Tuesday, March 29, 2011

Part 19

Kali ini sepertinya lebih panjang dari sebelumnya,,,

~~~

“Kira???” Kata mereka semua serempak.
Kira hanya menatap mereka diam. Apa sih yang dia mau? Tanya Yama dalam hati, ia takut Kira akan menggagalkan mereka kali ini. Apa lagi Kira pernah berencana membuat Chinen dan Yama luka. Yama menatap sinis terhadap Kira.
“apa yang kau mau?” Kata Yama akhirnya, walau pun nada suaranya terdengar sangat dingin. Ia memperhatikan gerak gerik Kira dengan baik. Siapa tau tiba-tiba Kira melakukan sesuatu yang tak disangka-sangka.
Kira menatap Yama balik. “Aku tak marah kalau kau masih curiga terhadap ku, emang waktu itu aku yang salah mau mencelakakan Kamu dan Chii” kata Kira sambil menatap Chii yang sejak tadi menatap Kira. Lalu ia melanjutkan, “tapi kali ini aku sungguh-sungguh. Aku sudah muak dibentak terus oleh Niichan. Terakhir kali ia memukulku saat aku gagal mencelakakan Chii. Lihat ini” Kira memperlihatkan bekas lukanya yang membiru di kaki dan wajahnya. Yang dibagian wajah tertutup oleh rambut sehingga dari awal mereka tak menyadarinya.
Semua menahan nafas, lukanya cukup besar. Terlihat sekali kalau Kira di pukul sangat keras. Lalu Kira mulai melanjutkan, “aku mau niichan di tangkap. Biarkan saja walau dia kakakku satu-satunya. Walau dia satu-satunya keluargaku yang kupunya” kata Kira, saat bicara kalimat terakhir, wajahnya terlihat sangat sedih.
“orang tuamu?” Tanya Yama. Ia mulai penasaran bagaimana kakak Kira bisa ikut menjadi Yakuza.
Kira menunduk mencoba mengingat-ingat. “sewaktu aku kecil, mereka bedua keluar negri selama beberapa hari. Waktu itu aku dan niichan tidak ikut karena kami berdua masih kecil. Yah, lebih tepatnya aku yang masih kecil. Kami berdua ditinggal dirumah, niichan harus menjaga ku. Niichan dari kecil memang sudah bandel, tapi tidak jahat. Lalu beberapa hari setelah mereka pergi, aku sakit demam parah, niichan segera menelpon mereka. Keesokan harinyamereka pulang. Seharusnya merka naik pesawat sore hari, tetapi karena kawatir sama aku, mereka naik yang pagi. Siangnya aku dan niichan dengar pesawat yang dinaiki mereka kecelakan. Selama seminggu tak ada kabar apa-apa. Dan pada akhirnya kami dengar di radio orang-orang yang tewas saat kecelakaan itu” Kira menahan napas sebentar.
“mereka termasuk orang yang tewas” kata Kira akhirnya dengan berat hati. Yuto, Yama, Chii, Dai-chan tak bisa berkata apa-apa. Mereka tak menyangka bahwa keluarga Kira sudah tak ada.
“Niichan sangat shock, aku pun begitu. Tapi kami berdua tak bisa melakukan apa-apa. Niichan mulai stress, sekolahnya jadi tak baik, nilainya terus menurun. Ia juga mulai pulang malam, aku sering sekali sendirian saat itu. Tapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan situasi itu.”
“Lalu selama ini siapa yang mengurus mu?” Tanya Chii akhirnya. “teman ayahku, dia orang baik. Setelah tau ayah dan ibu sudah tak ada, dia yang merawatku. Katanya dia mau membalas budi otousan yang selama ini baik padanya. Dia juga punya seorang anak, lebih tua setahun dari niichan. Sayang dia tak sebaik ayahnya. Padahal ayahnya percaya penuh padanya” kata Shida. Semua diam berpikir.
“lalu, emang dia seperti apa?” Tanya Yuto. “dia bos dari yakuza itu. Nama geng mereka adalah ‘DERION’ dari bahasa inggris yaitu The Lion. Dia yang menyeret niichan dalam dunianya. Niichan yang awalnya senang, mau ikut-ikutan. Dan akhirnya ia semakin galak dan jahat”
“Derion…:” kata Yama mengulang Kira. Tak menyangka segampang itu ia mendapatkan info mereka disaat saat mendesak.
Chii, Yuto, Yama, dan Dai-chan mencoba memastikan apakah Kira beneran atau tidak.
“Oke, akan kuputuskan besok. Apakah kau bisa membantu kami atau tidak, mengerti?”
“oke, aku mengerti. Kuharap kalian bisa menggunakan aku”
Lalu Kira melangkah pergi. “Jadi bagaimana?” Tanya Dai-chan, yang sejak tadi diam saja. “entahlah, aku jadi bingung. Menurutku kau pakai saja dia, Yama. Aku yakin mereka tak akan curiga” kata Yuto memberi saran pada Yama. Yama terlihat sangat berpikir keras.
Yama menatap Yuto pasti. “seperti yang sedang ku pikirkan sekarang, aku punya rencana bagus kali ini” kata Yama sambil tersenyum pada yang lain. Semua menatap Yama penasaran.
“mau tau? Sini semua”. Lalu semuanya segera berkumpul mengelilingi Yama. “jadi begini….” Bisik Yama pelan. Semua mengangguk mengerti.

Kringg… suara Hp Kira berbunyi pagi itu. Siapa sih yang menelpon pagi-pagi begini? Pikir Kira kesal. Ia segera bangun dari kasurnya dan menatap layar Hp nya. *private number calling*
Siapa sih? Udah nggak ada namanya lagi. Huhh, ganggu aja, rutuk Kira pelan. Ia mengangkat telepon itu.
“Ohayou..” sapa orang di seberang sana.
Kira yang awalnya matanya setengah terpejam kini langsung terbuka lebar.
“Yama?” kata Kira memasikan.
“Ya, ini aku. Aku sudah memutuskan kalau kau harus membantu kami. Hitung-hitung sebagai balas dendam ke niichan mu dan kau telah mau mencelakai aku dan Chii." ujar Yama. Dengan cepat Kira menjawab, "hai. Aku setuju. Jadi, kapan akan dilaksanakan? Dan apa saja yang harus kulakukan?" tanya Kira.
"besok siang, datang ke 'Sukisushi' sekitar jam 1an. Nanti aku, Yuto, Chii, Dai-chan, dan Shida akan berkumpul untuk membicarakan kembali ide ini"
"Shida ikut?" tanya Kira penasaran.
"yup, sudah lama dia memang ikut membantu. Tak disangka ternyata ada hubungannya dengan temannya sendiri" kata Yama diseberang sana. Nada sedikit menyindir Kira.
"ohh..." jawab Kira. Oke, memang aku ikut-ikutan, pikir Kira mengakui. "jadi, besok aku harus kesana, bawa sesuatu?" tanya Kira memastikan.
Tak ada jawaban diseberang sana. Sepertinya Yama sedang berpikir. Kira tetap menunggu. Akhirnya Yama menjawab, Kira menjadi lega.
"terserah. Mungkin kau bisa membawa buku dan alat tulis untuk mencatat agar tak lupa apa yang harus kamu lakukan nanti..." kata Yama, "oia, besok ada beberapa hal yang akan kami tanyakan untuk memperjelas informasi. Kau tak keberatan kan?"
"tidak, tidak sama sekali. Oke, terima kasih banyak Yama"
"doita." lalu Yama memutuskan sambungan.
Kira menatap teleponnya. "ASTAGA!! Aku lupa menanyakan bagaimana dia tau nomor Hp-ku" pekik Kira pelan. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

Yama menatap langit-langit kamarnya. Dasar nyusahin, pikir dia. Lalu melempar Hp nya ke atas kasur.
Dia mencoba mengingat-ingat percakapannya dengan Shida malam sebelumnya.

Malam itu udara cukup kencang, Yama dan Shida berduaan di taman dekat rumah.
"jadi tadi siang Kira menemuimu?" kata Shida kaget. Dilihat nya Yama mengangguk pelan. Baru saja Yama menceritakan tentang munculnya Kira yang tak di duga-duga itu.
Shida diam menatap Yama. "lalu kau mau memakai dia?" tanya Shida.
Yama mengangkat bahu. "entahlah, aku juga bingung. Sebenarnya aku mau saja memakai dia, apa lagi aku yakin para yakuza sama sekali tak akan curiga, tapi yang ku takutkan dia malah berbalik menyerang kita. Menurutmu bagaimana Shida-chan?" tanya Yama balik.
"menurutku Kira tak akan begitu" jawab Shida, ia memandang Yama dalam-dalam.
Yama tidak tau bahwa Shida melihat dia seperti itu, ia hanya diam memandang lurus.
Fiuhhh,,, Yama menghela napas. Otaknya sedang dipenuhi rencana.
"ya sudah deh, besok kita kumpul saja di 'Sukisushi', bagaimana?" tanya Yama, lalu menghadap ke arah Shida. Shida yang kaget langsung memalingkan mukanya malu.
"terserah dehh" kata Shida pelan.
"ntar kamu yang kasih tau Kira ya" kata Yama sedikit memohon. "hah? Watashi?" kata Shida kaget. "kenapa harus aku?"
"ayolah Shida, bantu aku. Aku kan gak gitu kenal dia, apalagi dia itu teman baikmu" kata Yama memohon. Ia membuat wajah nya menjadi lucu.
Shida tersenyum kecil, "jangan begitu deh. Gak apa-apalah. Nih aku kasih nomornya" kata Shida, lalu ia menarik Hp Yama yang sejak tadi Yama pegang. Shida memasukan nomor Hp Kira.
Yama hanya tersenyum kecut. "Shida pelit" kata Yama sambil melet.
Shida langsung nengok. "apa? Coba ulang?" kata Shida sambil bangkit berdiri berjalan mendekati Yama.
"pelit.. Pelit.." kata Yama, lalu dia tertawa keras.
"ohh gitu. Awas ya" lalu Shida mengejar Yama, Yama segera kabur.
Akhirnya selama beberapa menit, mereka main kejar-kejaran hingga capek.

Tokk.. Tokk.. Tokk... *suara ketukan pintu*
Yama kebali ke alamnya, menghilangkan bayangannya barusan.
"dare desuka?" tanya Yama dari dalam.
"Yama, udah bangun?" tanya seorang cewe di luarnya.
"mika-chan, doushitano?" tanya Yama. Jangan-jangan ada maunya nih, tumben nyari pagi-pagi. Pikir Yama.
"Yama, ntar siang temenin aku belanja ya. Buat ultah temenku. Dia cowo. Aku kan gak tau apa yang cowo suka, yaa..." kata Mika memohon.
Tuh kan, "hai.. Tapi jangan lama-lama ya" kata Yama dari dalam.
"okke. Sankyuu.. Chu chu" kata Mika lalu berjalan pergi.
Dasar tuh anak, pagi-pagi udah ngerepotin aja. Pikir Yama. Ia menggeleng kepala pelan.

Sementara itu, Yuto sedang sibuk menelpon Chinen dan Dai-chan untuk mengabarkan bahwa besok harus bertemu di Sukisushi.
"ayolah Chii, angkat dong Hp mu.." kata Yuto pada Hp nya sendiri. Sudah sejak tadi Yuto mencoba menelpon Chii tapi sampai saat ini belum di angkat juga. Ia melihat jam dikamarnya. Sudah jam 10. Masa Chii belum bangun juga? Pikir Yuto. Ia menggaruk-garuk kepalanya pusing.
Ia mencoba menelpon lagi.. Dan belum juga diangkat.
"Chii!! Kamu masih hidup kan?" katanya pada diri sendiri.
Yuto berjalan mondar mandir di dalam kamar, sekarang ia mencoba menelpon Dai-chan. *tutt.. Tutt.. Tutt...* nada sambung masih terdengar, Dai-chan belum juga mengangkat, Yuto semakin pusing. *tulalit.. Tulalit..*
"AHHH....." teriak Yuto dari dalam kamar, lalu ia melempar Hp nya ke atas meja belajar.
Tiba-tiba pintu terbuka dan muncul sebuah kepala. "niichan, doushita no?"
"Raiya!! Ada apa masuk?" tanya Yuto balik.
"niichan! Kan aku tanya duluan, kenapa balik nanya??" kata Raiya ga mau kalah.
"iie, dasar adik bandel. Sekarang kamu kenapa?"
"dari tadi aku denger Niichan marah-marah sendiri didalam kamar. Kirain kenapa, manggil nama Chii-niichan sama Dai-niichan"
"aaa, masa mereka ga angkat teleponku? Padahal udah bolak-balik ditelepon" kata Yuto, lalu ia duduk di atas kasur.
"kalau ga bisa telepon, kenapa ga SMS aja? Ntar juga mereka tau" kata Raiya.
Yuto segera berdiri. "ahhh... Pintar kamu. Kenapa ga kepikiran dari tadi ya? hahaha" kata Yuto lalu mulai ngetik SMS. "Niichan payah ahh, wee.." kata Raiya sambil meletin kakaknya itu, lalu kabur. Yuto tidak peduli, ia cuma mencibir lalu mulai menulis.
Dan *send*

saat itu juga, dikamar Chii.
Chii sedang kedatangan tamu dikamar, lebih tepatnya ada Dai-chan disana. Mereka berdua asyik bicara sehingga tidak sadar bahwa Hpnya sejak tadi bergetar. Mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting.
"ahh ia Chii. Aku sama sekali tak sadar dia bicara begitu" kata Daiki menanggapi.
"jadi menurutmu, mana yang benar?" tanya Chii. Dai-chan hanya mengangkat bahu.
"ini penting, apakah aku harus bilang ke yang lain juga tentang ini?" "menurutku kamu harus bilang, Chii. Mungkin aja yang lain tidak sadar."
sebenarnya mereka sedang membicarakan Kira. Chii menemukan ada yang janggal dengan Kira.
Waktu itu Kira pernah bilang bahwa niichannya pernah dikurung sama orangtuanya, tetapi saat mereka terakhir bertemu, Kira bilang bahwa orangtuanya telah meninggal saat kecelakaan. Jadi mana yang benar dari cerita Kira? Itulah yang sedang merek perdebatkan sejak tadi jam 9 hingga sekarang, makanya mereka berdua tidak mendengar Telepon Yuto.
"lalu kapan aku kasih tau?" tanya Chii polos. Dai-chan menjitak kepala Chii. "kok nanya? Ya secepatnya lahh. Apa mau nunggu tahun depan?" Chii baru saja buka mulut mau menjawab, tiba-tiba Chii sadar dari tadi Hp nya kedap-kedip apa panggilan. Chii menghampiri Hp nya yang tergeletak diatas Tv. "dari Yuto" kata Chii.
Setelah Chii membaca SMS dari Yuto, ia ketawa beberapa lama hingga Daiki yang melihatnya bingung sendiri.
"lihat Hp mu Dai-chan, ternyata sejak tadi Yuto berusaha menghubungi kita"
lalu Dai-chan, ia langsung kaget pas liet ada 20 miscall dari Yuto dan 1 sms.

BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment