Tuesday, March 29, 2011

Part 20

The last part..

yoshh..
akhirnya tamat juga ni cerita,,
gomen hasilnya jelek banget,,
akhirannya cukup ngawur (banget malah)
ga da hubungannya sama di awal,,
hikss,, TT.TT

~~~

Sesuai yang mereka jadwalkan bersama, akhirnya waktu pembalasan dendam tiba juga. Rencana diadakan tepat 1 minggu setelah mereka berkumpul terakhir kali.

Pada saat menyusun rencana minggu lalu..
Kira menjelaskan semuanya apa yang dikatakan Chii. "Itu hanya orang tua tiri-ku, mereka tidak ingin niichan seperti itu. Mereka telah menganggap kami berdua seperti anak sendiri"
Chinen hanya ngangguk-nangguk entah ia percaya atau tidak. Sebab Chinen masih ragu terhadap Kira.

Kembali ke waktu sekarang, mereka semua sedang berkumpul di suatu tempat yang entah apa namanya. Mereka sedang melakukan pemantapan. Maksudnya sedang mengulang rencana mereka agar tidak gagal nanti. Semua diam mendengar intruksi dari Yama dengan baik. Tanpa mereka semua sadari, dari tadi ada seseorang yang selalu mengamati mereka. Menguping pembicaraan, mengendap-ngendap di belakang, serta sesekali mencatat sesuatu.

Waktu berjalan cukup cepat, tak terasa sudah jam 3 sore, Kira berjalan menuju rumah 'menyeramkan' tersebut.
Kira mengetuk pintu, di bukakannya oleh seseorang yang terlihat rapi dan berkacamata. Terlihat seperti anak pintar, pikir Yama ketika melihat orang tersebut melalui kamera kecil menggunakan baterai yang diam-diam di bawa Kira dengan sengaja.
"Nani shiteru?" tanya orang itu dingin.
Kira diam beberapa saat, lalu menjawab. "niichan ada?". Orang itu mengamati Kira, lalu berjalan masuk. Beberapa saat keluar bersama dengan Kira no niichan.
"nani?" katanya dengan suara berat. Kira menjelaskan sesuatu, lalu pintu dibukakan dan akhirnya Kira masuk.
"bagus!!" kata Yama dari kejauhan.

"Niichan!" katanya sedikit berteriak. Sampai dia sendiri cukup kaget dengan nada suaranya. Niichan hanya mengangkat sebelah alisnya sedikit. Sedikit sekali.
"Niichan! Ayo keluar dari sini! semakin lama aku semakin tak tahan dengan niichan di tempat ini!" suasana diam sesaat, Kira mengeluarkan keringat dinginnya. Lalu suara tawa pun menggelegar dari ruangan tersebut.
"apa maksudmu, dek?" tanya temannya. "ngg, disini tempat orang jahat!" kata Kira ragu. Ciut juga keberaniannya.
"hey! Apa yang kulakukan, itu pilihanku! Apa mau mu ikut campur urusanku?" tanya niichan. "aku hanya mau niichan berubah! Itu saja!" lalu Kira menyerbu niichan, disambut dengan suara tawa.
 "coba lawan ku! Kau sendiri! Aku banyak pendukungnya" niichan melihat temannya mengangguk setuju. Ia menyunggingkan sebuah senyuman sinis.
Di saat Kira bingung, tiba-tiba pintu terbuka. Terlihat Shida, Yuto, Yama, Chinen, Daiki, serta Yuya. Entah Yuya muncul dari mana dan ikut-ikutan mereka berempat. Mungkin ia penasaran dengan cerita dulu, saat Yuto masuk rumah sakit akibat di serang.
Kira kaget, tapi hatinya cukup senang. Setidaknya ia tidak sendiri sekarang.
"aku akan membantu Kira!" teriak Yama. "tidak, tapi kami SEMUA" kata Yuto. Ia tersenyum ke arah Yama. Yama pun mengerti.
"sebelum kalian melawan anak buahku..." kata seseorang dari kejauhan. "lebih baik kalian melawanku!" lalu muncul seorang cowo yang ternyata Shida kenal baik. Sangat baik.
"KEN!!" teriak Shida, ia pun shock berat melihat kenyataan ini. Ia menggerutu tidak jelas.
"Shida! Aku tau mereka semua temanmu! Malah itulah rencana ku. Menghancurkan temanmu, dan terakhir kamu" kata Ken, sambil menunjuk Shida.
"jadi, mereka hanya cukup melawanku. Semua. Kalau aku kalah, niichan temanmu itu akan ku keluarkan dari yakuza" sambil menunjuk ke arah Kira. "kalau kalian kalah, akan aku bunuh kalian semua!" kata Ken melanjutkan.
"kauu... Padahal anata no okaasan sungguh baik! Tapi KAUU!!" Shida diam "pecundang" kata Shida melanjutkan.
"Kau tau okaasan?" tanya Ken. Shida mengangguk. "kau Kenichi kan? Kenichi tetanggaku dulu? sebenarnya aku sudah lupa dengan tampangmu. Tapi aku ingat betul dengan mamamu". "lalu dari mana kau tau?"
"kinou, aku melihat adik KEN dengan mama KENICHI. Dan memanggil wanita itu dengan sebutan OKAASAN! Bagaimana?" tantang Shida, walau sebenarnya dia ketakutan sekali.
Ken memandang tajam kea rah Shida, “terserah apa katamu, aku sama sekali tak peduli!”
Ken segera menyerang teman-teman Shida dengan garang. Yuto terpental kebelakang dengan cepat, ia mengaduh pelan sekali, sangat pelan. Di bantingnya Yama ke lantai, Yama yang di serang secara tiba-tiba, tidak sempat melakukan perlawanan. Chinen hanya dapat berdiri ketakutan, ketika diserang, dengan lincah ia menghindar dengan gaya favoritnya, backflip. Dengan cepat ia menjauh dan mendatangi Yuto yang kesakitan. “Daijyobu, Yuto?” Tanya Chii, Yuto hanya memjawab dengan anggukan pelan.
Chinen pun marah teman-temannya di perlakukan seperti itu. Dengan bantuan Yuya dan Daiki, mereka menyerang Ken yang sedang berdiri menatap Yama dan Yuto satu per satu. Dari belakang, Yuya menyergap Ken, Chii yang di depan, menyerang bagian depan Ken. Dan Dai-chan menghantap kepala Ken dengan keras hingga terluka. Ken mengerang kesakitan.
Shida dan Kira menatap mereka dengan tatapan ngeri.
Melihat ‘bos’-nya diserang seperti itu, anak buah mereka segera menyerang mereka. Dengan cepat, keadaan kembali di menangkan oleh para Yakuza kembali.
Shida ingin membantu, tak tega melihat teman-temannya itu di serang seperti itu. Apa lagi Shida tau teman-temannya itu tidak pandai bertengkar.
Shida mencoba maju ke arah mereka, tapi di tahan oleh Kira yang sedari tadi berdiri di sebelah Shida. Shida menatap Kira bingung. Kira hanya menggeleng pelan, lalu menahan tangan Shida sehingga Shida tidak bisa bergerak.
Kira menyerahkan Shida kepada salah seorang anggota yakuza lain yang hanya diam berdiri. Yakuza itu segera mengikat Shida dengan tali, dan diikatnya di tiang, sehingga Shida tidak bisa kemana-mana.
Shida melihat, Yama, Yuto, Chii, Dai-chan, dan Yuya sudah setengah mati menghadapi mereka yang kuat-kuat dan garang. Mereka semua sudah terluka di sana sini. Hampir tak ada lagi tenaga yang tersisa.
Berkali-kali mereka terus di pukuli, Shida sadar, Yakuza itu tidak bercanda. Mereka benar-benar ingin membunuh teman-temannya, termasuk dirinya. Tak tega ia melihat, Shida hanya sanggup menangis dan berteriak menyuruhnya berhenti.
Di saat semua sedang dalam keadaan ‘kritis’, tiba-tiba pintu terbuka.
Yura berdiri di depan sana, “YAMETE YO!!!” teriaknya. Menghentikan kegiatan mereka untuk beberapa saat saja.
“Rumah ini sudah di kepung! Berhenti menyakiti mereka!” ancam Yura.
Yang lain diam sesaat, lalu tertawa begitu keras.
“Kau pikir kita percaya?” lalu kembali menyerang mereka.
Melihat penyerangan kembali, dengan cepat para polisi masuk ke dalam. Menahan para Yakuza yang sedang melakukan kejahat, beberapa menolong Yuto, Yama, Chinen, Daiki, dan Yuya, dan tidak lupa dengan Shida.
Sebelum semua di bawa pergi, Yura berkata “Pasti kalian lupa dengan keadaan di luar sana? Tepat di depan rumah ini adalah kantor polisi. Dengan mudah aku menghubungi mereka!”

Akhirnya hari penyerangan itu segera berakhir. Kira pun ikut di tangkap, entah karena apa. Tapi sepertinya Kira memang dari awal tidak berniat membantu mereka. Malah ingin menjebak mereka.
Yuya, Yuto, Yama, Daiki, dan Chinen sudah mulai membaik, luka mereka sudah mulai sembuh.
“Bagaimana kau tau kami ada disana?” Tanya Yuto suatu hari.
Yura tersenyum manis, “Kalian pasti tidak sadar, sebenarnya dari awal aku sudah membuntuti kalian. Dari pas kalian membicarakan rencana kalian di hari-hari sebelumnya”
Yuto manggut-manggut mengerti. Pantas saja Yura tau, pikirnya.
“Arigatou” kata semua pada Yura. Kalau tak ada dia, mungkin hidup mereka sekarang sudah berbeda.
Yura mengangguk mantap. “ Arigatou juga sudah mau melawan mereka demi aku”
“ahh… ge er kamu, siapa yang membela?” goda Yuto.
Di jawab Yura dengan meletan. Semua tertawa melihat tingkah sepasang kekasih itu.
Tanpa mereka sadari, di belakang sana, Yama dan Shida sedang bergandengan sambil tertawa menatap Yuto dan Yura.

TAMAT

~~

always, i need your comment..
sankyuu :D

No comments:

Post a Comment