguk.
"oke, kalau gitu aku pergi dulu. Terima kasih" Yura membalikan badan pergi, sebelum ia melangkah, ia di tahan oleh Yama.
"tunggu dulu, aku sudah jujur pada mu. Giliran aku yang bertanya". Degg... Jantung Yura mulai tidak karuan, jangan sampai Yama tanya tentang...
"apa kau dan Yuto pacaran?" kata Yama pelan namun tegas
Yura tidak menatap Yama, jantungnya naik turun dengan semangat.
Apa yang harus ku jawab? Pikir Yura. Ia tidak dapat kabur sebab pundaknya di tahan olah Yama dengan keras.
BERSAMBUNG...
cerita part 6
"Ryuu, kau lihat Yama, nggak?" tanya Dai-chan
"nggak, ada apa nichan?"
"tadi Yama nyuruh aku ketemu sama dia, tapi kok orangnya menghilang ya?"
Ryuu berpkir sebentar. "nichan, itu Yama" kata Ryuu sambil menunjuk Yama melewati bahu Dai-chan.
"oke, arigattou Ryuu..." lalu Dai-chan meninggalkan Ryuu dan menghampiri Yama.
"Dai-chan!! Kau kemana saja? Aku cariin dari tadi"
"ohh, begitu. Jadi dari tadi kita hanya cari-carian? Waw!!" Yama menatap Dai-chan lalu ketawa.
"jadi dari tadi..."
"iaa" lalu mereka tertawa kembali berdua. "Dai-chan, bisa bantu aku?" tanya Yama sambil menarik Dai-chan untuk menjauhi para anggota HSJ lainnya yang sedang mengobrol. "bantu apa?" lalu Yama mulai membisikan sesuatu di telinga Dai-chan. "ide bagus, Yama. Kapan kita bisa mulai?"
"bagaimana kalau besok? Aku sudah mempersiapkan segalanya, tinggal... Ya kau tahulah"
"oke..." kata Dai-chan sambil tersenyum lebar.
Shida bingung, ia sedang duduk di ruang tamu sendirian sambil memikirkan perkataan Ken. Kata-kata Ken berulang kali terngiang-ngiang di telinganya.
Ya, sebenarnya permintaan Ken tidak berat bagi Shida. Ia hanya meminta agar Yura mau dengan Ken. Tetapi Shida tau, bahwa Yura sudah jadian. Ia tidak ingin Yura kecewa padanya. Apa lagi shida tahu banget kalau Yuto dan Yura sudah sangat akrab.
Shida semakin pusing bila mengingat ancaman Ken. Ia tidak ingin Yura putus, tetapi juga tidak ingin ketahuan hubungannya dengan Yama.
Tanpa sadar, ada seseorang di belakang Shida. "hai, Shida..." kata orang itu.
"ohh, astaga, Yura! Kau mengagetkan ku, tahu!!" wajah Shida terlihat memucat.
"maaf, aku tak tahu. Lagi mikir apa?" tanya Yura. Kau memang tak tahu Yura, benar2 tak tahu. Pikir Shida
"ada apa kau mencariku?" tanya Shida mencoba mengalihkan pembicaraan.
"tidak ada. Aku hanya iseng. Oh ya, ini untuk mu" Yura menyodorkan bungkusan hitam.
"apa ini?" tanya Shida penasaran, ia segera membuka bungkusan itu.
"ini...", "ya, itu oleh-oleh dari ayahku. Kau tahu kan dia minggu lalu ke luar negri. Hari ini ia pulang dan memberimu itu. Lihat, sama seperti punyaku khan. Bedanya kau berwarna biru dan aku hijau"senyum Yura semakin mengembang.
Shida menatap dalam-dalam kemeja dan rok yang di pakai Yura. Serasi sekali dengannya. Lalu ia menatap kembali yang ia pegang. Memang sama seperti punya Yura.
"terima kasih banyak, Yura" Kata Shida, dengan segera ia memeluk Yura. "kau sungguuuhhh... Baik padaku".
"kau juga, Shida."
Shida semakin tidak tega menyerahkan Yura dengan Kei. Apa lebih baik ia menolak? Apa ia harus putus dengan Yama?
"Yura-chan?" tanya Shida
"ada apa?"
"kau.. Kenal dengan Ken?" tanya Shida ragu.
"hah?? Ada apa?" wajah Yura kelihatan terkejut.
"tidak" jawab Shida cepat. "hanya bertanya, kau kenal dengannya?"
"hey, siapa sih yang nggak kenal dia? Biang masalah di sekolah. Kenapa? Kau kangen dengannya" kata Yura terkekeh. Shida tahu ia becanda
"nggak lah. Eh, khn dia lumayan tuh, kau jadian saja dengannya." Shida menyenggol lengan Yura.
"kau bisa saja, Shida. Ingat! Aku sudah punya Yuto. Hehehe, kau saja sana dengan dia. Dari pada dengan Yama, banyak yang suka."
hahaha, tawa Shida dalam hati. "susah tau dapetinnya. Butuh waktu bertahun-tahun" Shida dan Yura tertawa berdua. "bukannya kau tidak pernah mencoba? Selalu menunggu" goda Yura.
"udah, cukup-cukup. Ntar ada yang denger loh..." kata Shida sambil membekap mulut Yura. Tapi dengan segera Yura berhasil melepaskannya.
"aduh... Shida, hampir saja aku mati kehabisan napas. Lagian siapa yang mau denger? Ini kan rumahmu dan lagi gak ada siapa2. Malah karena itu aku berani ngomongin Yama dan Yuto, TAU!!" Shida cuma nyengir seperti kuda.
"lagian aku hanya tanya, kau kenal dengan Ken apa nggak? Ehh, malah melenceng dari tema semula"
"haah?? Udah lah, simpen baik-baik ya Shida bajunya. Kapan-kapan kita kembaran. Aku pulang dulu ya, ntar aku disiksa lagi sama kamu" Yura membalikan badan lalu berjalan ke arah pintu.
"oke, makasih banyak..." jawab Shida ceria.
Setelah Yura pergi, ia segera bersiap-siap untuk menemui Yama.
"astaga, seru banget..." kata Shida selesai dari kencan hari itu.
"kau senang? Bagus deh. Kebetulan aja aku berhasil mendapatkan tiketnya untuk masuk ke taman bermain ini. Aku saja baru pertama kali, sejak buka tahun lalu, tiket buat masuk ke sini abis terus" Yama melihat Shida tersenyum lebar. " hontou ni arigattou Yama-chan. Omae hontou ni..." tiba-tiba Shida terdiam. Yama segera menengok ke atas untuk melihat apa yang Shida lihat. Ternyata kembang api. Sungguh romantis bagi pasangan itu. Mereka menyaksikan kembang api, Yama merangkul Shida.
CTERR... CTERR..
Kembang api sungguh romantis bila dilihat dengan pasangan kita, pikir Yama.
"Shida, tunggu disini" kata Yama, Shida hanya mengangguk. Lalu kembali memerhatikan kembang api lagi.
Beberapa menit kemudian Yama sudah kembali dengan sekaleng minuman di tangannya. "ini" Yama menyodorkan salah satu kaleng. "hari ini cukup dingin, lebih baik kita pulang sekarang" kata Yama ketika sadar Shida dari tadi menatap dirinya.
Mereka berjalan dengan santai menuju stasiun, menunggu kereta datang.
"semoga hari ini bisa bertahan lama" kata Shida pelan.
"mm.." jawab Yama. "tenang saja, hari ini tidak akan usai. Kita dapat seperti ini selamanya" kata Yama polos.
Kau tidak tahu kita punya masalah Yama, pikir Shida.
BERSAMBUNG...
cerita part 5
Shida dan Yura, mereka berbeda dengan Yama dan Yuto. Bila Yuto dan Yama hingga bertengkar hebat, Shida dan Yura bicara baik-baik.
"Shida-chan..." panggil Yura
"nande, Yura?"
"omae... Ng, udh pacaran ya?"
Shida terdiam. Ia menatap Yura dengan seksama.
"bagaimana kau tahu?" Shida melihat Yura menatap lantai. Ia tidak mau membalas pandangan Shida.
"3 hari yang lalu..." Yura memulai "tidak sengaja aku melihatmu berduaan dengan Yama" kata Yura setengah berbisik. Ia tidak mau ada yang mendengar percakapan mereka berdua, terutama guru. Ya, sebab bila ketahuan berpacaran, mereka akan mendapatkan hukuman yang sangat berat.
"Shida-chan... Apa kau marah padaku?"
Yura mulai menaikan kepalanya. Ia melihat Shida menggeleng pelan, senyum Shida tersungging kecil di bibirnya.
"Tidak, kau adalah temanku. Aku yakin kau tidak akan melaporkan pada guru, Yura. Maaf kalau aku tidak memberitahumu". "mm, tidak Shida. Seharusnya aku yang minta maaf, seharusnya aku tidak ikut campur urusan pribadimu". Yura melirik kanan kirinya, lalu mulai berbisik. "sejak kapan, Shida-chan? Cie... Yang udh punya pacar" Muka Shida merah pada, lalu ikutan berbisik. "belum lama, paling hanya seminggu lebih. Hey, bagaimana dengan mu? Aku tahu, kau dengan Yuto akhir2 ini terlihat aneh" kata Shida mulai menggoda Yura.
"apa???" Yura kaget. Duh, kenapa jadi begini, pikir Yura.
"halah, sudah jangan di tutupi lagi. Aku tahu dari sifatmu, aku sudah lama berteman dengan mu, bukan baru 3-4 hari." kata Shida menyenggol lengan Yura. gantian wajah Yura yang merah padam.
"ssttt... Diam ahh. Ya, aku juga baru jadian dengan Yuto. Setelah aku tahu kau kencan dengan Yama" Yura nyengir. "jangan beri tahu siapa-siapa ya, Shida" "kau juga"
"Yuto-kun, kau sedang berantem dengan Yama?" tanya keito, teman anggota Hey!say!JUMP. "kau selalu menjauhi dia, dan biasanya kalian selalu bersama. Tapi sekarang kenapa?"
"tidak ada apa-apa Keito. Tenang saja, kami hanya ribut kecil"
"ribut kecil?" ulang Keito tidak mengerti
"hahaha, jangan kuatir. Dari pada ngomongin itu, mari kita lanjutin latihan"
"ta.. Tapi.. Aahh, sudahlah. tapi ingat! Jangan kalian bertengkar hingga memutuskan tali persahabatan kalian selama ini" ujar Keito. Sebenarnya ia sangat kuatir akan hubungan Yama dan Yuto. Ini aneh, sebab selama ini jika mereka bertengkar, tidak sampai separah ini. Kali ini, jika mereka berhadapan tanpa sengaja, keduanya langsung membuang muka seakan mereka adalah musuh bebuyutan.
"Baiklah, Keito. Aku mengerti. Ayo kita ke Ryuu, Chii dan Hika" ajak Yuto, sambil menunjuk ke arah mereka bertiga.
Keito hanya mengangkat bahu, ia melirik ke arah Yama sebentar. Yama ternyata sedang sibuk dengan Hp-nya.
Shida-chan, gawat! Yuto sudah tahu hubungan kita berdua. Jadi bagaimana?
Tulis Yama panik. Beberapa menit kemudian ia mendapat balasannya.
Yura juga. Kemarin ia blg melihat kita pada saat kita kencan terakhir kali. Tetapi ia sudah berjanji tidak akan memberitahu siapa-siapa tentang hubungan kitaYama diam, lalu mulai mengetik
apakah kau marah padanya?
*send*
beberapa detik kemudian Hp Yama bergetar. Sebelum berbunyi, ia sudah membuka pesan tersebut.
Ohh, tidak. Aku percaya padanya, ia temanku sejak dulu, dan ia tidak akan membocorkan rahasia kita berdua. Kau tidak marah padaku kan, Yama?
Astaga! Kenapa jadi begini? Aku sudah melupakan teman baikku yang paling aku percaya. Mungkin benar kata opa, blm saatnya aku pacaran. Baru beberapa minggu, aku telah jahat pada Yuto. Pikir Yama.
Tik.. Tik.. Tik.. Suara Yama sedang membalas SMS
kenapa aku harus marah padamu? Kau tidak salah apa-apa, Mirai. Thanks ya atas nasihat nya,,, :D
Yama tersenyum, sekarang ia menyadari kesalahan besar yang ada pada dirinya. Yaitu melupakan teman terbaiknya sepanjang hidupnya.
Nasihat?? Apa kau sedang bertengkar dengan Yuto? Apa gara-gara ia tahu hubungan kita?
Uupss, tepat sasaran. Shida terkadang bisa menebak orang hanya lewat kata-kata saja. Yama sangat salut dengan kehebatannya yang satu ini.
Tidak. Ya udah ya, jaa ne
lalu Yama meninggalkan tempatnya dan berkumpul dengan Takaki, Yabu, inoo, dan Dai-chan.
Tepat pada saat Shida menerima SMS terakhir dari Yama, pintu kamarnya terbuka.
"Shida, turun sebentar. Ada temanmu menunggu di bawah." "iya, ma" lalu Shida turun ke bawah.
"hallo.." sapa orang itu. Mata Shida langsung terbuka lebar. "kau..." kata Shida sambil menutup mulutnya. "apa mau mu?" orang itu hanya tersenyum.
"kau takut pada ku?" tanya orang itu. Ia adalah preman di sekolah lamanya. Orang itu pernah mengerjai Shida hingga Shida tidak masuk sekolah selama sebulan akibat masuk rumah sakit. Setelah tahu Shida masuk rumah sakit, ia pindah sekolah karena tidak mau bertanggung jawab akibat ulahnya sendiri. Namun Shida tidak pernah melapor ke orangtua maupun guru. jadi, siapa pun hanya menganggap kejadian itu hanya kecelakaan, bukan hasil kejahilan seseorang.
tubuh Shida mulai bergetar. "sekali lagi ku tanya, apa mau mu?"
"hey, mari kita omongi ini di depan saja. Tidak enak dengan orang rumah."
Shida hanya menurut. Ia tidak ingin seorang pun mendengar percakapan mereka.
"bagaimana kau tahu rumahku?" tanya Shida setelah mereka berada di teras belakang. Pertanyaannya tidak ditanggapi. "kau tahu namaku?" tanya orang itu. Shida mengangguk. "ya, kau adalah Ken. Umari Ken"
"bagus. Shida Mirai, aku tahu kau punya rahasia. Dan aku tahu rahasia mu" katanya ringan.
"rahasia? Apa maksudmu? Aku sama sekali tak mengerti" Shida membela diri. Padahal, saat itu jantungnya sudah berdetak tak karuan.
"yahh... Antara kau dan,, siapa namanya? Kyosuke? Pyosuke?"
"Ryosuke??"
"ah... Ya! Dia maksudku. Kau dengan Ryosuke". Sekarang Shida sudah bisa menebak apa maksudnya.
"kau tahu apa? kau bukanlah diriku! Dan apa maksudmu antara aku dengan Ryosuke?"
"hey, tenang dulu. Aku hanya ingin minta sesuatu darimu. Tentu saja, bila kau menolak, kau akan mengetahui akibatnya" ia dapat melihat Shida mulai mengeluarkan keringat. Padahal hari itu tidak panas.
"apa???" Sebenarnya Shida tahu ancaman apa lagi yang akan ia katakan. Pasti tentang hubungannya ia dan Yama. Mungkin ia akan melapor pada sekolah atau membocorkannya dimana pun yang ia mau.
"tenang saja. Aku tak akan meminta mu terjun dari lantai 15 atau mencari potongan puzzle di tengah-tengah lumpur hisap. Dan sangsinya bila kau tak mau, aku akan melaporkan mu pada kepala sekolah agar kau dan Yama di keluarkan dari sekolah. Bagaimana?"
"apa? Bagaimana kau melakukan itu? Lagian, siapa yang akan percaya padamu?"
"tenang saja, aku punya buktinya." lalu ia memperlihatkan beberapa foto pada saat ia dan Yama kencan sambil bergandengan tangan, ada juga pada saat mereka HAMPIR berciuman, tetapi tidak jadi untungnya. Atau ada juga waktu ia dan Yama sedang bermain di taman hiburan.
Shida terdiam menatap beberapa lembar foto itu. "apa? Apa yang kau mau? Aku akan berusaha untuk mengabulkannya!"
Ken tersenyum. Tapi tersenyum bagaikan menemukan cara untuk menyiksa orang dengan cara yang paling kejam sedunia.
"sangat gampang..." katanya tanpa menghilangkan senyuman menyeramkan itu. Lalu ia mulai memberitahu permintaannya pada Shida.
BERSAMBUNG...
cerita part 4
pagi hari, di Horikoshi gakuen, murid2 baru berdatangan...
"Yuto-kun" teriak Yura dari kejauhan
"ahh... Ohayou, Yura" kata Yuto sambil tersenyum. Ia berhenti melangkah untuk menunggu Yura yang sedang berlari-lari kecil menghampirinya.
"genki desuka?" tanya Yura.
Sudah 3 hari sejak mereka jadian. Tetapi masih belum ada orang yang tahu tentang hubungan mereka berdua. Baru hari inilah mereka bertemu setelah tragedi di kafe waktu itu.
"genki desu. Kimi wa?"
"watashi mou,,"
diam, tak ada yang bicara di antara mereka berdua. Yuto dan Yura merasa canggung.
"baiklah, kita sudah sampai. Aku ke sana dulu ya... Bye" kata Yuto, lalu meninggalkan Yura serta berjalan ke arah timur, tempat murid cowo.
Yura menatap punggung Yuto beberapa saat, mengambil nafas panjang lalu mulai melangkah ke arah Horikoshi bagian cewe
di kelas, Yuto sedang mencari-cari sosok Yama yang ternyata telah tiba lebih dulu darinya.
Entah apa yang dapat ia katakan pada pagi itu setelah melihat ternyata Yama pergi kencan dengan Shida. Yuto diam beberapa saat, memandang temannya itu dari kursinya, barulah ia berjalan menghampirinya.
Yuto melihat Yama sedang menulis sesuatu.
"ohayou Yama-chan... Lagi ngapain?" sapa Yuto riang. Yuto melihat Yama kaget lalu cepat-cepat menyembunyikan bukunya. Alis Yuto berkerut.
"tidak... Aku hanya sedang baca-baca. Hey, katanya hari ini ulangan mat dibatalkan" kata Yama. Mata Yama masih memancarkan kekagetannya. Yuto melirik laci mejanya sebentar, lalu menjawab "benarkah? Wah, beruntung sekali, aku masih belum mengerti bab itu! Yama, kau sudah mengerti?" kata Yuto antusias, menyembunyikan penasarannya. Yama mengangguk, "mau ku ajarin?".
"ahh... Ternyata cuma begitu? Kenapa Akira sensei mengajarinya begitu susah? Tidak memakai rumus yang semudah ini??" Yama hanya tertawa menatap temannya yang satu ini. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding di kelas itu. Sudah pukul setengah dua kurang lima. Lima menit lagi bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Satu-satunya jam senggang yang cukup banyak untuk mengajari Yuto matematika hanyalah istirahat kedua.
"Yuto, aku ke toilet dulu ya" kata Yama sambil berdiri. Yuto ikut berdiri, "aku ikut ya" lalu segera beranjak pergi.
"Yama-chan..." kata Yuto, tetapi ia tidak melanjutkan kalimatnya.
Yama mendongak, "ada apa?"
"aku... Ahh, tidak jadilah, lupakan saja!"
Yama menatapnya penasaran.
Yuto membatalkan untuk menanyai Yama tentang hubungan Yama dengan Shida.
"ada apa, Yuto? Kau membuatku penasaran aja"
"tidak, tidak.. Sama sekali tidak penting. Lagian aku sudah lupa ingin menanyakan apa" jawab Yuto sambil cengengesan.
Yama hanya menggeleng pelan. Lalu melangakah pergi.
"minna..." panggil Dai-chan.
yang dimaksud Dai-chan dengan sebutan minna adalah Yuto, Yama, dan Chii
"nanti kalian mau kerumah ku?" tanya Dai-chan. "aku baru membeli game baru. Kalian bisa mencobanya!!" kata Dai-chan antusias.
Semua wajah terlihat ceria, mereka setuju dengan tawaran Dai-chan. Tetapi tidak bagi Yama.
Hari itu, seperti biasa. Ia selalu ada janji dengan Shida.
"aku tidak bisa, Dai-chan" kata Yama menyesal. Ia melihat raut wajah temannya menatapnya bingung. memang tidak biasanya ia begitu, sebab selama ini, bilaa berhubungan dengan game baru, ia pasti yang paling bersemangat.
"ada apa?" tanya Yuto. Semua diam menunggu jawaban Yama.
"tidak. Mm... Aku pulang dulu kalau begitu. Bye semua" kata Yama sambil mengambil tas lalu melangkah pergi.
Di depan gerbang sekolah, Yuto menghampiri Yama yang sedang berjalan.
Yuto sengaja menghampiri Yama sendirian sebab ia ingin bicara 4 mata dengan Yama.
"Yama-chan!!!" teriak Yuto dari kejauhan.
"ada apa lagi? Aku sudah bilang aku tidak bisa" jawab Yama ketus.
Yuto mengerutkan keningnya. Lalu mulai membuka mulut "hey, ada apa dengan mu? kau aneh sekali belakangan ini" kata Yuto lembut.
Yama menggeleng, "tidak ada. Dan aku juga sama seperti dulu, apa mau mu?" kata Yama sambil melangkah pergi, Yuto tetap menyusulnya.
"APAA???" kata Yuto sedikit berteriak. Ia menyadari beberapa mata mulai memperhatikan mereka berdua. Lalu Yuto mulai menurunkan tinggi suaranya.
"apa ini semua karena.... Mmm... Yah, karena... Shida?" Yuto dapat melihat ekspresi kaget di mata Yama. Mungkin memang benar, pikir Yuto.
Yama terlihat sedikit tenang. " apa hubungannya dengan dia? Malah, bukannya kau yang aneh, nuduh orang sembarangan"
sebenarnya pada saat itu Yama sangat menyesali ucapannya, tetapi mau apa lagi, nasi sudah menjadi bubur. Kata-katanya sudah terlanjur keluar dan di dengar oleh sahabat karibnya ini.
"tidak usah menutupi Yama, jelas-jelas aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri!" Yuto mulai kebawa emosi. Sebenarnya ini semua sudah melenceng jauh dari niatnya menghampiri Yama.
Napas Yama tercekat, jangan-jangan...
"lihat apa???" ujar Yama galak, namun hatinya tidak enak
"tidak usah berbohong! Aku melihat kau dengan Shida kencan berdua menonton film blue angel beberapa hari lalu, YAMA! Ku kira kau belum ingin memberi tahuku, tetapi aku salah. Ternyata kau memang TIDAK MAU memberitahu-ku. Apa kau takut aku membocorkan rahasia?"
Yama terdiam, "kau...." kata Yama marah. "sudah! Aku sudah tidak mau berhubungan dengan mu lagi, NAKAJIMA YUTO!!!" lalu Yama berbalik pergi.
"ohh... kalau itu mau mu, aku juga tidak mau punya teman sepertimu, YAMADA RYOSUKE!!"
lalu, terpecahlah pertemanan mereka berdua yang telah dijalani selama bertahun-tahun begitu saja.
BERSAMBUNG....
"Yuto-kun" teriak Yura dari kejauhan
"ahh... Ohayou, Yura" kata Yuto sambil tersenyum. Ia berhenti melangkah untuk menunggu Yura yang sedang berlari-lari kecil menghampirinya.
"genki desuka?" tanya Yura.
Sudah 3 hari sejak mereka jadian. Tetapi masih belum ada orang yang tahu tentang hubungan mereka berdua. Baru hari inilah mereka bertemu setelah tragedi di kafe waktu itu.
"genki desu. Kimi wa?"
"watashi mou,,"
diam, tak ada yang bicara di antara mereka berdua. Yuto dan Yura merasa canggung.
"baiklah, kita sudah sampai. Aku ke sana dulu ya... Bye" kata Yuto, lalu meninggalkan Yura serta berjalan ke arah timur, tempat murid cowo.
Yura menatap punggung Yuto beberapa saat, mengambil nafas panjang lalu mulai melangkah ke arah Horikoshi bagian cewe
di kelas, Yuto sedang mencari-cari sosok Yama yang ternyata telah tiba lebih dulu darinya.
Entah apa yang dapat ia katakan pada pagi itu setelah melihat ternyata Yama pergi kencan dengan Shida. Yuto diam beberapa saat, memandang temannya itu dari kursinya, barulah ia berjalan menghampirinya.
Yuto melihat Yama sedang menulis sesuatu.
"ohayou Yama-chan... Lagi ngapain?" sapa Yuto riang. Yuto melihat Yama kaget lalu cepat-cepat menyembunyikan bukunya. Alis Yuto berkerut.
"tidak... Aku hanya sedang baca-baca. Hey, katanya hari ini ulangan mat dibatalkan" kata Yama. Mata Yama masih memancarkan kekagetannya. Yuto melirik laci mejanya sebentar, lalu menjawab "benarkah? Wah, beruntung sekali, aku masih belum mengerti bab itu! Yama, kau sudah mengerti?" kata Yuto antusias, menyembunyikan penasarannya. Yama mengangguk, "mau ku ajarin?".
"ahh... Ternyata cuma begitu? Kenapa Akira sensei mengajarinya begitu susah? Tidak memakai rumus yang semudah ini??" Yama hanya tertawa menatap temannya yang satu ini. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding di kelas itu. Sudah pukul setengah dua kurang lima. Lima menit lagi bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Satu-satunya jam senggang yang cukup banyak untuk mengajari Yuto matematika hanyalah istirahat kedua.
"Yuto, aku ke toilet dulu ya" kata Yama sambil berdiri. Yuto ikut berdiri, "aku ikut ya" lalu segera beranjak pergi.
"Yama-chan..." kata Yuto, tetapi ia tidak melanjutkan kalimatnya.
Yama mendongak, "ada apa?"
"aku... Ahh, tidak jadilah, lupakan saja!"
Yama menatapnya penasaran.
Yuto membatalkan untuk menanyai Yama tentang hubungan Yama dengan Shida.
"ada apa, Yuto? Kau membuatku penasaran aja"
"tidak, tidak.. Sama sekali tidak penting. Lagian aku sudah lupa ingin menanyakan apa" jawab Yuto sambil cengengesan.
Yama hanya menggeleng pelan. Lalu melangakah pergi.
"minna..." panggil Dai-chan.
yang dimaksud Dai-chan dengan sebutan minna adalah Yuto, Yama, dan Chii
"nanti kalian mau kerumah ku?" tanya Dai-chan. "aku baru membeli game baru. Kalian bisa mencobanya!!" kata Dai-chan antusias.
Semua wajah terlihat ceria, mereka setuju dengan tawaran Dai-chan. Tetapi tidak bagi Yama.
Hari itu, seperti biasa. Ia selalu ada janji dengan Shida.
"aku tidak bisa, Dai-chan" kata Yama menyesal. Ia melihat raut wajah temannya menatapnya bingung. memang tidak biasanya ia begitu, sebab selama ini, bilaa berhubungan dengan game baru, ia pasti yang paling bersemangat.
"ada apa?" tanya Yuto. Semua diam menunggu jawaban Yama.
"tidak. Mm... Aku pulang dulu kalau begitu. Bye semua" kata Yama sambil mengambil tas lalu melangkah pergi.
Di depan gerbang sekolah, Yuto menghampiri Yama yang sedang berjalan.
Yuto sengaja menghampiri Yama sendirian sebab ia ingin bicara 4 mata dengan Yama.
"Yama-chan!!!" teriak Yuto dari kejauhan.
"ada apa lagi? Aku sudah bilang aku tidak bisa" jawab Yama ketus.
Yuto mengerutkan keningnya. Lalu mulai membuka mulut "hey, ada apa dengan mu? kau aneh sekali belakangan ini" kata Yuto lembut.
Yama menggeleng, "tidak ada. Dan aku juga sama seperti dulu, apa mau mu?" kata Yama sambil melangkah pergi, Yuto tetap menyusulnya.
"APAA???" kata Yuto sedikit berteriak. Ia menyadari beberapa mata mulai memperhatikan mereka berdua. Lalu Yuto mulai menurunkan tinggi suaranya.
"apa ini semua karena.... Mmm... Yah, karena... Shida?" Yuto dapat melihat ekspresi kaget di mata Yama. Mungkin memang benar, pikir Yuto.
Yama terlihat sedikit tenang. " apa hubungannya dengan dia? Malah, bukannya kau yang aneh, nuduh orang sembarangan"
sebenarnya pada saat itu Yama sangat menyesali ucapannya, tetapi mau apa lagi, nasi sudah menjadi bubur. Kata-katanya sudah terlanjur keluar dan di dengar oleh sahabat karibnya ini.
"tidak usah menutupi Yama, jelas-jelas aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri!" Yuto mulai kebawa emosi. Sebenarnya ini semua sudah melenceng jauh dari niatnya menghampiri Yama.
Napas Yama tercekat, jangan-jangan...
"lihat apa???" ujar Yama galak, namun hatinya tidak enak
"tidak usah berbohong! Aku melihat kau dengan Shida kencan berdua menonton film blue angel beberapa hari lalu, YAMA! Ku kira kau belum ingin memberi tahuku, tetapi aku salah. Ternyata kau memang TIDAK MAU memberitahu-ku. Apa kau takut aku membocorkan rahasia?"
Yama terdiam, "kau...." kata Yama marah. "sudah! Aku sudah tidak mau berhubungan dengan mu lagi, NAKAJIMA YUTO!!!" lalu Yama berbalik pergi.
"ohh... kalau itu mau mu, aku juga tidak mau punya teman sepertimu, YAMADA RYOSUKE!!"
lalu, terpecahlah pertemanan mereka berdua yang telah dijalani selama bertahun-tahun begitu saja.
BERSAMBUNG....
cerita part 3
"Yuto-kun!!!" panggil Yura dari kejauhan.
"udah nunggu lama ya? Gomen" kata Yura sambil membungkukan badan seperti orang jepang lainnya.
"tidak, aku juga baru datang. Sekarang kita kemana?"
"tadi aku dengar dia mau ke bioskop"
"bioskop??" tanya Yuto. dia jadi inget tadi Yama nanya-nanya soal bioskop.
"ia, dan gak mungkin kan kalau Shida-chan nonton sendirian. Tapi dia gak mau kasih tau siapa orangnya. Kita berangkat yuk"
"oke..."
lalu mereka berjalan, tanpa terasa sudah tiba di gedung bioskop. Yuto melihat sosok Shida disana.
"Yu-chan, mite. itu Shida mirai khan?" tanya Yuto semangat.
Yuto dan Yura memang hobi bermain detektif-detektifan.
"ahh, iya. Dia sendiri? Tapi sepertinya dia sedang menunggu seseorang ya!"
"ahh, iya. Kira-kira dia mau nonton apa ya?"
semua terdiam.
Memang beruntung mereka berdua, tiba-tiba pertanyaan Yuto terjawab dengan segera.
Shida sepertinya menerima telepon. Mungkin orang yang diajak kencan saat itu. Yuto dan Yura dapat mendengar suara Shida dengan baik.
"konnichiwa... Ya, kita nonton film blue angel... Apa??... Ohh iya, yang jam 3... Tempatnya? Di g10... Oke, kutunggu. Cepetan ya... Oke jaa ne." lalu Shida menutup telepon.
Blue angel? Pikir Yura. itu film romantis yang sedang terkenal di kalangan anak muda Tokyo saat ini. Beberapa hari yang lalu ia mengajak Shida nonton juga, tapi katanya ia sudah nonton. Ternyata Shida sudah membohongi dirinya.
"kita nonton juga yuk" ajak Yuto, Yura memandang Yuto bingung.
Tapi akhirnya Yura mengangguk mantap.
"yuk, aku pengen banget nonton itu."
mereka tepat duduk beberapa baris diatas Shida, jadi mereka berdua masih bisa mengamati Shida.
Yuto menatap jam tangannya. Waktu menunjukan 14.25. Tiba-tiba Yuto mendengar suara yang sangat tidak asing lagi baginya.
"Shida-chan..." teriak Yama.
Yuto melirik kearah Shida dan Yama bergantian.
Yama?? Dan Shida??
Yuto melihat Yura yang juga kebingungan seperti dirinya. Ia tidak bermaksud ikut campur urusan Yama, tapi kalau tidak sengaja, mau apa lagi?
"jangan-jangan mereka berdua..." bisik mereka berbarengan.
"tidak.. Tidak mungkin.." kata Yuto membuyarkan pikirannya.
Yura diam saja.
Di saat yang bersamaan...
Shida dan Yama tidak tahu bahwa mereka berdua diikuti oleh Yuto dan Yura. Dengan santainya mereka berjalan sambil bergandengan dan bermesra-mesraan.
Seakan bumi hanya milik mereka berdua. Mereka tidak tahu bahwa sebuah masalah akan segera timbul.
Shida dan Yama memasuki ruangan, baru sedikit orang yang datang. Dan sepertinya, hampir semua yang datang berSama pasangannya.
"Mirai-chan..." kata yama gugup setelah lampu mulai dimatikan.
Pada saat itulah Yuto dan Yura segera ke tempat mereka, saat lampu mulai gelap sehingga Yama dan Shida tidak melihat mereka berdua.
"ada apa, Yama-chan?" tanya Shida, ia melihat Yama mulai memegang tangannya.
Entah kenapa perasaan Yama tiba-tiba tidak baik, seakan akan ada sesuatu yang tidak mengenakan akan terjadi.
Lalu Yama menggeleng pelan, lalu film pun dimulai,,,
beralih ke Yuto dan Yura.
Mereka berdua dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi antara kedua teman baik mereka.
Feeling mereka berkata bahwa Shida dan Yama pasti pacaran. Tetapi masa temannya ini tidak bilang padanya.
Yura melihat yama dan Shida saling berhadapan dengan Yama memegang tangan Shida. Yur menyenggol lengan Yuto.
"lihat mereka" kata Yura.
"astaga!! Mereka mau..." tapi Yuto tidak melajutkan, melihat yama mulai menatap layar di depan kembali.
Entah kenapa tiba-tiba Yuto doki-doki ketika sadar ia menonton film romantis dengan cewe. Apa lagi sama Yura.
Lalu Yuto memainkan tangannya karena gugup.
Film berjalan dengan baik, sama seperti hasil usaha Yura dan Yuto.
Sekarang mereka sedang berapa di sebuah kafe, Yama dan Shida duduk berhadap-hadapan sambil mengobrol dengan ceria, sama halnya dengan Yuto dan Yura.
Kini Yuto dan Yura sedang asyik meminum pesanan mereka berdua sambil ngobrol.
Lalu...
"Yura, boleh nanya sesuatu?" tanya Yuto sambil menatap wajah Yura dalam-dalam.
"apa?" tiba-tiba terdengar lagu romantis di putar. Waktu yang tepat! Pikir Yuto.
"mau jd pacarku?" tanya Yuto gugup
"apa?"
"jangan begitu dong, aku serius suka sama kamu, Yura-chan" kata Yuto, sambil memegang tangan Yura.
Yura diam, terlihat berpikir..
"hmm... Okay. Sebenarnya aku jg lumayan suka sama kamu" kata Yura, tanpa menarik tangannya.
"lalu? kau mau?" tanya Yuto penuh harap.
"menurutmu?"
"mungkin..." Yuto ragu sejenak. "ya????"
"nggak! Gak mau nolak maksudku, hahaha" kata Yura sambil ketawa diikuti oleh tawa Yuto.
Lalu muncullah pasangan baru, yaitu Yuto dan Yura..
Lalu bagaimana dengan Yama dan Shida?
Nah... Yama dan Shida sedang membicarakan teman-temannya. Sebenarnya mereka berdua merasa bersalah karena telah membohongi teman baik mereka.
"sebenernya aku gak enak nh sama Yuto, kau tahu khn kalau dia itu teman baikku" Kata Yama
"watashi mou, Yura wa boku no Shinotomo. Bagaimana kalau kita kasih tau teman kita?"
"nama nya udh bukan backstreet lagi dong, Mirai-chan?"
"demo..." diam. Sebenernya Yama juga ingin sekali memberi tahu Yuto. Tapi, ia takut ketahuan opa Johnny dan sekolah...
"bagaimana nanti saja menunggu waktu yang tepat?" tanya Yama, sebenarnya ia ingin memastikan opa Johnny dulu.
"baiklah... Aku terserah padamu saja, Yama"
sepulang dari kencan, Yama sudah berada di dalam kamarnya, merenung.
Apa yang harus kukatakan pada opa? Pikirnya.
Yama mencoba untuk mengSMS opa Johnny.
*Opa, bisa nanya sesuatu? Mengapa semua anak yang dibawah 19 tahun tidak boleh pacaran opa?*
Mungkin seperti ini aja, oke. SEND
beberapa menit kemudian Yama telah mendapatkan jawabannya.
Ia tertegun, bingung ingin menjawab apa.
*Ada apa Yama? Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau diam-diam punya pacar? Atau sedang suka sama seseorang? Beritahu dulu, baru aku akan memberi alasan.*
Yama mulai berpikir, lalu menemunakan alasan yang tepat.
*Bukan begitu opa, aku hanya penasaran saja. Kebetulan temanku di tempat les punya pacar, lalu ia mengenalkan padaku teman pacarnya. Lalu aku bilang aku blm blh punya pacar. Lalu ia bertanya 'mengapa'. Karena aku tidak tahu alasannya, jadi aku diam saja. Bagaimana menurut opa? Kenapa anak dibawah 19 tahum blm boleh punya pacar?*
Oke... Yama mengetik. Lalu send.
Yama menunggu kurang lebih 15 menit untuk mendapatkan jawaban dari opa Johnny.
*Yama, sebenarnya aku tidak memperbolehkan kalian berpacaran karena kalian masih kecil. Mungkin kalian akan lebih memerhatikan pacar dari pada sekolah, teman, maupun pekerjaan. Aku tidak mau hal itu terjadi pada kalian semua. mungkin kau sudah cukup besar, tetapi bagaimana dengan Ryutarou? Atau adiknya Shintaro? Mereka berdua lebih muda darimu. Salah jalan, semua jadi berantakan. Bagaimana? Sudah mengerti?*
Yama membacanya beberapa kali, lalu menarik napas panjang. Mungkin belum saatnya ia memberitahukan ke opa Johnny dan teman-temannya. Ia takut temannya membocorkan rahasianya.
Lalu Yama mulai membalas pesan dari opa setelah berpikir beberapa lama.
*Mengerti opa.. Dan satu lagi. Misalnya salah satu dari anak didik opa ada yang pacaran, tetapi dia masih di bawah 19 tahun. Apa yang akan opa lakukan?*
Cukup lama waktu senggang. Yama yakin pasti opa bingung untuk menjawabnya. Ia juga merasa tidak enak setelah mengirim pesan tersebut. Jangan-jangan opa mulai penasaran lagi.
Lalu balasan di terima Yama...
*Apa yang akan opa lakukan? Tergantung dulu. Mungkin kalau anak itu penurut, aku hanya memberinya peringatan kecil. Tetapi kalau sudah melewati batas, aku akan mengambil tindakan. Bagaimana?*
Yama terdiam. Tergantung? bagaimana dengan dirinya? Apa yang akan opa lakukan jika ia ketahuan pacaran dengan Shida Mirai? Apa aku akan dikeluarkan dari group Hey!Say!JUMP? Atau lebih parah?
Yama menggelengkan kepala mengusir pikiran negatifnya.
Lalu ia mulai menulis lagi...
*Aku mengerti, opa. Terima kasih banyak.*
BERSAMBUNG.....
cerita part 2
di Horikoshi Gakuen..
"Shida-chan, ada apa? Dari tadi senyum-senyum sendiri??" tanya Yura, teman Shida yang berulang tahun.
"tdk ada, cuma sedang senang aja, Yura-chan. Oh ya, gmn hadiah dariku, suka?"
"emm, hontou ni suki. Arigattou gozaimashita. Aku suka banget, beli dimana?"
"its a secret, Yura. Baguslah kalau kau suka"
pada saat bersamaan di Horikoshi bgn cowo...
"YAMAADDAA RYOSUKE!!!"
"ahh.. Haik, doushita no, Chii?"
"Yama, udh dari tadi aku panggilin, baru connect sekarang. Ngelamun apaan sih? Pacar ya?" goda Chii. Muka Yama berubah merah.
Blm ada yang tau kalau Yama dan Shida backstreet. Sudah dari hari sabtu setelah dari Shibuya hingga sekarang, senin.
"Yama, bantu aku dong" Yama menoleh, melihat Chii yang mulai bekerja lagi. Chii sedang menempel-nempel potongan kertas sehingga menjadi beberapa kalimat. Sedangkan Yuto menggunting dan Dai-chan yg mengukur dan membuat tulisan-tulisan indah. Mereka berempat sedang kerja kelompok, sedangkan Yama sedari tadi hanya bengong.
Yama mulai bantu-bantu. "oh ya Yama, bagaimana saputangannya?" tanya Dai-chan.
"saputangan??"
"iya, katamu saputangan Shida Mirai."
"ahh, oh iya. Bener, itu punya Mirai"
"Mirai? Sejak kapan kamu manggil dia pakai nama nya? Biasanya kamu manggil dia Shida?" tanya Yuto curiga
"ahh.. Eh.. Ngg, hehehe.." Yama gk tau mau ngomong apa.
Semua menatap Yama, tiba-tiba..
"semua sudah selesai kerjanya? Kalau sudah taruh di meja sensei ya!" perintah sensei.
Memang beruntung nasib Yama, kerjaan mereka memang sudah selesai. Yama berdiri "sini, aku saja yang ngumpulin" lalu ia berjalan pergi. Semua hanya diam menatap Yama.
*Tililit.. Tililit.. You've got 1 message from Shida Mirai*
Yama membaca SMS itu, lalu tersenyum kecil, takut temannya tahu kalau dia senyum-senyum sendiri.
Dengan lincah, ia mulai mencet-mencet tombol Hp nya, lalu *send*
Saat itu, Yama dan kawan2 sedang latihan dengan seluruh anggota Hey!Say!JUMP.
"Yama" panggil Yuto.
"nani, Yuto-kun?" tanya Yama.
"Nanti pulang bareng yuk, kita mampir ke toko buku bentar ya. komik favorit kita hari ini terbit loh.."
"pulang latihan? Maaf, aku kayaknya gak bisa deh.. Aku ada janji"
Yuto menatapnya bingung. "janji? Biasanya kamu kalau pulang latihan gk ada janji. biasanya katamu capek kalau abis latihan?" tanya Yuto, Yama terdiam. Sahabatnya yang satu ini memang tahu banyak tentang dirinya, ya memang sih Yuto adalah sahabat terbaiknya sejak kecil. Mereka selalu bagi-bagi rahasia, jadi, gak ada rahasiaan di antara mereka.
Yama blm bisa bilang ke Yuto kalau ia sekarang pacaran sama Shida, apa lagi sangat bahaya kalau opa Johnny tau kalau dia sudah punya pacar.
"sekali lagi gomen Yuto-kun, hari ini aku gak bisa. Gimana kalau kita belinya besok?" tawar Yama.
"hmm.. Besok ya? Oke dehh. Oh ya, kamu kenapa senyum-senyum sendiri tadi?"
"hehehe... Ada deh, aku cuma ngebayangin nanti kalau otoosan dpt hadiah dari ku" asal Yama, sebenernya memang sebentar lagi ayahnya ulang tahun, tapi alasan dia senyum-senyum adalah abis latihan ia mau pergi berdua sama Shida Mirai.
"ohh iya, ya. Ayahmu bentar lagi ulang tahun." kata Yuto sambil ngangguk-ngangguk. Yama hanya tersenyum.
"oke dehh.. Aku ke sana dulu ya. YABUU-KUNN!!" lalu Yuto meninggalkan Yama sendirian.
Usai latihan, Shida menunggu Yama di depan sebuah restoran 'sukisushi'. Sore itu mereka akan makan berdua di restoran tersebut. Yama blm nyampe, katanya ia sedang ada di jalan.
Tiba-tiba Shida bertemu Yura. Yura tidak tahu kalau Shida akan kencan dengan Yama.
"Shida! ima nani shiteru? Nunggu siapa?" tanya Yura.
"loh, ada Yura. Ngg.. Ah.. Aku gk nunggu siapa-siapa" kata Shida panik, takut ketahuan Yura.
"hah? Trus ngapain berdiri di sini? Masuk yuk, aku mau makan nih, laperr.. Hehee"
"ah, nggak usah. Aku udah makan, bentar lagi udah mau pulang kok. Udah dulu ya, jaa Yura.." lalu Shida berjalan pergi.
Yura hanya diam menatap temannya sebentar, lalu masuk ke dalam restoran itu.
Sebenarnya Shida tdk bener2 pulang, ia hanya berjalan melewati beberapa toko lalu diam. Yama mana sih? Untung tadi gak ketahuan Yura, pikir Shida.
Tiba2 Hp Shida bergetar
*1 message from Yama*
Shida membacanya
'Mirai-chan wa doko? Aku udh nyampe, tapi kok gk ada kamu? Aku malah ketemu Yura'
lalu Shida mulai menulis
'haik, Yama-chan. Aku takut ketahuan Yura, jadi gimana? Skrg aku cuma bbrapa toko dari SUKISUSHI doank kok. Aku tunggu di depan restoran OISHI ya'
lalu, send..
'oke deh, chotto ya'
beberapa saat kemudian Yama sudah tiba di tempat Shida.
"kita makan disini aja ya"
"oke with pleasure" kata Shida.
"Yuto!!"
Yuto nengok dan ia melihat Yura sedang memanggil. Yura adalah tetangganya Yuto, walau mereka tidak pernah sekelas, tapi mereka saling kenal dan akrab.
"halo, Yura. Sendirian"
"mm" Yura mengangguk. "ada apa? Kok celingukan sendiri?"
Yuto sedang ngikutin Yama diam2, tapi ia kehilangan Yama. Ia tidak tau kalau Yama sudah keluar dari restoran itu. Yuto tidak ingin Yura tau apa yang ia lakukan, jadi ia sedikit berbohong.
"tadi nyari orang, tapi aku beru inget kalau udah ngebatalin janji."
"ohh.." kata Yura datar
"hey, masih lama disini?" tanya Yuto
"kenapa?"
"abis ini ada janji gak?"
Yura menggeleng. Ia hanya diam menatap Yuto.
"jalan-jalan yuk" ajak Yuto
"apa???" Yura melihat Yuto tersenyum.
Yura hanya diam, siapa tau Yuto hanya becanda. Yuto memang orang yang jail, jadi mungkin aja khn?
"kok diem?"
aku hanya menatapnya dengan pandangan curiga
"ya ampun, Yuchiya-chan. Beneran, jgn curigaan gitu dong" kata Yuto sambil menarik Yuchiya.
Yuchiya hanya pasrah. "oke, mau kemana?"
"ikut saja dulu"
mereka berdua tiba di suatu tempat bernama PHOTO GALERY.
"Yura, kita khn udh lama gak pernah foto aneh-aneh. Nah.. Kita foto-foto yuk"
"good idea, okey dehh"
lalu mereka mulai berfoto-foto ria di dalam studio itu, lalu..
"wah, kalian berdua cocok sekali? Kalian pacaran ya?" kata sang fotografer.
Yura dan Yuto saling bertatapan bingung.
"ee.. Hahahahaha" tawa mereka berdua.
"Kami cuma temenan sejak kecil kok, bkn pacaran" kata Yuto. Yura masih ketawa.
"mm... Tapi mendingan kalian jadian aja. Serasi banget lohh"
"sudahlah pak, oh ya. Fotonya kapan bisa diambil?" tanya Yura.
"besok kembali aja. Kalau kalian berdua jadian, bilang saya ya!"
"hahaha, kenapa harus bilang ke bapak? Lagian kami berdua cuma temenan kok. Jangan mikir aneh2 ya, pak" kata Yuto.
Yura hanya mengangguk setuju.
"oke deh, tapi saya cuma menyarankan kalau kalian berdua jadian aja oke."
lalu fotografer itu menuju suatu ruangan entah ngapain.
"aduh, tuh bapak. Ada2 aja yah Yuto-kun"
Yuto hanya tertawa, mereka berdua berjalan keluar.
"pulang yuk" ajak Yura
"oke, lagian sekarang udh hampir malam"
lalu mereka berjalan pulang sambil mengobrol dengan ceria.
Sudah seminggu setelah kejadian itu. Hasil foto waktu itu benar-benar bagus. Yuto dan Yura bagi dua hasil foto-foto tersebut.
"Dai-chan, sini deh.." ajak Yuto dan Chii
"nani?"
"lihat tuh si Yamada, dia akhir-akhir ini makin aneh deh" kata Chii
"Aneh? Masa?" Daiki mengamati Yama dari kejauhan. "Dia sama aja tuh, gak ada yang berubah. Paling yang beda cuma rambutnya yang udah makin panjang."
"aduh, Dai-chan. Bukan fisiknya, tapi sifatnya yang aneh tau."
"ohh.."
"sekarang juga kalau diajak pergi bareng pasti bilangnya udh ada janji terus. Susah banget deh" kata Yuto.
"masa? Oke, aku coba dehh! Yama-chan!" Dai-chan menghampiri Yama yang sedang sibuk menyatat catatan.
"nani?"
"ntar pulang sekolah main kerumahku yuk" ajak Dai-chan
"gomen, aku gak bisa hari ini" kata Yama.
"doushite? Kamu khn udah lama gak kerumahku."
Yama berpikir sebentar. " aku ada janji sama seseorang"
"sama siapa?" paksa Dai-chan.
"Temen, demo aitsu wa okaasan no tomodachi. Jadi kamu pasti gak kenal"
Dai-chan hanya ngangguk-ngangguk. Bukan ngangguk karena ngerti tetapi setuju dengan ucapan Yuto dan Chii kalau Yama sekarang jadi beda.
KRINNGGG....
Jam pulang sekolah, semua anak berlari meninggalkan kelas,,
tetapi pada saat itu, ke3 teman baik itu sedang mendiskusikan sesuatu.
"bagaimana? Kita jadi ngikutin Yama diam2?" tanya dai-chan pertama kali.
"mm" angguk Chii mantap dan yakin.
"tapi, itu juga khn privasi dia juga. Jangan begitu dong..." bela Yuto
semua terdiam bingung. "bagaimana kalau kita beri Yama waktu seminggu? Kalau dia tetap begitu, rahasia-rahasiaan, baru deh kita bertindak" usul Nakajima Yuto. Dalam hati, mungkin suatu saat Yama pasti mau memberi tahunya, sebab di antara mereka tidak boleh ada yang namanya rahasia.
Chii dan Dai-chan terlihat sedang berpikir.
"oke.." jawab mereka berdua kompak.
*yura calling*
Yuto segera mengangkat teleponnya.
"moshi-mochi, Yura?"
"ima Yuto-kun wa doko?"
"gakuen desu, nande Yura-chan?"
Yuto melirik ke arah teman-temannya dan melihat mereka sedang menatapnya dengan pandangan curiga. Yuto membalikan tubuh
"watashi mou. Yuto-kun, bisa temenin aku gak?"
"haik.. Kemana?"
"begini, akhir-akhir ini Shida-chan jadi aneh. Tiap aku tanya, katanya gak ada apa-apa. Nah, hari ini aku mau ngikutin dia diam-diam. Bagaimana? Mau gak?"
diam sesaat, lalu "oke deh. Aku tunggu di depan gerbang ya." lalu Yuto menutup telepon.
"Yura?" tanya Chii.
"yupp.." angguk Yuto. Lalu mengambil tas dan melangkah pergi. "duluan ya, minna"
BERSAMBUNG....
"Shida-chan, ada apa? Dari tadi senyum-senyum sendiri??" tanya Yura, teman Shida yang berulang tahun.
"tdk ada, cuma sedang senang aja, Yura-chan. Oh ya, gmn hadiah dariku, suka?"
"emm, hontou ni suki. Arigattou gozaimashita. Aku suka banget, beli dimana?"
"its a secret, Yura. Baguslah kalau kau suka"
pada saat bersamaan di Horikoshi bgn cowo...
"YAMAADDAA RYOSUKE!!!"
"ahh.. Haik, doushita no, Chii?"
"Yama, udh dari tadi aku panggilin, baru connect sekarang. Ngelamun apaan sih? Pacar ya?" goda Chii. Muka Yama berubah merah.
Blm ada yang tau kalau Yama dan Shida backstreet. Sudah dari hari sabtu setelah dari Shibuya hingga sekarang, senin.
"Yama, bantu aku dong" Yama menoleh, melihat Chii yang mulai bekerja lagi. Chii sedang menempel-nempel potongan kertas sehingga menjadi beberapa kalimat. Sedangkan Yuto menggunting dan Dai-chan yg mengukur dan membuat tulisan-tulisan indah. Mereka berempat sedang kerja kelompok, sedangkan Yama sedari tadi hanya bengong.
Yama mulai bantu-bantu. "oh ya Yama, bagaimana saputangannya?" tanya Dai-chan.
"saputangan??"
"iya, katamu saputangan Shida Mirai."
"ahh, oh iya. Bener, itu punya Mirai"
"Mirai? Sejak kapan kamu manggil dia pakai nama nya? Biasanya kamu manggil dia Shida?" tanya Yuto curiga
"ahh.. Eh.. Ngg, hehehe.." Yama gk tau mau ngomong apa.
Semua menatap Yama, tiba-tiba..
"semua sudah selesai kerjanya? Kalau sudah taruh di meja sensei ya!" perintah sensei.
Memang beruntung nasib Yama, kerjaan mereka memang sudah selesai. Yama berdiri "sini, aku saja yang ngumpulin" lalu ia berjalan pergi. Semua hanya diam menatap Yama.
*Tililit.. Tililit.. You've got 1 message from Shida Mirai*
Yama membaca SMS itu, lalu tersenyum kecil, takut temannya tahu kalau dia senyum-senyum sendiri.
Dengan lincah, ia mulai mencet-mencet tombol Hp nya, lalu *send*
Saat itu, Yama dan kawan2 sedang latihan dengan seluruh anggota Hey!Say!JUMP.
"Yama" panggil Yuto.
"nani, Yuto-kun?" tanya Yama.
"Nanti pulang bareng yuk, kita mampir ke toko buku bentar ya. komik favorit kita hari ini terbit loh.."
"pulang latihan? Maaf, aku kayaknya gak bisa deh.. Aku ada janji"
Yuto menatapnya bingung. "janji? Biasanya kamu kalau pulang latihan gk ada janji. biasanya katamu capek kalau abis latihan?" tanya Yuto, Yama terdiam. Sahabatnya yang satu ini memang tahu banyak tentang dirinya, ya memang sih Yuto adalah sahabat terbaiknya sejak kecil. Mereka selalu bagi-bagi rahasia, jadi, gak ada rahasiaan di antara mereka.
Yama blm bisa bilang ke Yuto kalau ia sekarang pacaran sama Shida, apa lagi sangat bahaya kalau opa Johnny tau kalau dia sudah punya pacar.
"sekali lagi gomen Yuto-kun, hari ini aku gak bisa. Gimana kalau kita belinya besok?" tawar Yama.
"hmm.. Besok ya? Oke dehh. Oh ya, kamu kenapa senyum-senyum sendiri tadi?"
"hehehe... Ada deh, aku cuma ngebayangin nanti kalau otoosan dpt hadiah dari ku" asal Yama, sebenernya memang sebentar lagi ayahnya ulang tahun, tapi alasan dia senyum-senyum adalah abis latihan ia mau pergi berdua sama Shida Mirai.
"ohh iya, ya. Ayahmu bentar lagi ulang tahun." kata Yuto sambil ngangguk-ngangguk. Yama hanya tersenyum.
"oke dehh.. Aku ke sana dulu ya. YABUU-KUNN!!" lalu Yuto meninggalkan Yama sendirian.
Usai latihan, Shida menunggu Yama di depan sebuah restoran 'sukisushi'. Sore itu mereka akan makan berdua di restoran tersebut. Yama blm nyampe, katanya ia sedang ada di jalan.
Tiba-tiba Shida bertemu Yura. Yura tidak tahu kalau Shida akan kencan dengan Yama.
"Shida! ima nani shiteru? Nunggu siapa?" tanya Yura.
"loh, ada Yura. Ngg.. Ah.. Aku gk nunggu siapa-siapa" kata Shida panik, takut ketahuan Yura.
"hah? Trus ngapain berdiri di sini? Masuk yuk, aku mau makan nih, laperr.. Hehee"
"ah, nggak usah. Aku udah makan, bentar lagi udah mau pulang kok. Udah dulu ya, jaa Yura.." lalu Shida berjalan pergi.
Yura hanya diam menatap temannya sebentar, lalu masuk ke dalam restoran itu.
Sebenarnya Shida tdk bener2 pulang, ia hanya berjalan melewati beberapa toko lalu diam. Yama mana sih? Untung tadi gak ketahuan Yura, pikir Shida.
Tiba2 Hp Shida bergetar
*1 message from Yama*
Shida membacanya
'Mirai-chan wa doko? Aku udh nyampe, tapi kok gk ada kamu? Aku malah ketemu Yura'
lalu Shida mulai menulis
'haik, Yama-chan. Aku takut ketahuan Yura, jadi gimana? Skrg aku cuma bbrapa toko dari SUKISUSHI doank kok. Aku tunggu di depan restoran OISHI ya'
lalu, send..
'oke deh, chotto ya'
beberapa saat kemudian Yama sudah tiba di tempat Shida.
"kita makan disini aja ya"
"oke with pleasure" kata Shida.
"Yuto!!"
Yuto nengok dan ia melihat Yura sedang memanggil. Yura adalah tetangganya Yuto, walau mereka tidak pernah sekelas, tapi mereka saling kenal dan akrab.
"halo, Yura. Sendirian"
"mm" Yura mengangguk. "ada apa? Kok celingukan sendiri?"
Yuto sedang ngikutin Yama diam2, tapi ia kehilangan Yama. Ia tidak tau kalau Yama sudah keluar dari restoran itu. Yuto tidak ingin Yura tau apa yang ia lakukan, jadi ia sedikit berbohong.
"tadi nyari orang, tapi aku beru inget kalau udah ngebatalin janji."
"ohh.." kata Yura datar
"hey, masih lama disini?" tanya Yuto
"kenapa?"
"abis ini ada janji gak?"
Yura menggeleng. Ia hanya diam menatap Yuto.
"jalan-jalan yuk" ajak Yuto
"apa???" Yura melihat Yuto tersenyum.
Yura hanya diam, siapa tau Yuto hanya becanda. Yuto memang orang yang jail, jadi mungkin aja khn?
"kok diem?"
aku hanya menatapnya dengan pandangan curiga
"ya ampun, Yuchiya-chan. Beneran, jgn curigaan gitu dong" kata Yuto sambil menarik Yuchiya.
Yuchiya hanya pasrah. "oke, mau kemana?"
"ikut saja dulu"
mereka berdua tiba di suatu tempat bernama PHOTO GALERY.
"Yura, kita khn udh lama gak pernah foto aneh-aneh. Nah.. Kita foto-foto yuk"
"good idea, okey dehh"
lalu mereka mulai berfoto-foto ria di dalam studio itu, lalu..
"wah, kalian berdua cocok sekali? Kalian pacaran ya?" kata sang fotografer.
Yura dan Yuto saling bertatapan bingung.
"ee.. Hahahahaha" tawa mereka berdua.
"Kami cuma temenan sejak kecil kok, bkn pacaran" kata Yuto. Yura masih ketawa.
"mm... Tapi mendingan kalian jadian aja. Serasi banget lohh"
"sudahlah pak, oh ya. Fotonya kapan bisa diambil?" tanya Yura.
"besok kembali aja. Kalau kalian berdua jadian, bilang saya ya!"
"hahaha, kenapa harus bilang ke bapak? Lagian kami berdua cuma temenan kok. Jangan mikir aneh2 ya, pak" kata Yuto.
Yura hanya mengangguk setuju.
"oke deh, tapi saya cuma menyarankan kalau kalian berdua jadian aja oke."
lalu fotografer itu menuju suatu ruangan entah ngapain.
"aduh, tuh bapak. Ada2 aja yah Yuto-kun"
Yuto hanya tertawa, mereka berdua berjalan keluar.
"pulang yuk" ajak Yura
"oke, lagian sekarang udh hampir malam"
lalu mereka berjalan pulang sambil mengobrol dengan ceria.
Sudah seminggu setelah kejadian itu. Hasil foto waktu itu benar-benar bagus. Yuto dan Yura bagi dua hasil foto-foto tersebut.
"Dai-chan, sini deh.." ajak Yuto dan Chii
"nani?"
"lihat tuh si Yamada, dia akhir-akhir ini makin aneh deh" kata Chii
"Aneh? Masa?" Daiki mengamati Yama dari kejauhan. "Dia sama aja tuh, gak ada yang berubah. Paling yang beda cuma rambutnya yang udah makin panjang."
"aduh, Dai-chan. Bukan fisiknya, tapi sifatnya yang aneh tau."
"ohh.."
"sekarang juga kalau diajak pergi bareng pasti bilangnya udh ada janji terus. Susah banget deh" kata Yuto.
"masa? Oke, aku coba dehh! Yama-chan!" Dai-chan menghampiri Yama yang sedang sibuk menyatat catatan.
"nani?"
"ntar pulang sekolah main kerumahku yuk" ajak Dai-chan
"gomen, aku gak bisa hari ini" kata Yama.
"doushite? Kamu khn udah lama gak kerumahku."
Yama berpikir sebentar. " aku ada janji sama seseorang"
"sama siapa?" paksa Dai-chan.
"Temen, demo aitsu wa okaasan no tomodachi. Jadi kamu pasti gak kenal"
Dai-chan hanya ngangguk-ngangguk. Bukan ngangguk karena ngerti tetapi setuju dengan ucapan Yuto dan Chii kalau Yama sekarang jadi beda.
KRINNGGG....
Jam pulang sekolah, semua anak berlari meninggalkan kelas,,
tetapi pada saat itu, ke3 teman baik itu sedang mendiskusikan sesuatu.
"bagaimana? Kita jadi ngikutin Yama diam2?" tanya dai-chan pertama kali.
"mm" angguk Chii mantap dan yakin.
"tapi, itu juga khn privasi dia juga. Jangan begitu dong..." bela Yuto
semua terdiam bingung. "bagaimana kalau kita beri Yama waktu seminggu? Kalau dia tetap begitu, rahasia-rahasiaan, baru deh kita bertindak" usul Nakajima Yuto. Dalam hati, mungkin suatu saat Yama pasti mau memberi tahunya, sebab di antara mereka tidak boleh ada yang namanya rahasia.
Chii dan Dai-chan terlihat sedang berpikir.
"oke.." jawab mereka berdua kompak.
*yura calling*
Yuto segera mengangkat teleponnya.
"moshi-mochi, Yura?"
"ima Yuto-kun wa doko?"
"gakuen desu, nande Yura-chan?"
Yuto melirik ke arah teman-temannya dan melihat mereka sedang menatapnya dengan pandangan curiga. Yuto membalikan tubuh
"watashi mou. Yuto-kun, bisa temenin aku gak?"
"haik.. Kemana?"
"begini, akhir-akhir ini Shida-chan jadi aneh. Tiap aku tanya, katanya gak ada apa-apa. Nah, hari ini aku mau ngikutin dia diam-diam. Bagaimana? Mau gak?"
diam sesaat, lalu "oke deh. Aku tunggu di depan gerbang ya." lalu Yuto menutup telepon.
"Yura?" tanya Chii.
"yupp.." angguk Yuto. Lalu mengambil tas dan melangkah pergi. "duluan ya, minna"
BERSAMBUNG....
Cerita part 1
Di mulai dari Tokyo,,
ketika Yamajima sedang pergi berduaan ke Shibuya, mereka menemukan sebuah toko kecil di tempat terpencil. Toko tersebut terlihat bagaikan gubuk tua di tengah kota besar. Mungkin karena tidak terlihat menarik, toko itu pun menjadi sepi.
Entah seperti ada kekuatan gaib yang menarik kedua sahabat baik itu, akhirnya mereka mencoba untuk mampir sebentar. Yuto melangkah pertama kali ke dalam toko itu, toko kecil tanpa nama yang tidak begitu menarik. Yama yang pada dasarnya penakut, berjalan tepat di belakang Yuto.
"Kreekk..." suara pintu terdengar ketika Yuto membuka pitu kayu berkarat itu. Debu-debu bertebaran kemana-mana. Kucing kecil mengeong pelan karena kaget.
"okaeri.." kata nenek tua, sang penjaga toko tersebut. Yama mulai menarik-narik baju Yuto. "gomen.. Toko apa ini, nek?" kata Yuto, sambil menarik kembali baju yang Yama tarik.
"Toko sihir ODORON" gumam nenek itu, "Kamu juga bisa diramal jika kamu mau"
Yuto hanya mengangguk tanda mengerti. Yama mulai keluar dari balik Yuto. Mungkin ia penasaran dengan toko yang aneh ini.
"KAMUU.." kata nenek sambil menunjuk Yama. Yama tersentak kaget, bulu kuduknya mulai berdiri. Yama mulai melangkah maju. " ya, nek?" tanya Yama, walau tubuhnya mulai bergetar ketakutan.
"Kamu akan menemukan orang yang berarti dalam hidupmu. Jangan lepaskan orang itu, jangan terlibat pertengkaran dengannya" Yama hanya mengangguk. "Dan Kamu!!" Katanya lagi sambil menunjuk ke arah Yuto.
"jangan mau kau dibohongi oleh orang yang berartimu. Saya tidak tahu siapa orangnya, tetapi berhati-hatilah agar tidak tertipu dengannya." "hmm..." kata Yuto sambil mengangguk.
"terima kasih, Nek. Kami keluar dulu ya" Kata Yuto, lalu membungkukan badan, berbalik dan pergi. Yama juga sama. Nenek itu hanya menatap mereka berdua yang berjalan pergi dan kembali menatap mejanya entah apa yang ia lakukan disana.
oranga yang berarti? Pikir mereka berdua. Selama perjalanan pulang, mereka lebih banyak diam dari pada bicara karena sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"chii... Chinenn..."
"ada apa, Dai-chan?"
"lihat ini, aku menemukan ini!" Dai-chan memperlihatkan sebuah saputangan pink dengan renda-renda di pinggirnya dan sulaman bergambar sebuah bunga mawar.
"kau tahu ini punya siapa, Chii?"
Chinen hanya menggeleng pelan. "tidak. Menurutku ini punya seorang cewe, tetapi sekolah kita khan dipisah cewe dan cowo nya?! Bagaimana ini bisa ada di sekolah bagian cowo? Dimana kamu menemukan ini, Dai-chan?"
"Tepat di depan sana" Dai-chan menunjuk pintu kelas mereka berdua, lalu tiba-tiba muncul Yama yang baru datang.
"Ohayou Chii, Dai-chan.. Yuto belum dtg ya?" kata Yama sambil berjalan ke arah mejanya dan melirik ke arah Chii dan Dai-chan.
Mereka hanya menggeleng pelan, "Hey, kalian sedang melihat apa?" kata Yama, ikutan menatap saputangan aneh itu.
"Ini Yama-chan, kau tahu ini punya siapa?"
kata Dai-chan sambil menunjukan saputangan tersebut. "sepertinya aku tahu!" Yama mengambil saputangan itu.
Sebelum Chii bertanya, tiba-tiba Yuto menepuk bahu mereka bertiga.
"hai semua, seru banget tuu.."
"Hai, Yuto-kun" sahut mereka bertiga bebarengan.
"ini punya siapa, Yama? Duh.. Aku penasaran banget nih!"sahut Dai-chan.
"hey, tunggu? Bagaimana kamu mendapatkan ini? Jangan-jangan kalian berdua diam-diam ke sekolah bgn cewe lalu mencurinya, ya?" tebak Yama sambil cengengesan.
"Enak saja, aku menemukan ini tepat di depan kelas kita. Lalu, ini punya siapa?"
"Shida Mirai" Jawab Yama enteng
"Shida?? Bagaimana bisa disini? Aku yakin dia tidak mungkin pergi ke sini"
diam sejenak, Yuto yang dari awal tidak tahu apa yang terjadi hanya diam menatap ke3 temannya bergantian.
"nah, sekarang siapa yang mau balikin ini ke dia?" tanya Yama. Semua diam, ya memang mereka semua kenal Shida Mirai. Dulu waktu SD dan SMP sekelas dengannya, namun sejak SMA yang sekolahnya di pisah antara cewe dan cowo, mereka sudah jarang sekali bertemu.
"hey, aku saja?! Bagaimana?" memang kebetulan sekali rumah Yama dan Shida searah. Kadang mereka suka pulang bareng kalau salah satu dari mereka tidak ada les, piket, maupun ekskul.
"oke.." sahut Chii dan Dai-chan. Masalah pun tuntas, walau segera timbul masalah baru.
Pulang sekolah, kebetulan hari itu Yama bertemu dengan Shida, Yama mulai menghampiri Shida yang sedang berjalan sendiri.
"Shida-chan, konnichiwa!"
Shida menoleh kebelakang. "Yama-chan.."
"Shida-chan, ini punyamu?"
Shida menatap saputangan itu sebentar lalu mengangguk. "kok bisa ada di kamu?"
"tadi Dai-chan ketemu di depan kelas kami, kok bisa ada di sana, Shii?"
Shida hanya mengangkat bahu, lalu memasukan saputangan kedalam tasnya.
"Arigattou, Yama"
"doita~"
mereka berjalan dalam diam, lalu...
"Yama, sabtu ini kamu ada rencana?"
Yama menggeleng, "ada apa?"
"mau nggak temenin aku ke Shibuya bentar? Temanku sebentar lagi ultah, tidak mungkin kan kalau aku minta dia temenin?"
"mm... Boleh aja"
"makasih Yama, nanti aku tunggu di depan stasiun ya.. Jaa ne"
"jaa.." sahut Yama, lalu ia melihat Shida mulai belok kearah rumahnya, berbalik bentar untuk melambaikan tangan lalu masuk ke dalam.
Yama mulai berjalan lagi. Shibuya,, pikir Yama. Ia teringat ketika terakhir kali ia dan Yuto ke sana.
"Yama.... Gomen ne, udh lama nunggu? Td aku disuruh mama dulu, jd telat"
"gak papa kok. Nah, sekarang mau cari dimana?"
Shida terlihat sedang berpikir, "sana gimana?" lalu berjalan kearah toko klontong, toko Pinka
"okey.." mereka berjalan kedalam. Tiba2 opa Jhonny nelpon, "moshi-moshi? Opa?"
"Yama, sekarang kamu ada dmn?"
"di Shibuya, opa. Nande?"
"Sama Yuto? Dari tadi aku telpon ke Hp nya gak diangkat"
"gomen opa, tapi aku lg gk bareng Yuto."
"hmm.. Oke deh, bentar. Kamu gak bareng Yuto?? Lalu sama siapa?"
diam sejenak, Yama tidak mau bilang kalau lagi sama Shida Mirai karena opa pasti melarangnya. Ia melirik Shida sekilas.
"Sama temen, cuma opa pasti gak kenal. Aku sama temen lamaku sewaktu Sd dulu. Udh ya opa.. Sayonara"
cepat-cepat Yama menutup telepon dari opa Johnny.
"Nande, Yama" tanya Shida yang dari tadi sibuk lihat-lihat barang.
Yama hanya menggeleng pelan.
Setelah menemukan barang yang bagus, Shida sgera membayarnya di kasir.
"Yama-chan, kore.."
Yama hanya menatap coklat pink berbentuk hati dengan beberapa buah strawberry di atasnya itu tanpa mengambilnya.
"hah??"
"ini, Yama. Tanda terima kasih karena telah menemaniku hari ini"
chotto, ima wa jyuuyon. Empatbelas febuari??
"arigattou, tapi.." Yama tidak bisa melanjutkan kalimatnya.
"Yama, aishiteru.." kata Shida
Yama hanya diam seribu bahasa, tidak tahu apa yang harus ia katakan. Sebenarnya diam-diam selama ini ia juga suka dengan Shida, tetapi ia blm yakin dgn perasaannya sendiri, namun sekarang..
"demo, Shida-chan.." diam beberapa saat
"Shida-chan, watashi mou suki anta" diam kembali
"lalu..." tanya Shida penuh harap. Ternyata selama ini ia tidak bertepuk sebelah tangan.
"demo, sekolah kita khn tdk memperbolehkan murid pacaran"
Yama melihat Shida hanya menunduk. Tiba-tiba Yama mempunyai ide
"Shii-chan, bagaimana kalau kita backstreet?"
Shida berpikir sebentar lalu,, "baiklah, mari kita coba" kata Shida sambil tersenyum.
BERSAMBUNG....
Friday, August 13, 2010
Mo Promosi~
Minna~
Aku mo bikin cerita nee,
cerita.na bakalan lumayan pnjang..
klo bisa di baca trus jangan lupa kasih comment ya
^^
ceritanya tu tntang anak HSJ, tapi lebih dominan di Yama ama Yuto
hahahaha *gak jelas*
ntar di situ mereka punya pacar, truss......
baca ada deh, pastinya lbh seru dari pada di ceritain.
klo males ya salah sendiri.. *emang bener khn?*
y udh de, klo gitu..
dozo,, *lohh??*
:) <3>
Tuesday, August 10, 2010
Yuto Birthday
Ima wa Nakajima Yuto no otanjyobi~
XD
just Mo nGucapiN,
xmoga pnjang umur, cehat xlalu, cepet gede.. *lohh??*
dan trakhir..
paling special..
MakiN dI saYang YURA!!
hahahaha...
wkwk
itu sih mw nya Yura.
gene ajah,,
smoga Yuto-kun makin banyak fans nya, trus makin trkenal kayak Yama gitu..
gimana? stuju khn?
*yahh... saingannya Yura makin banyk dun? hikzz.. T.T*
y udh de, bai.. bai..
see u next time
:D
XD
just Mo nGucapiN,
xmoga pnjang umur, cehat xlalu, cepet gede.. *lohh??*
dan trakhir..
paling special..
MakiN dI saYang YURA!!
hahahaha...
wkwk
itu sih mw nya Yura.
gene ajah,,
smoga Yuto-kun makin banyak fans nya, trus makin trkenal kayak Yama gitu..
gimana? stuju khn?
*yahh... saingannya Yura makin banyk dun? hikzz.. T.T*
y udh de, bai.. bai..
see u next time
:D
Subscribe to:
Posts (Atom)